5 Spesies Hewan Paling Aneh Di Benua Antartika - Di salah satu tempat paling ekstrim di muka bumi ini, niscaya yang anda inginkan ialah ingin melihat dan mendapat kehidupan yang ekstrem, dan antartika pun menyajikannya untuk anda.
Dari binatang yang tahan terhadap dinginnya beku sampai kepiting yang berbulu di bab dadanya, ternyata benua terdingin ini dipenuhi dengan makhluk-makhluk yang aneh. Seperti yang dinyatakan oleh spesialis biogeografi bahari Huw Griffiths, dari British Antarctic Survey. Dia mempunyai daftar 5 spesies binatang teraneh dari Antartika.
Pertama. Kepiting “Hoff“, spesies yang belum diketahui namanya tersebut mendapat julukan yang diambil dari seorang pemain film film Baywatch yang sering bertelanjang dada, David Hasselhoff. Spesies ini pertama kali ditemukan pada tempat sistem lubang hidrothermal di bahari dalam Antartika. Kepiting “Hoff” itu sendiri merupakan jenis kepiting “Yeti”, yaitu kepiting yang mempunyai basil yang hidup pada bulu lengannya dan basil ini merupakan sumber makanan bagi kepiting tersebut.
Griffiths beropini bahwa binatang tersebut juga hidup di tempat yang bersuhu sangat tinggi/panas, dimana seharusnya lingkungan hidup mereka mempunyai suhu normal yang rendah/dingin. “Mereka hidup berkelompok di lubang beruap yang berada di kedalaman bahari 1,5 mil (2,5 km). Kepiting tersebut mewakili populasi binatang terpadat yang pernah ditemukan di kedalaman tersebut,” kata Griffiths.
Kepiting “Hoff”. (foto : British Antarctic Survey) |
Antartika juga merupakan tempat hidup bagi Icefish, jenis ikan yang mempunyai bentuk badan yang tembus pandang dan mempunyai Glikoprotein sebagai pengganti sel darah merah. Protein ini melekat pada kristal-kristal es berukuran kecil yang terdapat pada badan ikan tersebut dan bekerja sebagai sistem antibeku, dan juga memungkinkan untuknya hidup di lingkungan lembap dingin.
Griffiths menyampaikan bahwa Icefish merupakan sekelompok ikan yang bisa hidup dan menyebar di aneka macam penjuru dunia.
IceFish. (foto : British Antarctic Survey) |
Makhluk Antartika lain yang mempunyai kemampuan tahan terhadap cuaca hambar yaitu Antartic Springtail. Meskipun hanya mempunyai panjang badan 2-3 milimeter, namun binatang tersebut termasuk dalam binatang yang paling besar di benua tersebut. “hewan ini merupakan raksasa di lingkungannya”, kata Griffiths. (Dengan catatan bahwa binatang yang sering berada di lingkungan bahari ibarat anjing bahari dan pinguin dikelompokkan bukan merupakan binatang darat).
Selain itu, “Hewan-hewan kecil ini bisa dan sanggup bertahan hidup apabila dibekukan maupun dicairkan secara teratur. Masukkan ia ke dalam pendingin, dan selanjutnya mereka akan tetap bisa berjalan dan bergerak.” kata Griffiths.
Antartic Springtail. (foto : British Antarctic Survey) |
Hewan di benua Antartika sanggup dikatakan sangatlah kecil, namun biota lautnya mempunyai ukuran yang besar. Hal ini terjadi alasannya adanya jumlah oksigen yang melimpah di dalam air. Biota tak berinsang ibarat Laba-laba bahari (sea spider) bernafas memakai lubang yang terdapat diseluruh tubuhnya, yang memungkinkan lebih banyak oksigen yang diserap masuk ke dalam tubuhnya, sehingga memungkinkan mereka bisa tumbuh besar dan lebih besar lagi dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, di Eropa, laba-laba bahari (Sea Spider) ini “berukuran sangat kecil dan hanya sebesar kuku jari anda, namun apabila anda ke Antartika maka anda akan menemukan yang seukuran dengan piring makan anda.” kata Griffiths.
Griffiths juga menambahkan bahwa laba-laba bahari (Sea Spider) merupakan jenis biota yang sangat umum dan banyak yang terdapat di benua Antartika dari pada ditempat lain di muka bumi ini.
Sea Spider. (foto : British Antarctic Survey) |
Daftar binatang gila yang dimiliki oleh Griffiths selanjutnya yaitu Glass Sponge, Griffiths menyatakan bahwa biota tersebut mendapat nama itu alasannya ia mempunyai kerangka yang tersusun dari silika dan mempunyai bentuk yang aneh.
Meskipun keberadaannya tidak di seluruh dunia, namun biota tersebut sangat melimpah di benua Antartika, dimana mereka mendominasi kehidupan di dasar bahari dan mendukung kehidupan habitat spesies binatang lain. Griffiths juga menyatakan bahwa Glass Sponge tersebut ibarat semacam gedung pencakar langit (skyscraper) hidup sehingga sanggup menjadi tempat tinggal bagi organisme lain.
Para ilmuwan harus sangat berhati-hati apabila memegang Sponge tersebut. Griffiths menjelaskan alasannya mereka sangat kecil ibarat jarum sehingga sanggup masuk ke dalam kulit.
Glass Sponge. (foto : British Antarctic Survey) |
Akhirnya, Griffiths menambah lagi daftar terakhir biota gila yang berasal dari Antartika yaitu Isopoda. Dia mendapat binatang crustacea tersebut pada dikala kedatangannya di sentra penelitian McMurdo selama tahun 2011. Pusat penelitian tersebut merupakan yang terbesar dan tecanggih di Antartika yang dimiliki oleh Amerika Serikat.
Sementara sambil menunggu ditemukannya kembali biota gila yang terdapat di Antartika, Griffiths gres saja kembali dari sebuah ekspedisi di mana ia gres saja menemukan spesies gres yang disinyalir merupakan dari golongan teripang dan bintang ular.
“Antartika, ialah salah satu tempat di muka bumi ini yang selalu memperlihatkan banyak kejutan.’ kata Griffiths.
Sang penulis memegang isopoda yang berasal dari Antartika. (foto : British Antarctic Survey) |
Christine Dell’Amore ialah seorang penulis isu lingkungan hidup dari National Geographic News. Dia ialah penulis buku South Pole, yaitu buku yang berisi perihal memperingati 100 tahun ekspedisi Robert F. Scoot ke Kutub Utara.
Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang ditulis oleh Christine Dell’Amore di National Geographic News (17 Mei 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.