Perkembangan Mielin Menentukan Fungsi Kognitif Otak Manusia - Penelitian yang membandingkan perkembangan otak pada insan dan simpanse yang merupakan kerabat bersahabat kita, mengungkapkan seberapa cepat mielin (lapisan fosfolipid yang membungkus akson secara konsentrik) dalam korteks serebral berkembang. Penelitian ini memperlihatkan wawasan gres mengenai evolusi perkembangan kognitif insan dan kerentanan insan terhadap gangguan kejiwaan.
Penelitian terbaru ini dilakukan oleh Chet Sherwood, seorang profesor antropologi di Columbian College of Arts and Sciences, bersama dengan Daniel Miller, seorang mahasiswa pascasarjana dari George Washington University dan para peneliti lainnya. Penelitian ini mengungkapkan perbedaan utama antara perkembangan otak insan dan simpanse. Temuan ini diterbitkan tanggal 24 september di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
Pada jurnal ini, Dr. Sherwood dan penulis lainnya menemukan bahwa, perkembangan mielin insan dari lahir sampai cukup umur terus terjadi, jikalau dibandingkan dengan simpanse.
Pada manusia, mielin berkembang secara perlahan-lahan selama masa kanak-kanak, yang lalu diikuti dengan periode penundaan pada masa transisi dari remaja menuju masa awal kedewasaan. Sebaliknya, pada simpanse, perkembangan mielin sudah dimulai pada tingkat yang relatif lebih matang dikala lahir dan berhenti berkembang jauh sebelum pubertas.
“Pengamatan ini memperlihatkan bahwa, agenda penundaan perkembangan neokorteks (bagian otak yang menyimpan kecerdasan yang lebih tinggi) pada insan sanggup memainkan tugas penting dalam pertumbuhan koneksi yang berkontribusi terhadap kemampuan kognitif manusia,” tulis Dr Sherwood dan rekan-rekannya.
Ketepatan waktu perkembangan mielin sangat penting sebab berfungsi untuk menstabilkan konektivitas antara kepingan otak yang sedang berkembang. Bagian-bagian tersebut mempunyai peranan penting untuk membangun fungsi kognitif pada tingkat yang lebih tinggi, ibarat pengambilan keputusan dan pengaturan emosional. Fungsi-fungsi kognitif pada insan terjadi relatif terlambat, biasanya terjadi sehabis masa remaja. Hal yang patut diwaspadai adalah, periode penundaan perkembangan mielin selama masa transisi dari remaja menuju masa awal kedewasaan. Periode tersebut merupakan waktu yang rentan terhadap penyakit neuropsikiatri, ibarat skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi.
Referensi Jurnal :
D. J. Miller, T. Duka, C. D. Stimpson, S. J. Schapiro, W. B. Baze, M. J. McArthur, A. J. Fobbs, A. M. M. Sousa, N. Sestan, D. E. Wildman, L. Lipovich, C. W. Kuzawa, P. R. Hof, C. C. Sherwood. Prolonged myelination in human neocortical evolution. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2012; DOI: 10.1073/pnas.1117943109
Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang disediakan oleh George Washington University, via Science Daily (25 September 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.