Pemanasan Global Menyebabkan Gagalnya Musim Hujan Di India - Penelitian gres memperlihatkan bahwa, pemanasan global sanggup menimbulkan kegagalan animo hujan yang parah di india pada masa dua masa sesudah ini. Pengaruh dari perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, akan sangat merugikan perekonomian India yang sangat bergantung pada animo hujan untuk memperlihatkan suplai air pada lahan pertanian.
Temuan ini telah diterbitkan pada tanggal 6 November di jurnal Environmental Research Letters. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Potsdam Institute for Climate Impact Research and Potsdam University.
Para peneliti menemukan bahwa, seiring berakhirnya masa ke 21 dan menuju masa ke 22, perubahan suhu dan kekuatan sirkulasi “Pacific Walker” sanggup menimbulkan perubahan yang lebih sering dan lebih parah pada curah hujan yang dibawa oleh angin monsun (angin musiman).
Sirkulasi Pasific Walker biasanya membawa tekanan udara tinggi menuju Laut India pecahan barat, akan tetapi pada tahun terjadinya El Nino, referensi ini berubah menuju ke arah timur. Hal ini menimbulkan adanya tekanan udara yang tinggi di atas India dan menekan atau menghadang angin musiman (monsun) yang membawa curah hujan, khususnya di animo semi adalah pada dikala animo penghujan mulai terjadi.
Perekonomian India sangat bergantung pada animo hujan untuk memperlihatkan suplai air pada lahan pertanian. (Credit: © V.R.Murralinath / Fotolia) |
Dari simulasi yang dilakukan oleh para peneliti, memperlihatkan bahwa, seiring naiknya suhu di masa depan, sirkulasi Walker Pacific akan membawa tekanan udara yang tinggi di atas India, meskipun tidak terjadi peningkatan terjadinya El Nino.
Menurut para peneliti, kegagalan animo penghujan menyerupai yang diramalkan pada penelitian ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hal tersebut menurut data observasi dari tahun 1870-an yang diperoleh dari Departemen Meteorologi India.
Dampak eksklusif dari perubahan iklim terhadap curah hujan telah diamati oleh beberapa peneliti, namun, referensi perubahan pada dekade mendatang dari tiap model dan studi yang berbeda tidak seragam.
Jacob Schewe, pemimpin penelitian ini mengatakan: “Studi kami memperlihatkan kemungkinan perubahan curah hujan yang lebih parah, yang disebabkan oleh pergeseran iklim yang mungkin berlangsung sampai final masa ini dan seterusnya.”
Referensi Jurnal :
Jacob Schewe, Anders Levermann. A statistically predictive model for future monsoon failure in India. Environmental Research Letters, 2012; 7 (4): 044023 DOI: 10.1088/1748-9326/7/4/044023
Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh Institute of Physics via Science Daily (5 November 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.