Memahami Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa - Akuntansi, baik eksklusif maupun tidak eksklusif digunakan oleh semua orang dalam kehidupannya. Misalnya, sebagai seorang siswa, Anda sanggup mencatat pemasukan dan pengeluaran uang yang diberikan orangtua Anda. Berdasarkan catatan tersebut, Anda sanggup mengetahui berapa uang yang diterima, di belanjakan, dan disimpan. Dengan demikian, Anda sanggup mengetahui dan mengevaluasi problem keuangan Anda. Manfaatnya Anda akan lebih berhati-hati melaksanakan pengeluaran dan menghindari hal-hal yang tidak perlu. Tahukah Anda bagaimana melaksanakan proses akuntansi perusahaan jasa yang lengkap?
Pada Bab ini, Anda akan mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa secara keseluruhan, yaitu ihwal akuntansi sebagai sistem informasi, persamaan akuntansi, pencatatan transaksi menurut mekanisme debet dan kredit, posting jurnal ke dalam buku besar, menciptakan neraca saldo, menciptakan jurnal penyesuaian, menciptakan neraca lajur, menyusun laporan keuangan, serta melaksanakan penutupan untuk akuntansi perusahaan jasa.
Dengan mempelajari materi tersebut diperlukan Anda sanggup memahami dan mempraktikkan siklus akuntansi, baik untuk bekal ketika Anda melanjutkan pendidikan maupun bekerja di perusahaan.
A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi
1. Sejarah Munculnya Akuntansi
Sebelum Anda mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa secara keseluruhan, Anda akan diajak menelusuri sejarah munculnya akuntansi. Apakah Anda sudah mengetahui sejarah munculnya akuntansi?
Akuntansi merupakan hasil dari masa Renaissance Italia yang dikemukakan oleh Luca Pacioli. Namun, semenjak 4.000 tahun yang lalu, catatan-catatan atas transaksi keuangan telah ada di beberapa negara, menyerupai di Mesopotamia, Mesir, India, dan Timur Tengah. Italia merupakan peserta akumulasi kebijakan-kebijakan akuntansi dari negara-negara tersebut.
Selanjutnya, pada era ke-13 dan ke-14, di beberapa sentra perniagaan Italia bab utara muncul sistem tata buku berpasangan (double entry bookkeeping). Sejak itulah muncul istilah akuntansi, menyerupai debet, kredit, ayat jurnal, buku besar, neraca saldo, neraca, akun, dan laporan keuangan laba/rugi.
Pada selesai era ke-19, perubahan telah membentuk sistem akuntansi menjadi suatu bentuk yang lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau korporasi industri besar, di antaranya ditandai dengan hal-hal berikut.
a. Bentuk-bentuk awal perusahaan telah diciptakan dan di beda kan dari pemiliknya.
b. Saham-saham dalam perusahaan telah diciptakan.
c. Ada perbedaan antara modal dan pendapatan.
d. Konsep kelangsungan perjuangan (going concern) mulai digunakan.
e. Adanya bursa saham efektif.
f. Tumbuhnya industri dan perdagangan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan satu-satunya organisasi profesi akuntan Indonesia yang didirikan pada 1957. Sampai dikala ini, akuntan yang tercatat sebagai anggota IAI berjumlah kurang lebih 5.000 akuntan yang terdiri atas akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, dan akuntan yang bekerja di sektor pemerintah.
Pendirian IAI diprakarsai oleh Prof. R. Soemardjo Tjitrosidojo bersama dengan sepuluh akuntan Indonesia lainnya ialah Abutari, Tio Ro Tjang,Tan Eng Oen, Tang Siu Tjhang, Liem Kwie Liang, The Tik Him, Basuki T. Siddharta, Hendra Darmawan, Go Tie Siem, dan Tan Tong Djoe.
2. Pengertian Akuntansi dan Perusahaan
Akuntansi terus berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia usaha. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan penggolongan, peringkasan, dan penganalisisan data keuangan sebuah organisasi (perusahaan). Perusahaan yaitu organisasi yang sumber dayanya (input), menyerupai materi baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan.
Tujuan setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya, yaitu untuk memaksimalkan keuntungan. Keuntungan atau keuntungan (profit) yaitu selisih antara jumlah yang diterima perusahaan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dengan jumlah yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa tersebut.
Jenis-jenis perusahaan, di antaranya sanggup dibedakan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan industri.
a. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa yaitu perusahaan yang menghasilkan dan menjual jasa atau pelayanan yang bersifat bukan barang berwujud fisik kepada pelanggan. Jenis jasa tersebut, antara lain jasa konsultasi dan profesi, jasa hiburan, jasa keahlian pribadi atau perorangan, jasa angkutan, jasa penginapan, jasa komunikasi, serta jasa pertanggungan dan keuangan.
b. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dagangan nya dari pemasok dan menjualnya kembali kepada pelanggan tanpa diproses terlebih dahulu atau diubah bentuknya. Contoh perusahaan dagang, antara lain supermarket, penyalur atau distributor, toko buku, dan pedagang hasil bumi.
c. Perusahaan Industri
Perusahaan industri yaitu perusahaan yang mengolah materi baku menjadi suatu produk yang mempunyai manfaat, kemudian produk tersebut dijual kepada pelanggan. Contoh perusahaan industri, di antaranya pabrik makanan, tekstil, kerajinan, pertambangan, serta perakitan.
3. Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Informasi Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi suatu organisasi (perusahaan) kepada pengguna informasi akuntansi. Sebagai penyedia jasa, akuntansi akan memperlihatkan informasi keuangan yang sifatnya kuantitatif untuk banyak sekali pihak yang berkepentingan (business stakeholder) terhadap kelangsungan perusahaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu orang atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam memilih kinerja perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut terdiri atas pihak internal dan pihak eksternal.
Pihak internal, yaitu pihak manajemen perusahaan yang dipercaya oleh pemilik untuk merencanakan, mengorganisasi, dan menjalankan acara perusahaan. Manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan untuk mengambil keputusan yang bekerjasama dengan operasional perusahaan.
Adapun pihak eksternal perusahaan, di antaranya terdiri atas
a. Pemilik (Owner)
Pemilik yaitu orang atau entitas yang menginvestasikan sumber daya (input) ke dalam perusahaan. Pemilik memakai informasi akuntansi untuk mengetahui kinerja perusahaan sehingga sanggup menciptakan suatu keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual saham perusahaan.
b. Karyawan (Employee)
Karyawan yaitu orang yang memperlihatkan jasanya kepada perusahaan daerah orang tersebut memperoleh upah. Informasi akuntansi digunakan oleh karyawan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memperlihatkan imbalan kepada karyawan.
c. Pelanggan (Customers)
Pelanggan yaitu sekelompok orang yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Informasi akuntansi digunakan oleh pelanggan untuk mengetahui jaminan produk yang diberikan oleh perusahaan.
d. Kreditor (Creditor)
Kreditor adalahh orang atau entitas yang menginvestasikan sumber dayanya melalui pemberian kredit. Kreditor memakai informasi akuntansi untuk mengetahui perkembangan perusahaan sehingga sanggup menilai seberapa besar kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjamannya serta untuk mengevaluasi risiko pemberian kredit atau peminjaman dana.
e. Pemerintah (Government)
Pemerintah, memungut pajak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pemerintah memakai informasi akuntansi untuk menilai dan memilih besarnya pajak yang akan dikenakan terhadap perusahaan dan sebagai dasar pertimbangan untuk memilih kebijakan perpajakan.
Akuntansi sebagai sistem informasi akuntansi sanggup digambarkan dalam Bagan 1 berikut.
Gambar 1. Akuntansi sebagai Sistem Informasi. |
Adapun di Indonesia terdapat Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK berisi peraturan-peraturan yang berkhasiat sebagai pedoman pelaksanaan akuntansi di Indonesia.
4. Profesi dan Bidang Akuntansi
Jabatan dalam profesi akuntansi sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu akuntan publik dan akuntan internal. Akuntan publik yaitu akuntan yang memperlihatkan jasa atau pelayanan dalam bidang akuntansi untuk masyarakat umum. Oleh alasannya yaitu itu, akuntan publik akan mendapatkan imbalan atas jasa yang diberikannya dari pemakai jasa tersebut. Jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh akuntan publik, yaitu investigasi atas laporan keuangan (auditing), pertolongan perpajakan, dan konsultasi manajemen.
Adapun akuntan internal yaitu akuntan yang bekerja dalam sebuah perusahaan tertentu. Akuntan intern hanya melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan daerah ia bekerja. Akuntan intern terdapat dalam banyak sekali organisasi, baik dalam perusahaan maupun organisasi nirlaba (perusahaan yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan), menyerupai rumah sakit atau yayasan sosial. Organisasi profesi akuntan di Indonesia berjulukan Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI.
Berdasarkan pengelompokan profesi akuntan tersebut, bidang akuntansi sanggup dikelompokkan menjadi akuntansi publik dan akuntansi internal. Akuntansi publik terdiri atas bidang-bidang akuntansi berikut.
a. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Auditing)
Pemeriksaan laporan keuangan atau auditing yang dilakukan oleh akuntan publik harus dilakukan secara independen. Akuntan akan menilai kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan untuk investor, kreditor, dan pihak yang berkepentingan lainnya. Hasil investigasi akuntan publik dituangkan dalam bentuk laporan hasil investigasi akuntan.
b. Akuntansi Perpajakan
Pelayanan atau jasa akuntansi perpajakan merupakan jasa akuntan publik yang banyak dibutuhkan masyarakat. Jasa yang diberikan akuntan dalam bidang perpajakan, di antaranya bertujuan memenuhi peraturan perpajakan dan menekan pajak seminimal mungkin.
c. Konsultasi Manjemen
Jasa konsultasi manajemen ini biasanya diberikan bersamaan dengan investigasi laporan keuangan alasannya yaitu biasanya akuntan mempunyai pengetahuan yang mendalam ihwal operasi perusahaan yang diperiksanya. Akuntan sanggup memperlihatkan saran yang sanggup dipertimbangkan untuk memperbaiki operasi perusahaan yang
diperiksanya.
