Pestisida Menyebabkan Lebah Madu Menjadi ‘Pilih-Pilih Makanan’ - Ahli biologi di UC San Diego telah menemukan bahwa proteksi takaran kecil pestisida yang biasa dipakai dalam pertanian ternyata menciptakan lebah madu menjadi “picky eater” (pilih-pilih makanan) dan mempengaruhi kemampuanya untuk mengajak teman-temannya menuju sumber kuliner yang cantik lainnya.
Hasil eksperimen mereka, dimuat secara rinci dalam topik mingguan Journal of Experimental Biology, mempunyai implikasi bagaimana pestisida seharusnya diterapkan pada flora penyerbukannya dibantu oleh lebah dan menjelaskan salah satu penyebab utama, yang diduga menjadi penyebab penurunan koloni lebah madu.
Sejak tahun 2006, peternak lebah di Amerika Utara dan Eropa telah kehilangan sekitar sepertiga dari koloni lebah yang mereka kelola setiap tahunnya alasannya “gangguan runtuhnya koloni”. Sementara penyebab pastinya belum diketahui, peneliti percaya bahwa pestisida telah memperlihatkan donasi terhadap penurunan ini. Satu kelompok pestisida tanaman, yang disebut neonicotinoid, telah menjadi perhatian khusus dari peternak lebah dan peneliti.
Ahli biologi UC San Diego memfokuskan penelitian mereka pada neonicotinoid tertentu yang dikenal sebagai imidakloprid, yang telah dihentikan untuk dipakai pada flora tertentu di beberapa negara Eropa dan sedang diteliti secara intensif di Amerika Serikat.
Penurunan koloni lebah madu secara global semenjak tahun 2006 merupakan hasil dari penggunaan pestisida imidakloprid. (Foto: © Elenathewise / Fotolia). |
Menurut James Nieh, seorang profesor biologi di UC San Diego, pestisida ini pada tahun 2006, merupakan pestisida urutan keenam yang paling umum dipakai di California dan dijual untuk keperluan kebun pertanian dan rumah.
Dua jago biologi menemukan dalam percobaan mereka bahwa lebah madu yang diberi perlakuan dengan takaran kecil tunggal imidakloprid (sebanding dengan apa yang akan mereka terima dalam nektar yang mengandung imidakloprid ), menciptakan lebah menjadi pilih-pilih terhadap makanannya.
Dengan kata lain, lebah lebih suka hanya memakan nektar manis dan menolak yang kurang manis, padahal normalnya keduanya biasa mereka makan. Disamping itu, lebah biasanya mengajak teman-temannya untuk menuju sumber kuliner yang cantik dengan melaksanakan “tarian goyangan”, sementara lebah yang diberi perlakuan pestisida kurang untuk melaksanakan tarian tersebut.
Kedua peneliti memperlihatkan bahwa lebah madu yang lebih menentukan kuliner sangat manis sanggup secara dramatis mengurangi jumlah kuliner yang diperoleh untuk dibawa kembali ke koloni. Pengurangan lebih lanjut pada penyimpanan kuliner mereka, sanggup terjadi saat lebah tidak lagi berkomunikasi dengan teman-temannya mengenai lokasi sumber makanan. Menurut James Nieh, paparan jumlah pestisida yang sebelumnya dianggap aman, ternyata secara negatif sanggup mempengaruhi kesehatan koloni lebah madu.
Untuk menguji bagaimana preferensi sumber manis berubah alasannya imidakloprid, para ilmuwan memperlakukan lebah sedemikian rupa sehingga hanya kepalanya saja yang bisa bergerak. Dengan merangsang antena lebah memakai air gula, peneliti sanggup menentukan seberapa konsentrasi air gula yang cukup untuk makanannya. Para peneliti memberi perlakuan air gula pada lebah uji dengan dengan konsentrasi 0 % hingga 50 %. Pemberian perlakuan dilakukan dengan cara menyentuh antena masing-masing lebah untuk melihat apakah lebah menjulurkan kepingan mulutnya. Lebah yang diberi perlakuan dengan imidakloprid kurang “bersedia” untuk diberi makan dengan konsentrasi air gula rendah daripada yang tidak diberi imidakloprid.
Dengan memakai beberapa tingkat kadar gula mulai dari 0% – 50%, peneliti menyentuh antena masing-masing lebah untuk melihat apakah lebah memanjangkan mulutnya. (Foto: Daren Eiri). |
Para jago biologi juga mengamati bagaimana pestisida mempengaruhi sistem komunikasi lebah. Lebah berkomunikasi satu sama lain mengenai lokasi sumber kuliner dengan melaksanakan tarian “goyangan”. Jumlah goyangan dilakukan untuk memperlihatkan adanya daya tarik sumber kuliner dan bekerjasama dengan jumlah temannya yang diajak ke kuliner tersebut.
“Hebatnya lebah yang diberi pestisida, mengurangi jumlah tarian “goyangan” mereka antara empat kali lipat dan sepuluh kali lipat,” kata Eiri. “Dan dalam beberapa kasus, lebah-lebah yang terkena pestisida berhenti menari sepenuhnya.”
Kedua ilmuwan mengatakan, inovasi mereka tidak hanya mempunyai implikasi bagaimana pestisida seharusnya diterapkan dan dipakai pada flora yang penyerbukannya dibantu oleh lebah, tetapi juga menyediakan alat kimia embel-embel yang sanggup dipakai oleh peneliti lain untuk mempelajari kontrol saraf sikap lebah madu.
Studi ini dibiayai oleh North American Pollinator Protection Campaign dan National Science Foundation.
Referensi Jurnal :
D. M. Eiri, J. C. Nieh. A nicotinic acetylcholine receptor agonist affects honey bee sucrose responsiveness and decreases waggle dancing. Journal of Experimental Biology, 2012; 215 (12): 2022 DOI: 10.1242/jeb.068718.
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang dari bahan yang disediakan oleh University of California – San Diego, via Science Daily. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.