Mengapa Sentuhan Tangan Dapat Mempengaruhi Emosi Orang Lain? - Sangatlah terang bahwa sentuhan dan emosi mempunyai keterkaitan yang erat. Sentuhan tangan sanggup memicu kegembiraan, kenyamanan atau penolakan, semuanya tergantung pada siapa yang memperlihatkan sentuhan dan kapan sentuhan itu diberikan.
Penelitian gres memperlihatkan bahwa relasi emosional muncul semenjak otak memproses sentuhan sosial.
Dengan memakai pemindai otak untuk memantau jawaban dan respon dari laki-laki heteroseksual, tim peneliti mengamati bagaimana pria-pria tersebut merespon saat mereka percaya bahwa kaki mereka telah diberi belaian sensual dari seorang perempuan yang menarik versus laki-laki maskulin.
Mereka menemukan bahwa korteks somatosensori primer (daerah di otak yang merespon terhadap sentuhan fisik), “lebih menanggapi” sentuhan perempuan daripada sentuhan pria.
Seorang laki-laki sedang memegang tangan seorang anak. (Foto: shutterstock.com) |
Akan tetapi perbedaan tersebut bukan berasal dari sentuhan perempuan atau laki-laki yang sesungguhnya. Para pria, yang berbaring di pemindai function magnetic resonance imaging (fMRI) tersebut hanya diberi tontonan video yang menciptakan mereka percaya bahwa salah satu kaki mereka telah disentuh oleh seorang laki-laki atau wanita. (pemindai fMRI mendeteksi perubahan dalam aliran darah di otak).
Para laki-laki juga melaporkan bahwa persepsi sentuhan perempuan yang mereka terima dianggap menyenangkan, sementara mereka ingin menghindari persepsi sentuhan dari laki-laki.
“Kami memperlihatkan untuk pertama kalinya bahwa korteks somatosensori primer juga sensitif terhadap makna sosial dari sentuhan,” kata peneliti Michael Spezio, seorang tangan kanan profesor psikologi di Scripps College. “Secara umum kita berpikir bahwa ada jalur otak yang terpisah untuk bagaimana kita memproses aspek fisik dari sentuhan pada kulit dan untuk bagaimana kita menafsirkan sentuhan yang emosional, dimana kita merasakannya sebagai sesuatu yang menyenangkan, tidak menyenangkan, yang diinginkan, atau menjijikkan. Penelitian kami justru memperlihatkan sebaliknya, dimana emosi terlibat pada tahap utama sentuhan sosial. ”
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi sosial yang terkait dengan sentuhan mengubah persepsi kita ihwal sensasi fisik.
“Pada otak kita, tidak ada yang benar-benar objektif,” kata Christian Keysers, seorang peneliti dari Universitas Groningen di Belanda. ”Persepsi kita secara mendalam dibuat oleh bagaimana perasaan kita ihwal hal-hal yang kita rasakan.”
Hasil penelitian ini diterbitkan secara online pada tanggal 4 Juni 2012 dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences.
Referensi Jurnal :
Valeria Gazzola, Michael L. Spezio, Joset A. Etzel, Fulvia Castelli, Ralph Adolphs, and Christian Keysers. Primary somatosensory cortex discriminates affective significance in social touch. Proceedings of the National Academy of Sciences, June 4, 2012 DOI: 10.1073/pnas.1113211109
Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh Live Science (10 Juni 2012). Naskah Aslinya ditulis oleh Wynne Parry, Penulis Senior LiveScience. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.