Manfaat Polifenol Teh Hijau Untuk Mengobati Penyakit Autoimun - Salah satu senyawa penting yang ditemukan pada teh hijau, mempunyai kemampuan yang berpengaruh untuk meningkatkan jumlah “sel T regulator”. Sel ini memainkan kiprah penting pada fungsi kekebalan badan dan penghambatan penyakit autoimun. Hal ini didasarkan penelitian gres yang dilakukan di Linus Pauling Institute di Oregon State University. Fakta tersebut sanggup menjadi salah satu dasar yang untuk memahami prosedur mengenai manfaat kesehatan dari teh hijau. Manfaat teh hijau telah menarik minat yang luas sebab kemampuannya untuk membantu mengontrol peradangan (inflamasi), meningkatkan fungsi kekebalan badan dan mencegah kanker.
Para ilmuwan menyampaikan bahwa obat farmasi yang tersedia untuk melaksanakan kiprah yang sama dengan teh hijau dan telah menjadi subyek pada banyak penelitian. Namun, obat tersebut mempunyai problem dengan toksisitas. Para peneliti menyampaikan bahwa jikalau obat tersebut berupa masakan alami, maka mungkin sanggup menjadi langkah jangka panjang dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang sama namun tanpa adanya problem toksisitas.
“Senyawa yang diturunkan oleh flora sanggup menjadi materi alami yang sanggup menghipnotis jumlah sel T regulator dan berperan pada proses untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh” kata Emily Ho, seorang peneliti utama LPI dan profesor di OSU Department of Nutrition and Exercise Sciences.
“Ketika fakta di atas sanggup dipahami secara utuh, maka akan sanggup menunjukkan cara yang gampang dan kondusif untuk membantu problem pengontrolan autoimun dan mengatasi aneka macam penyakit,” kata Ho.
Temuan telah diterbitkan dalam jurnal Immunology Letters.
Ada banyak jenis sel dan setiap sel mempunyai kiprah yang berbeda pada sistem kekebalan tubuh, dimana sistem ini merupakan tindakan penyeimbangan untuk menyerang sel atau benda abnormal yang tidak diinginkan tanpa merusak sel normal. Pada penyakit autoimun, yang berkisar dari alergi sederhana sampai diabetes pada bawah umur atau bahkan kondisi terminal menyerupai penyakit Lou Gehrig, proses ini berjalan kacau dan sehingga sel imun justru menyerang tubuh.
Beberapa sel mempunyai kiprah utama untuk membantu mengendalikan, mengurangi atau “mematikan” sistem kekebalan tubuh, termasuk sel T regulator. Kesesuaian jumlah dan fungsi dari sel-sel T regulator, pada gilirannya, diatur oleh proses biologis lain menyerupai faktor transkripsi dan metilasi DNA.
Pada studi ini, para ilmuwan OSU melaksanakan percobaan memakai senyawa di dalam teh hijau, adalah polifenol yang disebut EGCG, yang diyakini bertanggung jawab pada aneka macam manfaat kesehatan. EGCG mempunyai kedua karakteristik adalah anti-inflamasi dan anti-kanker. Para peneliti menemukan bahwa EGCG sanggup menimbulkan tingginya produksi sel T regulator. Efek EGCG tidaklah seampuh obat di apotek, tetapi obat di apotek sanggup mengakibatkan kekhawatiran ihwal toksisitas atau penggunaan pada jangka panjangnya.
“EGCG mungkin menunjukkan manfaat kesehatan melalui prosedur epigenetik, artinya kita tidak mengubah instruksi DNAnya, tetapi hanya menghipnotis apa yang akan diekspresikan atau diaktifkan oleh sel,” kata Ho. ”Dan kita mungkin sanggup melaksanakan hal ini dengan pendekatan sederhana memakai makanan.
Penelitian di laboratorium dilakukan memakai tikus sebagai binatang model. Ho menyampaikan bahwa pengobatan memakai EGCG secara signifikan sanggup meningkatkan jumlah dan frekuensi sel T regulator pada limpa dan getah bening, dimana hal ini sanggup membantu proses pengontrolan respon imun.
Regulasi epigenetik mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai penghambat sel T regulator untuk tujuan terapeutik, dan cara ini sangat penting penting secara klinis untuk menekan penyakit autoimun secara signifikan,” kata para para peneliti.
Penelitian dilakukan oleh para ilmuwan dari OSU, University of Connecticut, dan Changwon National University di Korea Selatan. Penelitian ini didukung National Institute of Environmental Health Sciences dan the Oregon Agricultural Experiment Station.
Referensi Jurnal :
Carmen P. Wong, Linda P. Nguyen, Sang K. Noh, Tammy M. Bray, Richard S. Bruno, Emily Ho. Induction of regulatory T cells by green tea polyphenol EGCG. Immunology Letters, 2011; DOI: 10.1016/j.imlet.2011.04.009
Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh Oregon State University via Science Daily (3 Juni 2011). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.