Adapun akuntansi internal, terdiri atas bidang-bidang akuntansi berikut.
Adapun akuntansi internal, terdiri atas bidang-bidang akuntansi berikut.
a. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menangani analisis biaya perusahaan yang berkhasiat untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya, penetapan harga jual produk, serta memperlihatkan informasi kepada manajemen ihwal produk yang tidak menguntungkan dan produk yang menguntungkan.
b. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan penetapan sasaran penjualan dan keuntungan serta perencanaan yang yang terperinci untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai tersebut. Anggaran juga berkhasiat untuk mengawasi operasi perusahaan dengan cara membandingkan data sesungguhnya dengan data anggaran. Anggaran dibentuk menurut data masa kemudian yang dilaporkan dalam laporan akuntansi.
c. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan proses identifikasi kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak internal maupun eksternal. Sistem informasi akuntansi berkhasiat untuk membantu pengawasan operasi perusahaan.
d. Pemeriksaan Internal
Pemeriksaan internal yaitu investigasi yang dilakukan oleh akuntan internal perusahaan. Akuntan internal tersebut melaksanakan penilaian terhadap sistem akuntansi dan manajemen perusahaan. Tujuan utama dilakukannya investigasi internal, yaitu membantu manajemen efisiensi operasi perusahaan serta menjamin pelaksanaan mekanisme dan planning sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Secara sederhana, bidang-bidang akuntansi tersebut sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
a. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan yaitu akuntansi yang tujuan utamanya menghasilkan laporan keuangan untuk pihak-pihak di luar manajemen perusahaan (pihak eksternal), menyerupai investor, kreditor, pemerintah, dan pelanggan perusahaan.
b. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen yaitu akuntansi yang tujuan utamanya menghasilkan informasi untuk kepentingan manajemen perusahaan (pihak internal). Informasi yang disajikan untuk pihak manajemen akan berbeda dengan informasi yang disajikan untuk pihak luar manajemen. Informasi akuntansi untuk manajemen penyajiannya akan lebih mendalam alasannya yaitu digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen. Oleh alasannya yaitu itu, informasi yang disajikan untuk manajemen biasanya tidak dipublikasikan kepada pihak luar.
B. Persamaan Akuntansi (Accounting Equation)
Pencatatan suatu transaksi digolongkan sesuai dengan kelompoknya supaya sanggup dibentuk ringkasan untuk disajikan dalam laporan keuangan. Ada dua elemen dasar yang menghipnotis suatu bisnis atau usaha, yaitu apa yang dimiliki dan apa yang menjadi utang. Aktiva (assets) yaitu sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang diperlukan sanggup memperlihatkan manfaat pada masa yang akan datang. Ekuitas (equity) merupakan hak pemilik yang meru pakan sumber investasi. Hubungan antara aktiva dan ekuitas sanggup dilihat dalam persamaan berikut.
Aktiva = Ekuitas
Ekuitas terdiri atas dua unsur utama, yaitu kewajiban (liabilities) dan modal (capital/owner’s equity). Kewajiban, yaitu keharusan suatu perusahaan untuk melunasi jumlah tertentu atau melaksanakan suatu jasa kepada pihak lain pada dikala jatuh tempo. Adapun modal merupakan hak pemilik dalam suatu perusahaan sebagai akhir adanya modal pokok yang diserahkan untuk memulai usaha. Dengan demikian, persamaan akuntansi tersebut sanggup dikembangkan menjadi menyerupai berikut.
Aktiva = Kewajiban + Modal
Pernyataan ihwal kekerabatan antara aktiva, kewajiban, dan modal disebut persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi merupakan perangkat yang paling dasar dalam akuntansi. Dalam persamaan akuntansi, digambarkan bahwa jumlah aktiva harus sama dengan jumlah kewajiban ditambah modal.
Ada beberapa hal yang menghipnotis modal, yaitu sebagai berikut.
1. Hal-hal yang menambah jumlah modal, yaitu:
a. investasi pemilik (investment), dan
b. pendapatan (income). Pendapatan yaitu arus masuk sumber daya ke dalam perusahaan dalam suatu periode dari penjualan barang atau jasa.
2. Hal-hal yang mengurangi jumlah modal, yaitu:
a. penarikan atau pengambilan dana oleh pemilik/prive (owner’s withdrawals/drawing), dan
b. biaya/beban yang dikeluarkan perusahaan (expenses).
Unsur penambah dan pengurang modal tersebut sanggup digambarkan dalam Bagan 2 berikut.
Transaksi (transaction) yaitu kejadian ekonomi yang menghipnotis kondisi keuangan suatu perusahaan. Transaksi yang terjadi akan menghipnotis persamaan akuntansi. Artinya, akan menghipnotis komponen aktiva, kewajiban, dan modal. Pengaruh transaksi tersebut sanggup dilihat dalam teladan persamaan akuntansi berikut. Tuan Darun mendirikan perusahaan jasa pada 1 Agustus 2007 dengan nama Perusahaan Jaya Abadi. Transaksi yang terjadi selama bulan Agustus dan pengaruhnya terhadap persamaan akuntansi sanggup dijelaskan sebagai berikut.
