Struktur, Fungsi, Organel, Pengertian Sel, Hewan dan Tumbuhan, Eukariotik Prokariotik, Pembelahan, Membran, Biologi - Saat terdengar kata “sel”, mungkin yang tebersit dalam benak yaitu daerah untuk mengurung penjahat atau pelaku tindak kriminal. Pemahaman ini tidak seutuhnya salah, alasannya yaitu sel diibaratkan sebuah kamar-kamar kecil yang tersebar di seluruh tubuh. Isi kamar tersebut berupa organela sel yang selalu beraktivitas. Karena itu, sel yaitu unit terkecil penyusun makhluk hidup dan sebagai daerah berlangsungnya kegiatan kehidupan. Aktivitas kehidupan sel mencakup sintesis, pengangkutan zat, pernapasan, pengeluaran zat sisa, pertumbuhan dan perkembangan.
A. Sejarah Penemuan Sel
Penemuan sel pertama kali diawali dengan ditemukannya mikroskop oleh Antoni von Leeuwenhoek. Bentuk mikroskop tersebut sanggup kalian ketahui dengan mencermati Gambar 1.
Adanya inovasi mikroskop ini mengilhami ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1635-1703), jago pembuat mikroskop, melaksanakan pengamatan terhadap suatu obyek biologi. Saat itu ia mengamati irisan penampang melintang gabus batang tumbuhan. Irisan melintang tersebut tampak pada Gambar 2.
Ia melihat bahwa di dalam irisan itu terdapat rongga segi enam yang kosong dan mati. Ia menyebut rongga tersebut dengan nama sel, yang berasal dari kata cellula yang berarti ‘kamar’. Tahun 1838, dua jago biologi Jerman, yakni Mathias J. Schleiden yang jago botani dan Th eodor Schwann yang jago zoologi, menandakan bahwa sel itu hidup dan bukanlah kamar kosong. Namun, di dalam sel tersebut terdapat sitoplasma yang berisi cairan. Oleh lantaran itu, muncullah teori terkait sel. Teori ini dinamakan teori sel yang berbunyi bahwa semua makhluk hidup tersusun atas sel. Sel merupakan potongan terkecil makhluk hidup yang mempunyai kegiatan kehidupan. Sehingga hal ini memperlihatkan bahwa sel merupakan penyusun dasar badan makhluk hidup.
Penelitian perihal sel kemudian dilanjutkan oleh Felix Dujardin. Ia menemukan bahwa sel terdiri atas dinding sel dan isi sel. Isi sel ini mencakup materi yang bersifat hidup dan termasuk potongan terpenting sel hidup. Isi sel tersebut dinamakan protoplasma dengan arti zat pertama yang dibentuk. Sebenarnya, istilah protoplasma sudah diperkenalkan pertama kali tahun 1839 oleh jago fi siologi J. Purkinye. Protoplasma merupakan potongan sel yang berisi cairan menyerupai agar-agar.
Pada tahun 1858 Rudolf Virchow melengkapi teori perihal sel tersebut. Ia menemukan bahwa setiap sel berasal dari sel yang ada sebelumnya (omnis cellula cellula), sehingga muncul teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan pertumbuhan. Tahun 1880 August Weismann memperlihatkan suatu kesimpulan bahwa sel yang ada ketika ini sanggup ditelusuri asal-usulnya hingga makhluk hidup yang paling awal. Inilah sejarah inovasi sel dari awal hingga era ke-19. Tentunya, pembahasan sel ketika ini semakin berkembang.
Sel hidup mempunyai banyak sekali ukuran dan bentuk, yakni bulat, oval, panjang, pendek, berekor, atau lainnya. Untuk mengetahui pelbagai bentuk sel pada makhluk hidup, perhatikan Gambar 3.
Sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama akan membentuk sebuah jaringan. Sekelompok jaringan yang berbeda akan menyusun suatu organ. Kemudian, organ-organ yang berbeda bekerja bersama membentuk sistem organ. Berbagai sistem organ yang berbeda akan berkumpul sehingga terbentuk individu.
