Visualisasi Proses Penyusunan Protein - Para ilmuwan dari University of Montreal telah membuatkan pendekatan gres untuk memvisualisasikan bagaimana protein sanggup tersusun. Hasil penelitian tersebut dimuat di Nature Structural and Molecular Biology pada tanggal 10 Juni. Studi ini sanggup membantu pemahaman kita mengenai penyakit menyerupai Alzheimer dan Parkinson, yang merupakan akhir dari kesalahan dalam penyusunan protein.
“Untuk bertahan hidup, semua makhluk, dari kuman sampai manusia, memakai protein “nanomachines” (mesin nanopartikel) yang terbuat dari ribuan atom,” berdasarkan penulis senior dari studi tersebut, Prof Stephen Michnick dari departemen biokimia di University of Montreal. “Misalnya, dalam sinus kita, ada reseptor protein kompleks yang akan aktif dengan adanya keberadaan molekul-molekul bacin yang berbeda. Beberapa aroma tersebut memperingatkan kita mengenai ancaman atau juga sanggup memberitahu kita asal sumber makanan”. “Protein terdiri dari rantai linier asam amino panjang, yang telah berevolusi selama jutaan tahun dan tersusun dengan sendirinya secara cepat (kebanyakan dalam waktu seperseribu detik) sehingga menjadi “mesin nano yang” sanggup bekerja secara fungsional. “Salah satu tantangan utama bagi hebat biokimia yaitu untuk memahami bagaimana rantai linear tersusun ke dalam struktur yang benar,” kata Michnick.
“Untuk memahami bagaimana protein berubah dari rantai linier menjadi struktur dengan susunan yang unik, kita perlu menangkap bentuk visualisasinya pada setiap tahap perakitan,” kata Dr Alexis Vallee-Belisle, penulis pertama dari studi tersebut. “Masalahnya adalah, setiap tahap perubahan terjadi sekilas dan dalam jangka waktu yang sangat pendek, serta belum ada teknik yang tersedia, yang memungkinkan kita untuk mendapat informasi struktural secara sempurna tepat pada tiap tahapan tersebut.
Kami telah membuatkan sebuah taktik untuk memantau perakitan protein dengan mengintegrasikan fluorescent probe (protein penanda yang berpendar) di seluruh rantai linier protein sehingga kita sanggup mendeteksi struktur dari tiap tahap perakitan protein, langkah demi langkah sampai menjadi struktur paling akhir”.
Proses perakitan protein bukan merupakan suatu akhir, alasannya yaitu protein sanggup berubah melalui modifikasi kimia atau seiring bertambahnya usia, sehingga mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda. “Dengan memahami bagaimana suatu protein bermetamorfosis protein lainnya, merupakan suatu langkah awala dalam memahami dan merancang mesin nano protein untuk bioteknologi menyerupai sintesis obat, sensor diagnostik medis dan lingkungan,” kata Vallee-Belisle.
Penelitian ini didukung oleh Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada dan Le fond de recherché du Québec, Nature et Technologie.
Referensi Jurnal :
Alexis Vallée-Bélisle, Stephen W Michnick. Visualizing transient protein-folding intermediates by tryptophan-scanning mutagenesis. Nature Structural & Molecular Biology, 2012; DOI: 10.1038/nsmb.2322.
Artikel ini merupakan terjemahan goresan pena ulang berdasarkan dari materi yang disediakan oleh Université de Montréal, via AlphaGalileo dan ScienceDaily. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.