Gambar 2. Hal-Hal yang Mempengaruhi Ekuitas Pemilik. |
Transaksi 1
Tuan Darun menginvestasikan dananya sebagai modal perusahaan sebesar Rp 50.000.000,00. Pengaruh transaksi ini, yaitu menambah aktiva berupa kas di sisi debet dan menambah akun modal di sisi kredit sebesar Rp 50.000.000,00.
Transaksi 2
Transaksi 2
Perusahaan membeli tanah sebesar Rp 20.000.000,00 secara tunai. Transaksi ini akan menambah aktiva berupa tanah dan akan mengurangi aktiva lain berupa kas sebesar Rp 20.000.000,00.
Transaksi 3
Perusahaan membeli peralatan sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 5.000.000,00 secara kredit. Transaksi ini akan menambah akun aktiva berupa peralatan sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 5.000.000,00 serta menambah kewajiban berupa utang perjuangan sebesar Rp 15.000.000,00.
Pada pertengahan Agustus, perusahaan mendapatkan pendapatan jasa sebesar Rp 18.000.000,00 secara tunai. Transaksi ini akan menambah aktiva berupa kas dan menambah modal sebesar Rp 18.000.000,00.
Transaksi 5
Transaksi 5
Selama bulan Agustus, perusahaan mengeluarkan beban-beban sebagai berikut:
upah karyawan (wages) | Rp 1.500.000,00 |
sewa (rent) | Rp 500.000,00 |
iklan | Rp 250.000,00 |
Transaksi beban tersebut akan mengurangi kas dan modal sebesar Rp 2.250.000,00.
Perusahaan membayar sebagian utangnya kepada kreditor sebesar Rp 9.000.000,00. Transaksi ini akan mengurangi aktiva berupa kas dan kewajiban berupa utang perjuangan sebesar Rp 9.000.000,00.
Pada ahad ketiga Agustus, perusahaan mendapatkan pendapatan jasa sebesar Rp 20.000.000,00 yang akan diterima kemudian. Transaksi ini akan menambah akun aktiva berupa piutang perjuangan dan menambah modal sebesar Rp 20.000.000,00.
Pada selesai Agustus, diketahui perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00. Perlengkapan yang terpakai, yaitu Rp 5.000.000,00 – Rp 3.500.000,00 = Rp 1.500.000,00. Transaksi ini akan mengurangi aktiva berupa perlengkapan dan modal sebesar Rp 1.500.000,00.
Pada selesai Agustus, perusahaan mendapatkan pelunasan piutang perjuangan (untuk transaksi 7) sebesar Rp 7.500.000,00. Transaksi ini akan mengurangi aktiva berupa piutang perjuangan dan menambah kas sebesar Rp 7.500.000,00.
Transaksi 10
Tuan Darun mengambil uang dari kas perusahaan sebesar Rp 2.500.000,00 untuk kepentingan pribadinya. Transaksi ini akan mengurangi kas dan modal sebesar Rp 2.500.000,00.
C. Pencatatan Transaksi dan Posting Jurnal ke Dalam Buku Besar
1. Mekanisme Debet dan Kredit
Pencatatan transaksi keuangan harus memakai akun dan sesuai dengan mekanisme yang benar. Perkiraan/rekening/akun (account) yaitu suatu formulir (alat) yang digunakan untuk mencatat penambahan dan pengurangan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban serta untuk menggolongkan transaksi-transaksi yang sejenis. Akun-akun tersebut, sanggup dikelompokkan menjadi akun riil atau akun neraca dan akun nominal atau akun laba/rugi. Akun riil terdiri atas akun aktiva, kewajiban, dan modal.
a. Aktiva (Assets)
Aktiva terdiri atas empat unsur utama, yaitu aktiva lancar, investasi, aktiva tetap berwujud, dan aktiva tetap tidak berwujud.
1) Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva lancar yaitu uang tunai yang dimiliki perusahaan dan aktiva yang diperlukan gampang untuk dicairkan menjadi uang tunai. Aktiva lancar terdiri atas kas (cash), surat berharga (marketable securities), wesel tagih (notes receivable), piutang perjuangan (account receivable), persediaan barang dagangan (merchandise inventory), beban dibayar di muka (prepaid expenses), dan per lengkapan (supplies).
2) Investasi (Investment)
Investasi adalah bentuk penyertaan jangka panjang yang tujuannya untuk menguasai perusahaan dan tidak akan dijual dalam waktu dekat. Misalnya, investasi dalam saham, investasi dalam obligasi, dan investasi berupa tanah.
3) Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets)
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang wujud fisiknya terlihat dan digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya serta mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (satu periode akuntansi). Aktiva tetap, di antaranya peralatan (equip ment), bangunan (building), dan tanah (land).
4) Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)
Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, tetapi wujud fisiknya tidak sanggup dilihat. Aktiva tetap tidak berwujud, di antaranya goodwill, hak paten, hak cipta, dan merek dagang.
b. Kewajiban (Liabilities)
Unsur-unsur kewajiban, terdiri atas kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
1) Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
Kewajiban lancar yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang jangka waktu pelunasannya kurang dari satu tahun (satu periode akuntansi). Kewajiban lancar, di antaranya utang perjuangan (account payable) dan wesel bayar (notes payable).
2) Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan pada pihak lain yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun (lebih dari satu periode akuntansi). Misalnya, utang hipotek dan utang bank jangka panjang.
c. Modal (Capital)
Modal yaitu hak atau tuntutan pemilik dalam suatu perusahaan sebagai akhir adanya modal pokok yang diserahkan untuk memulai suatu usaha.
Adapun akun nominal terdiri atas akun pendapatan dan modal.
1) Pendapatan
Pendapatan yaitu hasil yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang dagangan atau jasa kepada pelanggan. Pendapatan sanggup dikelompokkan menjadi beban perjuangan dan beban di luar usaha. Pendapatan merupakan komponen penambah modal.
2) Beban
Beban yaitu pengorbanan hemat untuk memperoleh barang, jasa, atau akomodasi yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode akuntansi berjalan. Pencatatan akun aktiva, kewajiban, dan modal tersebut didasarkan pada sistem pencatatan ganda atau sistem pencatatan berpasangan. Artinya, setiap transaksi paling sedikit akan menghipnotis dua akun. Misalnya, terjadi transaksi pembelian peralatan secara tunai sebesar Rp 5.000.000,00. Transaksi tersebut akan menambah akun peralatan dan akan mengurangi akun kas perusa haan sebesar Rp 5.000.000,00. Pencatatan atas penambahan atau pengurangan suatu akun sanggup dilihat pada akun bentuk T berikut.
Sisi kiri disebut sisi debet dan sanggup disingkat dengan D. Adapun sisi kanan disebut sisi kredit sanggup disingkat dengan K. Semua penambahan suatu akun akan dicatat pada satu sisi dan semua pengurangan dicatat pada sisi lainnya. Pola pencatatan pada sisi debet dan kredit, yaitu sebagai berikut.
Aktiva berada pada sisi yang berlawanan dengan kewajiban dan modal sehingga penambahan dan pengurangan aktiva berbeda dengan kewajiban dan modal. Pola pencatatan modal berbeda dengan kewajiban dan aktiva alasannya yaitu modal dipengaruhi oleh akun pendapatan dan beban. Hal ini sanggup dilihat pada buku besar berikut.
Pendapatan merupakan bab dari akun modal yang akan menambah jumlah modal. Adapun beban merupakan akun yang akan menurunkan jumlah modal sehingga penambahan dan pengurangan beban berada di sisi yang berbeda dengan penambahan dan pengurangan pendapatan. Berikut ringkasan aturan pendebetan, pengkreditan, serta saldo normal untuk setiap akun.
Jenis Akun | Penambahan | Pengurangan | Saldo Normal |
Aktiva | Debet | Kredit | Debet |
Kewajiban | Kredit | Debet | Kredit |
Modal | Kredit | Debet | Kredit |
Pendapatan | Kredit | Debet | Kredit |
Beban | Debet | Kredit | Debet |
Contoh Soal (SPMB 2006) :
Untuk menekankan bahwa kreditor mempunyai hak utama atas kekayaan perusahaan, susunan persamaan dasar akuntansi sanggup diubah sebagai berikut ....
a. kewajiban – aktiva = modal
b. modal – aktiva = kewajiban
c. aktiva – kewajiban = modal
d. modal – kewajiban = aktiva
e. aktiva + modal = kewajiban
Penyelesaian:
Persamaan dasar akuntansi:
Harta = Utang + Modal, sanggup diubah menjadi
Harta – Utang = Modal
atau
Harta – Modal = Utang
Jawaban: c
Untuk menekankan bahwa kreditor mempunyai hak utama atas kekayaan perusahaan, susunan persamaan dasar akuntansi sanggup diubah sebagai berikut ....
a. kewajiban – aktiva = modal
b. modal – aktiva = kewajiban
c. aktiva – kewajiban = modal
d. modal – kewajiban = aktiva
e. aktiva + modal = kewajiban
Penyelesaian:
Persamaan dasar akuntansi:
Harta = Utang + Modal, sanggup diubah menjadi
Harta – Utang = Modal
atau
Harta – Modal = Utang
Jawaban: c
2. Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal Umum
Langkah pertama dalam suatu siklus akuntansi, yaitu mencatat transaksi ke dalam jurnal umum. Jurnal umum merupakan catatan kronologis transaksi suatu perusahaan. Langkah-langkah pencatatan transaksi hingga penyusunan laporan keuangan sanggup dilihat dalam Bagan 3 berikut.
Bentuk jurnal umum yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut.
Pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal, sanggup dilakukan eksklusif dari transaksi atau bukti transaksi. Sebaiknya setiap transaksi dilengkapi dengan bukti transaksi sehingga sumber pencatatannya terang dan lengkap.
Pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal, sanggup dilakukan eksklusif dari transaksi atau bukti transaksi. Sebaiknya setiap transaksi dilengkapi dengan bukti transaksi sehingga sumber pencatatannya terang dan lengkap.
Bukti transaksi sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu bukti transaksi internal dan bukti transaksi eksternal. Bukti transaksi internal merupakan bukti atas transaksi yang dilakuan antarbagian dalam perusahaan yang bersangkutan. Bukti transaksi internal biasanya berupa memo yang dibentuk oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan berwenang dalam suatu perusahaan. Misalnya, memo yang dibentuk manajer bab pemasaran untuk manajer bab keuangan.
Hal-hal yang biasanya dicatat dalam memo, antara lain transaksi penyusutan aktiva tetap, anggaran beban yang akan dikeluarkan, dan piutang yang tidak sanggup ditagih.
Adapun bukti eksternal merupakan bukti atas transaksi yang terjadi antara pihak perusahaan dan pihak luar perusahaan. Bukti transaksi eksternal, di antaranya kuitansi, cek, faktur, nota debet, dan nota kredit.
a. Kuitansi adalah bukti penerimaan atau pengeluaran sejumlah uang.
b. Cek adalah perintah secara tertulis kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang memegang cek tersebut.
c. Faktur adalah bukti pendukung atas transaksi penjualan (faktur penjualan) dan transaksi pembelian (faktur pembelian).
d. Nota kredit adalah bukti untuk transaksi pengembalian barang yang telah dijual kepada pelanggan (retur penjualan).
e. Nota debet yaitu bukti untuk transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli (retur pembelian).
Berdasarkan transaksi atau bukti transaksi yang ada, selanjutnya dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Gambar 4. Bukti Transaksi. |
a. Identifikasi transaksi yang terdapat dalam dokumen sumber, menyerupai cek, faktur, kuitansi, nota debet, atau nota kredit.
b. Tentukan akun yang akan digunakan dan klasifikasikan menurut kelompok aktiva, kewajiban, dan modal.
c. Tetapkan apakah transaksi akan menambah atau mengurangi akun serta apakah penambahan atau pengurangan tersebut diletakkan di sebelah debet atau kredit.
d. Catat transaksi tersebut ke dalam jurnal disertai dengan keterangan singkat.
3. Posting Jurnal ke Buku Besar
Setelah dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, selanjut nya data yang terdapat dalam jurnal umum dipindahkan ke dalam buku besar. Buku besar (ledger) yaitu sekelompok akun yang digunakan perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam perusahaan beserta nilainya. Proses pemindahan data dari jurnal ke buku besar disebut posting.
Akun-akun yang digunakan dalam proses akuntansi suatu perusahaan akan disusun menurut kelompok aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban. Selain itu, akun-akun tersebut juga diberi instruksi tertentu sehingga gampang diidentifikasi. Aktiva biasanya diberi instruksi dengan awalan 1, kewajiban dengan awalan 2, ekuitas atau modal pemilik dengan awalan 3, pendapatan dengan awalan 4, dan beban-beban dengan awalan 5. Kode akun sanggup dibentuk dengan memakai angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf.
a. Kode Numerical
Kode numerical dibentuk dengan memakai angka mulai dari 0 hingga 9 secara berurutan. Berikut teladan instruksi akun numerical.
1 Kas
2 Piutang usaha
3 Perlengkapan kantor
4 Peralatan kantor
5 Gedung
6 Akumulasi penyusutan gedung
7 Utang usaha
8 Utang bank
9 Modal Tuan Kuncoro
10 Pengambilan pribadi Tuan Kuncoro
11 Pendapatan jasa
12 Beban iklan
13 Beban asuransi
14 Beban perlengkapan
Pengodean akun secara numerical mempunyai kelemahan, yaitu pada dikala terjadi penambahan akun, kodenya tidak akan berurutan dengan instruksi akun sejenis. Misalnya terjadi penambahan akun sewa dibayar di muka. Akun tersebut seharusnya berada dalam urutan aktiva lancar, yaitu sesudah piutang usaha. Namun, alasannya yaitu akun yang ada sudah diberi instruksi hingga 14, akun tersebut berada dalam urutan 15. Dengan demikian, urutannya menjadi berada sesudah beban. Jika tidak teliti pada dikala menghitung jumlah aktiva, mungkin akun sewa dibayar di muka tidak ikut dihitung. Hal ini tentu akan menjadikan kesalahan penghitungan jumlah akun.
b. Kode Desimal
Kode desimal dibentuk dengan memakai angka. Setiap akun diberi instruksi lebih dari satu angka. Kode desimal sanggup dibentuk dengan memakai dua desimal, tiga desimal, atau empat desimal bergantung kebutuhan atau banyaknya akun yang digunakan.
Pengodean akun secara desimal sanggup dibentuk dalam bentuk instruksi kelompok dan instruksi blok.