Seiring perkembangan teknologi mikroskop dan teknik pewarnaan, inovasi potongan sel pun mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya inovasi organel sel sebagai penyusun sel hidup. Alhasil, komponen sel yang diketahui semakin bertambah. Sel tidak hanya tersusun atas membran plasma, inti sel dan sitoplasma saja, namun juga organel sel. Bahkan, pada tahun 1944 telah ditemukan komponen sel yaitu DNA atau gen.
Selain sebagai unit terkecil dalam kehidupan, sel juga sebagai unit fungsional. Artinya, sel-sel yang menyusun badan makhluk hidup tersebut sanggup melaksanakan fungsi atau kegi atan hidup. Selain itu, sel juga berperan sebagai unit hereditas (pewaris), yakni penurun sifat genetis dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Komponen Kimiawi Penyusun Sel
Protoplasma yaitu sejenis substansi kompleks mirip agar-agar yang tidak habis dipakai ketika aktifi tas kimiawi dalam menjaga kelangsungan hidup sel. Substansi kompleks sel tersebut merupakan gabungan beberapa senyawa yang mempunyai perbandingan sama. Sebagian besar komposisi protoplasma yaitu air, yakni sekitar 70% hingga 90%. Di dalamnya terdapat garam mineral dan senyawa organik/senyawa karbon mirip karbohidrat, lemak, dan protein.
Komposisi protoplasma dalam setiap sel makhluk hidup berbeda. Sebab, protoplasma tersusun atas banyak sekali gabungan zat. Oleh lantaran itu, kemungkinan protoplasma yang menyusun sel penyusun organ badan tertentu berbeda dengan sel penyusun organ badan yang lain. Sebagai contoh, protoplasma yang menyusun sel otot berbeda dengan protoplasma penyusun sel otak.
Berdasarkan asal bahannya, protoplasma mempunyai dua bentuk, yakni potongan cair dan semi cair mirip gel. Kedua bentuk protoplasma ini amat bergantung pada materi fisiologis sel. Sekalipun para ilmuwan mengetahui banyak sekali jenis senyawa dalam protoplasma, namun tidak satupun yang bisa menciptakan sebuah gabungan sehingga bisa disebut protoplasma. Kendalanya yaitu sifat niscaya dari protoplasma masih belum diketahui. Selain itu, para ilmuwan belum bisa menghasilkan kondisi lingkungan yang hidup sanggup mulai. Ini menandakan kuasa dari Tuhan Yang Maha Esa. Protoplasma sebuah sel tersusun atas tiga bagian, antara lain membran sel, sitoplasma, dan organel sel (termasuk nukleus). Kalian sanggup mempelajarinya pada bahasan berikutnya.
A. Sejarah Penemuan Sel
Penemuan sel pertama kali diawali dengan ditemukannya mikroskop oleh Antoni von Leeuwenhoek. Bentuk mikroskop tersebut sanggup kalian ketahui dengan mencermati Gambar 1.
Gambar 1. Bentuk mikroskop yang ditemukan pertama kali. |
Gambar 2. Irisan melintang gabus batang flora yang diamati Hooke. |
Penelitian perihal sel kemudian dilanjutkan oleh Felix Dujardin. Ia menemukan bahwa sel terdiri atas dinding sel dan isi sel. Isi sel ini mencakup materi yang bersifat hidup dan termasuk potongan terpenting sel hidup. Isi sel tersebut dinamakan protoplasma dengan arti zat pertama yang dibentuk. Sebenarnya, istilah protoplasma sudah diperkenalkan pertama kali tahun 1839 oleh jago fi siologi J. Purkinye. Protoplasma merupakan potongan sel yang berisi cairan menyerupai agar-agar.
