Perpustakaan Cyber (7/3/2015) - Reog Ponorogo merupakan salah satu kebudayaan orisinil Indonesia, khususnya dari Ponorogo, Jawa Timur. Beberapa waktu kemudian reog sempat diklaim sebagai kebudayaan Malaysia. Hal ini tentu menuai protes dari masyarakat Indonesia sebab Reog sendiri telah menjadi budaya yang turun temurun di Ponorogo. Berikut ini yaitu beberapa fakta wacana Reog (Ponorogo) yang perlu diketahui oleh masyarakat Indonesia
1. Pemain Reog
Pemain dalam pertunjukkan Reog terdiri dari lima tokoh yaitu singo barong, pujangga anom, Raja Klono Sewandono, kelompok Jathilan, dan juga Warok. Dalam petunjukan Reog, ikon utamanya yaitu Singo Barong. Singo Barong berbentuk ibarat kepala harimau yang dihiasi dengan bulu merak sebagai mahkota. Berat Singo Barong ini sanggup mencapai 60 kg dan selama pertunjukan harus digigit dengan gigi tokoh yang memerankannya sehingga penari harus benar – benar kuat. Pujangga anom merupakan penari-penari yang dirias dengan wajah lucu dan seram. Kelompok jathilan jumlahnya harus genap dan menari dengan kuda replika dari kepang. Sementara itu tokoh warok diperankan oleh laki – laki bertubuh kekar yang mengenakan blangkon.
2. Musik Pengiring
Pengiring pertunjukkan reog terdiri dari 2 kelompok yakni kelompok gamelan dan kelompok menyanyi. Kelompok penyanyi menyanyikan lagu tempat ibarat Jathilan Jonorogo atau Jembatan Merah atau Semanggi Surabaya yang merupakan lagu khas Surabaya. Lagu tersebut dinyanyikan dengan bahasa Jawa. Kelompok gamelan terdiri dari 9 anggota yang terdiri dari 2 penabuh gendang, seorang penabuh ketipung, 2 orang penabuh kenong, 2 orang peniup slompret,2 orang pemain angklung, dan 1 orang penabuh gong. Ciri khas dari tabuhan dalam pertunjukan Reog yaitu perpaduan irama gong dan kethuk kenong dengan suara slompret sehingga irama yang dihasilkan terkesan magis.
3. Alur Pertunjukkan
Pertunjukkan Reog ketika ini sering dipentaskan dalam banyak sekali program sebagai sarana hiburan. Alur pertunjukkan reog terdiri dari 2 hingga 3 tarian pembukaan. Tari pertama dibawakan oleh penari laki-laki berjumlah 6 -8 orang dengan pakaian serba hitam dan wajah dipoles dengan warna merah. Tari selanjutnya dibawakan oleh 6-8 perempuan yang menunggangi kuda dari kepang. Namun dalam reog tradisional, penari ini tetap diperankan oleh laki-laki yang menggunakan pakaian wanita. Setelah tari pembukaan dipentaskan adegan inti. Selanjutnya adegan yang terakhir yaitu penampilan singa barong.
4. Ritual Sebelum Pertunjukkan
Sebelum pertunjukkan Reog dimulai, para sesepuh melaksanakan beberapa ritual semoga program sanggup berlangsung dengan lancar. Ritual tersebut yaitu aben sesaji berupa menyan di depan semua alat yang akan dipakai selama pertunjukkan ibarat bujanganom, topeng, dan Dadhak Merak. Selain itu, sesaji berupa kembang tujuh rupa dan rokok diselipkan di belahan indera pendengaran harimau yang menyatu dengan Dadhak Merak. Sedangkan kembang tujuh rupa ditaburkan di sekitar area pertunjukkan.
5. Dadhak Merak
Bagian – belahan dari Dadhak Merak terdiri dari Kepala Harimau yang terbuat dari kerangka bambu, kayu, dan rotan yang kemudian ditutup kulit Harimau Gembong. Kerangka Dadhak Merak terbuat terbuat dari rotan dan bambu sebagai tempat untuk menata bulu merak sehingga terlihat merak seolah sedang menyebarkan bulunya dan mengigit rangkaian manik – manik. Krakap dibentuk dari kain beludru berwarna hitam yang disulam dengan monte. Panjang Dadhak Merak yaitu 2,25 meter dengan lebar 2,3 meter.
Melihat fakta wacana Reog (Ponorogo) di atas, sebagai warga negara yang baik tentu kita harus melestarikan kebudayaan tersebut. Jangan hingga kebudayaan tersebut direbut oleh negara lain. Apalagi kalau tidak dilestarikan dengan baik, tentu saja negara lain akan semakin gampang untuk mengakuinya.