Untuk beberapa benda khusus menyerupai partikel titik, batang homogen, silinder, dan bola pejal, momen inersia sanggup ditentukan dengan rumus tertentu. Pada kesempatan ini Edutafsi akan membahas rumus momen inersia dari beberapa benda khusus.
A. Benda Berupa Titik
Untuk massa berupa titik atau sistem massa yang terdiri dari beberapa titik dan terhubung oleh tali atau batang yang massanya diabaikan menyerupai yang terlihat pada gambar di bawah ini, berlaku :
I = ∑m.R2 = m1.R12 + m2.R22 + m3.R32 |
B. Batang Homogen
Batang homogen yaitu batang yang massanya tersebar merata sehingga sentra massanya berada di tengah. Untuk batang homogen, maka akan terperinci terlihat bahwa terdapat efek letak sumbu putar terhadap momen inersia.
#1 Poros di Pusat
#2 Poros di salah satu ujung
#3 Poros bergeser
Panjang pergeseran yang dimaksud di atas yaitu seberapa jauh sumbu putarnya digeser contohnya dari sentra digeser ke kanan sejauh ¼l .
#1 Poros di Pusat
Jika sumbu putar berada di titik sentra massanya maka berlaku :
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
I = 1⁄12 m.l2 |
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
l = panjang batang (m)
m = massa (kg). Jika sumbu putar berada pada salah satu ujung batang, maka :
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
I = ⅓ m.l 2 |
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
l = panjang batang (m)
m = massa (kg) Jika sumbu putar atau porosnya berada di sembarang daerah (tidak di ujung atau di pusat), maka momen inersia sanggup dihitung dengan rumus berikut :
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
I = 1⁄12 m.l2 + m.(k.l)2 |
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
l = panjang batang (m)
k.l = panjang pergeseran (m)
m = massa (kg)k.l = panjang pergeseran (m)
Panjang pergeseran yang dimaksud di atas yaitu seberapa jauh sumbu putarnya digeser contohnya dari sentra digeser ke kanan sejauh ¼l .
C. Benda Berbentuk Silinder
#1 Silinder Pejal
#2 Silinder Tipis Berongga
#3 Silinder Berongga Tidak Tipis
Untuk benda yang berbentuk silinder pejal menyerupai katrol atau roda tertentu, maka momen inersianya sanggup dihitung dengan rumus berikut :
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
I = ½ m.R2 |
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari silinder (m)
m = massa (kg). Untuk silinder tipis berongga menyerupai cincin tipis maka momen inersianya sanggup dihitung dengan rumus berikut:
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
I = m.R2 |
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari silinder (m)
m = massa (kg) Silinder berongga tidak tipis merupakan silinder yang mempunyai jari-jari dalam dan jari-jari luar. Untuk benda menyerupai ini maka berlaku :
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R1 = jari-jari dalam silinder (m)
R2 = jari-jari luar silinder (m)
m = massa (kg).
I = ½ m (R12 + R22) |
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R1 = jari-jari dalam silinder (m)
R2 = jari-jari luar silinder (m)
m = massa (kg).
D. Benda Berbentuk Bola
#1 Bola Pejal
#2 Bola Berongga
Jika benda berbentuk bola peal, maka momen inersianya sanggup dihitung dengan rumus berikut :
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
I = ⅖ m.R2 |
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari bola (m)
m = massa (kg) Untuk bola berongga berlaku :
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
Demikianlah pembahasan singkat mengenai rumus momen inersia beberapa benda khusus. Jika artikel yag anda baca bermanfaat, silahkan bagikan kepada sobat anda melalui tombol share di bawah ini.
I = ⅔ m.R2 |
Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari bola (m)
m = massa (kg).Demikianlah pembahasan singkat mengenai rumus momen inersia beberapa benda khusus. Jika artikel yag anda baca bermanfaat, silahkan bagikan kepada sobat anda melalui tombol share di bawah ini.