Pada tahun 1858 Rudolf Virchow melengkapi teori perihal sel tersebut. Ia menemukan bahwa setiap sel berasal dari sel yang ada sebelumnya (omnis cellula cellula), sehingga muncul teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan pertumbuhan. Tahun 1880 August Weismann memperlihatkan suatu kesimpulan bahwa sel yang ada ketika ini sanggup ditelusuri asal-usulnya hingga makhluk hidup yang paling awal. Inilah sejarah inovasi sel dari awal hingga era ke-19. Tentunya, pembahasan sel ketika ini semakin berkembang.
Sel hidup mempunyai banyak sekali ukuran dan bentuk, yakni bulat, oval, panjang, pendek, berekor, atau lainnya. Untuk mengetahui pelbagai bentuk sel pada makhluk hidup, perhatikan Gambar 3.
Gambar 3. Macam-macam bentuk Sel. |
Seiring perkembangan teknologi mikroskop dan teknik pewarnaan, inovasi potongan sel pun mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya inovasi organel sel sebagai penyusun sel hidup. Alhasil, komponen sel yang diketahui semakin bertambah. Sel tidak hanya tersusun atas membran plasma, inti sel dan sitoplasma saja, namun juga organel sel. Bahkan, pada tahun 1944 telah ditemukan komponen sel yaitu DNA atau gen.
Selain sebagai unit terkecil dalam kehidupan, sel juga sebagai unit fungsional. Artinya, sel-sel yang menyusun badan makhluk hidup tersebut sanggup melaksanakan fungsi atau kegi atan hidup. Selain itu, sel juga berperan sebagai unit hereditas (pewaris), yakni penurun sifat genetis dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Komponen Kimiawi Penyusun Sel
Protoplasma yaitu sejenis substansi kompleks mirip agar-agar yang tidak habis dipakai ketika aktifi tas kimiawi dalam menjaga kelangsungan hidup sel. Substansi kompleks sel tersebut merupakan gabungan beberapa senyawa yang mempunyai perbandingan sama. Sebagian besar komposisi protoplasma yaitu air, yakni sekitar 70% hingga 90%. Di dalamnya terdapat garam mineral dan senyawa organik/senyawa karbon mirip karbohidrat, lemak, dan protein.
Komposisi protoplasma dalam setiap sel makhluk hidup berbeda. Sebab, protoplasma tersusun atas banyak sekali gabungan zat. Oleh lantaran itu, kemungkinan protoplasma yang menyusun sel penyusun organ badan tertentu berbeda dengan sel penyusun organ badan yang lain. Sebagai contoh, protoplasma yang menyusun sel otot berbeda dengan protoplasma penyusun sel otak.
Berdasarkan asal bahannya, protoplasma mempunyai dua bentuk, yakni potongan cair dan semi cair mirip gel. Kedua bentuk protoplasma ini amat bergantung pada materi fisiologis sel. Sekalipun para ilmuwan mengetahui banyak sekali jenis senyawa dalam protoplasma, namun tidak satupun yang bisa menciptakan sebuah gabungan sehingga bisa disebut protoplasma. Kendalanya yaitu sifat niscaya dari protoplasma masih belum diketahui. Selain itu, para ilmuwan belum bisa menghasilkan kondisi lingkungan yang hidup sanggup mulai. Ini menandakan kuasa dari Tuhan Yang Maha Esa. Protoplasma sebuah sel tersusun atas tiga bagian, antara lain membran sel, sitoplasma, dan organel sel (termasuk nukleus). Kalian sanggup mempelajarinya pada bahasan berikutnya.
6. Interfase
8. Profase
9. Metafase
10. Anafase
11. Telofase
13. Sel Prokariotik
14. Sel Eukariotik
15. Membran Sel
16. Sitoplasma
19. Lisosom
20. Mitokondria
21. Badan Mikro
22. Kloroplas
23. Sitoskeleton
24. Ribosom
25. Sentriol
26. Dinding Sel
27. Vakuola
28. Aparatus Golgi
29. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Demikianlah daftar materi mengenai Sel. Semoga bermanfaat dan terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.