Pandangan Baru Mengenai Cara Migrasi Sel - Setiap saat, jutaan sel di dalam badan insan bergerak, sel-sel tersebut biasanya bergerak untuk memandu respon sistem kekebalan tubuh, melaksanakan perbaikan, atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi struktur yang ada di sekelilingnya. Pada dikala migrasi sel berjalan tidak sesuai, hal tersebut sanggup menjadikan timbulnya tumor dan penyebaran kanker. Hanya sedikit yang diketahui mengenai migrasi sel / pergerakan sel, akan tetapi dikala ini para peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) telah mendapat pandangan gres mengenai pergerakan sel dengan sumbangan cacing.
Temuan ini dipublikasikan secara online ahad ini di edisi awal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
“Dalam hal kanker, kita tahu bagaimana menemukan tumor primer dan kita tahu kapan mereka metastasis (menyebar). Akan tetapi kami kehilangan gosip pada periode ketika sel-sel tersebut bergerak / bermigrasi, “kata Paul Sternberg, seorang Profesor Biologi di Caltech.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai migrasi sel, Sternberg memakai Caenorhabditis elegans sebagai binatang uji. Spesies cacing gelang tersebut telah ia pelajari selama bertahun-tahun. Meskipun ukurannya kecil, cacing tersebut mempunyai beberapa gen yang sama dengan manusia.
“Migrasi sel yaitu suatu proses yang terlindung dengan baik,” kata Mihoko Kato, seorang peneliti biologi senior di Caltech. “Jadi ketika pergerakan sel terjadi di C. elegans atau pada mamalia, menyerupai manusia, kita berpikir bahwa akan ada gen sama yang terlibat.”
Pergerakan sel pada nematoda diberi penanda berwarna hijau (gambar atas). Sel yang berpendar di ambil untuk analisis dengan memakai pipet kaca. (Credit: Caltech / Mihoko Kato) |
Ribuan gen terkandung dalam setiap sel insan maupun cacing, semua gen tersebut mempunyai kiprah khusus yang harus dilakukan. Dari semua gen tersebut hanya 1/3 gen aktif yang dimasukkan ke dalam sel. Untuk melihat gen mana yang diekspresikan selama proses migrasi sel, Strenberg, Kato dan Erich Schwarz mempelajari sel tunggal pada cacing yang disebut Linker Cell (LC). Selama masa perkembangan reproduksi cacing, sel tersebut bergerak melalui di seluruh bab badan cacing.
Dengan memakai mikroskop berteknologi tinggi, para penelti mengamati Linker Cell pada dua interval dengan jarak 12 jam, yaitu pada dikala stadium larva dan pada dikala Linker Cell diambil dari badan cacing. Kemudian, para peneliti memakai analisis sekuensing dan komputasi untuk menentukan gen apa saja yang aktif terekspresi selama kedua fase pergerakan sel tersebut. Metode penelitian ini disebut transkripsi profiling.
“Dengan memahami migrasi normal dari sel tunggal, kita sanggup memahami mengenai bagaimana sel-sel diprogram untuk melewati lingkungan yang ada di sekitar mereka,” kata Sternberg. “Pandangan kami mengenai metastasis (penyebaran kanker) adalah, ketika sel-sel tumor menghadapi hambatan tertentu, mereka kemudian harus berevolusi untuk melewati rintangan yang ada. Sel-sel tumor melaksanakan hal tersebut kemungkinan dengan memakai beberapa aspek dari aktivitas yang berada pada suatu daerah di dalam genom. “
Strenberg menyampaikan bahwa, dengan berguru lebih banyak mengenai perbedaan cara sel-sel bermigrasi sanggup mendukung pengembangan jenis gres obat yang menghambat proses ini dengan menargetkan gen tertentu. Tim peneliti berencana untuk melaksanakan studi transkripsi profiling perhiasan untuk mendapat gosip yang lebih rinci perihal fungsi tertentu dari gen-gen C. elegans yang terlibat dalam migrasi sel. Pada kesudahannya kita juga sanggup lebih memahami gen-gen yang sama pada organisme yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, termasuk manusia.
“Kami menentukan gen-gen yang sama-sama ada dalam cacing dan manusia, dan gen-gen tersebut belum belum banyak diteliti sebelumnya,” kata Schwarz. “Karena kami menemukan bahwa beberapa gen-gen tersebut membantu migrasi Linker Cell pada cacing, ada kemungkinan jika gen-gen tersebut juga berafiliasi dengan gen pada insan yang berafiliasi dengan migrasi sel.”
“Hal yang menyenangkan mengenai teknologi dan metode pada penelitian ini adalah, anda sanggup menggunakannya pada banyak sekali jenis sel,” tambah Kato. Dia menunjukkan bahwa, penelitian mereka ini telah membantu mengidentifikasi fungsi gres dari gen yang sama-sama dimiliki oleh cacing dan manusia. “Kami sanggup memakai teknik yang sama untuk melaksanakan transkipsi profiling dengan memakai sel manusia.”
Selain sanggup dipakai untuk pengembangan obat baru, tim peneliti juga berharap sanggup menemukan penanda molekuler yang baik untuk migrasi sel. “Jenis gosip menyerupai ini sanggup sangat berkhasiat untuk melaksanakan diagnosa, membantu mengidentifikasi hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh sel, atau memahami kombinasi ajaib dari gen yang dihentikan diekspresikan secara bersamaan, contohnya menyerupai sel tumor,” kata Sternberg. “Temuan ini meletakkan dasar untuk benar-benar memahami gosip yang sangat diharapkan dari sel mamalia yang menjadikan sel tumor sanggup bermigrasi.”
Referensi Jurnal :
E. M. Schwarz, M. Kato, P. W. Sternberg. Functional transcriptomics of a migrating cell in Caenorhabditis elegans. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2012; DOI: 10.1073/pnas.1203045109
Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang disediakan oleh California Institute of Technology, via Science Daily (20 September 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.