1) Kode Kelompok
Pengodean akun secara kelompok diawali dengan mengelompokkan akun menjadi beberapa kelompok. Misalnya, harta atau aktiva diberi instruksi kelompok 1, kewajiban diberi instruksi kelompok 2, modal diberi instruksi kelompok 3, pendapatan diberi instruksi kelompok 4, dan beban diberi instruksi kelompok 5.
Jika akan dibentuk instruksi akun dua desimal, angka kelompok tersebut ditambah satu angka lagi. Berikut teladan instruksi akun dua desimal untuk kelompok aktiva.
Kode Akun | Nama Akun |
1 | Aktiva |
11 | Kas |
12 | Piutang perjuangan |
13 | Perlengkapan kantor |
Jika jumlah akun yang digunakan banyak, pengkodean sanggup dikembangkan menjadi instruksi kelompok tiga desimal. Contoh kelompok aktiva dengan instruksi tiga desimal, menyerupai berikut.
Kode Akun | Nama Akun |
1 | Aktiva |
11 | Aktiva lancar |
111 | Kas |
112 | Piutang perjuangan |
113 | Perlengkapan kantor |
Kode 111 untuk kas berarti angka 1 pertama memperlihatkan kelompok aktiva, angka 1 kedua memperlihatkan golongan aktiva lancar, dan angka 1 ketiga memperlihatkan nomor urut aktiva menurut urutan aktiva yang paling lancar.
Jika instruksi akun tiga desimal belum mencukupi, sanggup digunakan instruksi angka empat desimal. Misalnya, kas diberi instruksi 1101, utang perjuangan diberi instruksi 2101, modal diberi instruksi 3101, pendapatan diberi instruksi 4101, dan beban perjuangan diberi instruksi 5101.
2) Kode Blok
Pengodean akun blok diawali dengan mengelompokkan akun-akun yang digunakan menjadi beberapa blok. Misalnya, aktiva berada dalam instruksi blok 100—199, kewajiban 200—299, modal 300—399, pendapatan 400—499, dan beban 500—699.
Berdasarkan instruksi blok tersebut, setiap kelompok akun sanggup dibagi menjadi beberapa blok golongan dan nomor. Misalnya, untuk kelompok aktiva diberi instruksi menyerupai berikut.
Aktiva | 100 - 199 |
Aktiva lancar | 100 - 149 |
Kas | 101 |
Piutang perjuangan | 102 |
Perlengkapan | 103 |
Aktiva tetap | 150 - 199 |
Peralatan kantor | 151 |
Akumulasi penyusutan peralatan kantor | 152 |
Gedung | 153 |
Akumulasi penyusutan gedung | 154 |
c. Kode Mnemonik
Kode mnemonik dibentuk dengan memakai simbol atau karakter tertentu. Berikut teladan pengodean akun dengan instruksi mnemonik.
Nama Akun | Kode |
Aktiva Lancar | AL |
Kas | AL—K |
Piutang perjuangan | AL—PU |
Perlengkapan kantor | AL—PK |
Aktiva Tetap | AT |
Peralatan kantor | AT—PK |
Akumulasi penyusutan peralatan kantor | AT—AKPK |
Kewajiban Lancar | KL |
Utang perjuangan | KL—UU |
Utang bank | KL—UB |
Modal | M |
Modal pemilik | M—MP |
Pengambilan pribadi pemilik | M—PP |
Pendapatan perjuangan | PU |
Pendapatan jasa | PU—PJ |
Pendapatan di luar perjuangan | PLU |
Pendapatan bunga | PLU—PB |
Beban perjuangan | BU |
Beban honor karyawan | BU—BGK |
Beban iklan | BU—BI |
Beban di luar perjuangan | BLU |
Beban bunga | BLU—BB |
d. Kode Kombinasi Huruf dan Angka
Sesuai namanya, instruksi ini dibentuk dengan mengkombinasikan karakter dan angka. Misalnya, aktiva berupa kas diberi instruksi A 101, akun piutang perjuangan diberi instruksi A 102, akun kewajiban berupa utang perjuangan diberi instruksi K 201, akun modal pemilik diberi instruksi M 301, akun pendapatan jasa diberi instruksi PJ 401, dan akun beban honor karyawan diberi instruksi B 501.
Kode-kode akun tersebut akan dipindahkan ke buku besar pada dikala posting. Akun buku besar sanggup dibentuk dalam akun bentuk T, bentuk dua kolom, akun bentuk tiga kolom, dan akun bentuk empat kolom. Berikut disajikan bentuk-bentuk akun tersebut.
a. Akun Bentuk T
b. Akun Bentuk Dua Kolom
Akun bentuk T banyak digunakan dalam latihan-latihan penyelesaian soal alasannya yaitu bentuknya lebih sederhana, tetapi dalam praktiknya di perusahaan digunakan akun bentuk berkolom. Berikut disajikan teladan jurnal dan cara memindahbukukannya ke akun bentuk T dan bentuk empat kolom.
Jika jurnal tersebut di-posting ke dalam akun empat kolom akan tampak menyerupai berikut.
Berikut teladan transaksi, analisis transaksi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, serta pemindahbukuan jurnal ke akun bentuk empat kolom untuk perkara Perusahaan Jaya Abadi.
