Batuan Prasejarah Menyimpan Petunjuk Iklim Masa Depan - Selama dekade terakhir, Dr. Wan Yang telah menghabiskan sebagian besar waktu animo panasnya untuk berada di Pegunungan Bogda, China Barat Laut. Dia mengoleksi sampel batuan pasejarah yang umurnya lebih renta jutaan tahun dibandingkan dinosaurus. Hal ini beliau lalukan sebagai upaya untuk lebih memahami sejarah iklim bumi dan mungkin juga untuk mendapat petunjuk mengenai perubahan iklim bumi di masa depan.
“Proses pembentuan batuan menyimpan segala sesuatu yang berkaitan dengan iklim. Iklim akan mensugesti karakteristik sedimen, jenis tanah dan vegetasi. Keindahan dari catatan geologi yaitu kita sanggup melihat perubahan iklim di masa kemudian yang juga sanggup memperlihatkan beberapa panduan bagi kita untuk memprediksi perubahan iklim di masa depan.” Kata Dr. Wan Yang, associate professor teknik dan ilmu geologi di Missouri University of Science and Technology.
Yang menghabiskan waktu studinya di China Barat Laut lantaran lokasi ini merupakan salah satu dari bebeapa kawasan yang mempunyai catatan tanah Pangea, yaitu superbenua yang ada antara 200 juta sampai 350 juta tahun lalu. Catatan tanah biasanya sulit ditemukan pada kondisi aslinya alasannya yaitu selalu terkena paparan unsur kimia lainnya. Oleh lantaran itu, sebagian besar penelitian biasanya memakai catatan kelautan sebagai pengganti catatan tanah. Air bahari sanggup memperlihatkan pertolongan yang lebih baik terhadap batuan yang ada di dalamnya. Hal ini sanggup diketahui dari temuan pertama mahasiswa S & T Missouri pada bulan juni selama kursus lapangan yang dipimpin oleh Yang dan dua professor lainnya dari Universitas Guizhou dan Trinity, China Selatan.
Setelah kursus lapangan tersebut selesai dilakukan, Yang bersama dengan dua mahasiswa pascasarjana S & T Missouri dan peneliti lain dari Chinese institute, menghabiskan waktu selama 6 ahad untuk berkemah dan mendaki bukit pasir, dimana suhu rata-rata antara 100 sampai 120 °F.
Saat meneliti catatan kelautan, tim ini sangat terkejut ketika menemukan rangka fosil hewan vertebrata yang masih utuh. Selanjutnya, Rangka sepanjang dua kaki tersebut dibungkus untuk melindunginya dari paparan unsur kimia.
“Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa pada waktu 250 juta tahun kemudian telah terjadi kepunahan massal terbesar dan terparah pada sejarah kehidupan di bumi. Saat itu, iklim bumi bergeser atau mengalami perubahan dari jaman es (Icehouse) ke jaman rumah beling (Greenhouse). Ada aneka macam macam teori mengenai penyebab kepunahan missal pada masa lalu, namun kami tidak mengetahui secara pasti.” Kata Yang.
Yang kembali ke Rolla pada awal Agustus dengan membawa sampel lebih dari 300 pon bubuk vulkanik (dikenal sebagai tuff). “Zirkon, yaitu mineral khusus di abu, sanggup dipakai untuk mengetahui umur batuan secara akurat dan akan membantu penentuan kecepatan kepunahan missal terrestrial dan perubahan iklim”. Ungkap Yang.
Sebenarnya, bagaimana kondisi bumi dikala mengalami jaman rumah beling pada sekitar 230 juta tahun lalu? “Saat itu, bumi mengalami transisi balik menuju ke jaman es sekitar 30 juta tahun yang lalu. Selanjutnya, iklim bumi mengalami siklus antara periode glacial dan interglasial. Sebagai contoh, telah ditemukan adanya bukti bahwa pada 18.000 tahun kemudian terdapat gletser di utara Kansas City, Mo.” Kata Yang.
“Selama 6.000 tahun terakhir, kita sudah berada di periode interglasial. Iklim telah berada pada kondisi yang hangat namun hal ini merupakan proses alami. Kami telah melihat kejadian yang lebih ekstrim dan secara teoritis, inilah waktunya bagi bumi untuk memasuki periode glasial.” Kata Yang.
Yang berencana untuk kembali lagi ke China Barat Laut secara teratur sepanjang karirnya untuk melaksanakan studi yang lebih rinci di daerha yang lebih luas.
Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh United States Department of Missouri University of Science and Technology via Science Daily (21 September 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.