Artikel dan Makalah ihwal Sejarah Kebangkitan Bangsa Cina, Gerakan, Tokoh, Latar Belakang, Tujuan, Akibat - Kebangkitan nasionalisme Cina dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu penguasa Manchu yang dianggap sebagai dinasti abnormal lantaran bukan keturunan bangsa Cina dan perluasan bangsa-bangsa barat ke Cina. Pada awalnya Cina merupakan pemerintahan yang menerapkan politik isolasi. Cina memandang dirinya sebagai negara yang lebih maju dan memandang bangsa lain belum beradab. Inggrislah yang pertama membuka Cina bagi orang asing. Sejak tahun 1800 Inggris menyelundupkan candu ke Cina, yang menjadikan rakyat Cina terutama pemudanya menjadi korban ketagihan candu; dari sini Inggris mendapat laba yang besar. Untuk menuntaskan duduk kasus tersebut, maka Kaisar Tao Kuang (1820-1850) mengangkat seorang komisaris tinggi yaitu Lin Tse Hsu pada tahun 1839 untuk memberantas dan menentang perdagangan candu yang sangat meresahkan. Setelah pengangkatan tersebut, dengan cepat ia segera mengeluarkan keputusan dan memerintahkan semoga candu diberantas. Hal ini ternyata menjadikan kemarahan bagi Inggris yang merasa dirugikan dengan pembakaran candu oleh Kaisar Cina. Sejak tahun 1839–1842 terjadilah Perang Candu. Dalam perang ini Cina menderita kekalahan. Akibatnya Cina harus menandatangani Perjanjian Nanking (1842) yang isinya, lima pelabuhan Cina dibuka untuk bangsa asing, Inggris mendapat Hongkong, dan mendapat hak ekstrateritorial. (Baca juga : Sejarah Kebangkitan Bangsa Asia dan Afrika)
Setelah Perang Candu, muncullah pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Tani yang dikenal dengan pemberontakan Tai Ping Tai Ping Rebellion)(1850–1864). Pemimpin Gerakan Tai Ping ialah Hung Siu Cwan yang mengangkat dirinya sebagai Tai Ping Tin Kuo yang berarti kerajaan nirwana dan tenang abadi. Pemberontakan ini muncul disebabkan oleh pemerintah Dinasti Manchu dianggap lemah terhadap bangsa asing, kemiskinan yang diderita rakyat semakin parah, cita-cita rakyat untuk membangun masyarakat gres yang bahagia. Pemberontakan ini merupakan pemberontakan sosial yang orisinil dari bangsa Cina tanpa mendapat imbas Barat. Pemberontakan ini sanggup dipadamkan.
Pada tahun 1894–1895 Cina terlibat perang dengan Jepang, yang berakhir dengan kekalahan Cina dan harus menyerahkan Pulau Formosa (Taiwan) kepada Jepang.
Pemberontakan Tai Ping mempunyai 3 arti yaitu:
- Tai Ping merupakan pemberontakan sosial yang menginginkan pemerintahan yang sanggup memperhatikan kepentingan rakyat.
- Tai Ping merupakan pemberontakan nasional yang menghendaki pemerintahan yang dipimpin nasional yang menghendaki pemerintahan yang dipimpin oleh bangsa Cina sendiri.
- Tai Ping merupakan gerakan sosialis komunis yang lalu menjadi teladan bagi gerakan Kung Chang Tang (Partai Komunis Cina) dipimpin Mao Tse Tung.
Akibat kekalahan itu, kekuasaan bangsa abnormal semakin besar sehingga menjadikan perilaku benci terhadap bangsa asing. Di Cina Utara muncul gerakan Tinju Keadilan. Bangsa Barat menyebutnya kelompok Boxer, lantaran para anggota merupakan jago beladiri. Pemberontakan Boxer meletus tahun 1900-1901. Dalam pemberontakan ini Ratu Tse Sji (Kaisar resmi Cina) dan jenderalnya, Yuan Shih Kay ikut terlibat. Tetapi alhasil pemberontakan ini sanggup dipadamkan oleh pasukan adonan bangsa-bangsa abnormal di bawah pimpinan Jenderal Von Walderee.
Akibatnya, kota Peking di kuasai bangsa-bangsa abnormal dan Cina diharuskan mengganti biaya kerugian perang sebesar 738.000.000 dolar, yang tertuang dalam perjanjian Boxer Protokol. Masuknya bangsa abnormal juga membawa paham-paham Barat ke Cina. Hal ini yang mendorong munculnya kaum terpelajar, mereka berpikir bagaimana caranya untuk bangun menyelamatkan negerinya. Seorang tokohnya yaitu Dr. Sun Yat Sen (1866– 1925), pada bulan Oktober 1911 mendirikan Kuo Min Tang (Partai Nasionalis Cina) yang berpusat di Cina Selatan. Partai ini oleh pendirinya didasarkan pada paham San Min Chu I (Nasionalisme, Demokrasi, dan Sosialisme).
Pada 10 Oktober 1911 mengumumkan berdirinya Republik Cina dengan Nanking sebagai ibukotanya. Peristiwa ini dikenal dengan nama The Double Ten Day (10 – 10 – 1911) atau Wuchang Day. Sun Yat Sen bekerja sama dengan Yuan Shih Kay dalam merebut Cina Utara yang masih dikuasai Manchu. Akhirnya Cina Utara sanggup dikuasai tanpa pertumpahan darah, sekaligus mengakhiri kekuasaan Manchu (12 Februari 1912). Yuan Shih Kay diangkat menjadi presiden pertama semenjak 15 Februari 1912.
Pengganti Sun Yat Sen, yang meningggal pada 1924, yaitu Chiang Kai Sek. Dalam masa kepemimpinannya, Partai Nasionalis (Kuo Min Tang) mengadakan aliansi politik dengan Partai Komunis Cina (Kung Chang Tang) di bawah pimpinan Chu Teh. Hal ini dilakukan untuk menghadapi Cina Utara yang bertindak adikara di bawah kekuasaan Yuan Shih Kay, bahkan sempat melarang keberadaan partai Kuo Min Tang. Pada tahun 1927 Cina Utara sanggup dikuasai.
Koalisi antara nasionalis dengan komunis mengalami keretakan akhir munculnya perilaku saling mencurigai. Dalam perselisihan ini golongan nasionalis sanggup menguasai keadaan, dengan mengepung komunis. Untuk menghindari bentrokan yang tidak diinginkan, kaum komunis di bawah pemimpinnya Mao Zedong, melaksanakan long march menuju ke Cina Utara yang berjarak sekitar 9.700 km. Tujuannya yaitu untuk menyusun kekuatan di utara.
Pertentangan ini berakhir dengan kemenangan komunis, yang berhasil menguasai Cina Selatan yang sebelumnya dikuasai golongan nasionalis. Orang-orang nasionalis yang tetap setia lalu pindah ke Taiwan. Cina alhasil sanggup dikuasai sepenuhnya oleh komunis.
Anda kini sudah mengetahui Kebangkitan Bangsa Cina. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.