Berikut teladan transaksi, analisis transaksi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, serta pemindahbukuan jurnal ke akun bentuk empat kolom untuk perkara Perusahaan Jaya Abadi.
Transaksi 1
Pada 1 Agustus 2007, Tuan Darun menginvestasikan uangnya sebagai modal perusahaan sebesar Rp 50.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan modal Darun bertambah di kredit sebesar Rp 50.000.000,00.
Transaksi 2
Pada 3 Agustus 2007, perusahaan membeli tanah secara tunai sebesar Rp20.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa tanah bertambah di debet dan aktiva berupa kas berkurang di kredit sebesar Rp20.000.000,00.
Transaksi 3
Pada 5 Agustus 2007, perusahaan membeli peralatan kantor sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan kantor sebesar Rp 5.000.000,00 secara kredit.
Analisis transaksi: Aktiva berupa peralatan kantor bertambah di debet sebesar Rp 10.000.000,00, aktiva berupa perlengkapan kantor ber tambah di sebelah debet sebesar Rp 5.000.000,00, dan kewajiban berupa utang perjuangan bertambah di kredit sebesar Rp 15.000.000,00.
Pada 5 Agustus 2007, perusahaan membeli peralatan kantor sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan kantor sebesar Rp 5.000.000,00 secara kredit.
Analisis transaksi: Aktiva berupa peralatan kantor bertambah di debet sebesar Rp 10.000.000,00, aktiva berupa perlengkapan kantor ber tambah di sebelah debet sebesar Rp 5.000.000,00, dan kewajiban berupa utang perjuangan bertambah di kredit sebesar Rp 15.000.000,00.
Transaksi 4
Pada 7 Agustus 2007, perusahaan mendapatkan pendapatan jasa sebesar Rp 18.000.000,00 secara tunai. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan pendapatan jasa bertambah di kredit sebesar Rp 18.000.000,00.
Transaksi 5
Pada 10 Agustus 2007, perusahaan mengeluarkan beban upah karyawan sebesar Rp 1.500.000,00, beban sewa sebesar Rp 500.000,00, dan beban iklan sebesar Rp 250.000,00. Analisis transaksi: Akun beban upah, beban sewa, dan beban iklan bertambah di sebelah debet masing-masing sebesar Rp 1.500.000,00, Rp 500.000,00, dan Rp 250.000,00. Adapun akun aktiva berupa kas berkurang di kredit sebesar Rp 2.250.000,00.
Transaksi 6
Pada 15 Agustus 2007, perusahaan membayar utang sebesar Rp 9.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas berkurang di kredit dan kewajiban berupa utang perjuangan berkurang di debet sebesar Rp 9.000.000,00.
Transaksi 7
Pada 19 Agustus 2007, perusahaan menuntaskan jasa sebesar Rp 20.000.000,00. Adapun pendapatannya akan di terima bulan depan.
Analisis transaksi: Aktiva berupa piutang perjuangan bertambah di debet dan pendapatan jasa bertambah di kredit sebesar Rp 20.000.000,00.
Transaksi 8
Pada 31 Agustus 2007, dihitung perlengkapan kantor yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00.
Analisis transaksi: Perlengkapan kantor yang tersedia sebesar Rp 5.000.000,00 dan jumlah perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00. Makara perlengkapan kantor yang terpakai sebesar Rp 1.500.000,00. Dengan demikian, beban perlengkapan kantor bertambah di debet dan per lengkapan kantor berkurang di kredit sebesar Rp 1.500.000,00.
Transaksi 9
Pada 31 Agustus 2007, perusahaan mendapatkan pelunasan piutang perjuangan atas transaksi 19 Agustus 2007 sebesar Rp 7.500.000,00.
Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan piutang perjuangan berkurang di kredit sebesar Rp7.500.000,00.
Transaksi 10
Pada 31 Agustus 2007, Tuan Darun mengambil uang kas dari perusahaan sebesar Rp2.500.000,00 untuk kepentingan pribadinya.
Analisis transaksi: Aktiva berupa kas berkurang di kredit dan akun prive bertambah di debet sebesar Rp 2.500.000,00.
Contoh Soal SPMB 2005(1) :
Jika diketahui bahwa selama suatu periode jumlah aktiva telah bertambah dengan Rp 40.000.000,00 dan jumlah kewajiban bertambah dengan Rp 18.000.000,00 selama periode itu, besarnya modal selama periode tersebut ....
a. bertambah dengan Rp 58.000.000,00
b. berkurang dengan Rp 58.000.000,00
c. bertambah dengan Rp 22.000.000,00
d. berkurang dengan Rp 22.000.000,00
e. tidak bertambah atau berkurang
Penyelesaian:
Aktiva = Utang + Modal
Modal = Aktiva – Utang (Kewajiban)
= 40.000.000,00 – 18.000.000,00
= 22.000.000,00
Jawaban: c
D. Neraca Saldo (Trial Balance)
Berdasarkan Bagan 3 ihwal siklus akuntansi, langkah selanjutnya sesudah posting ke dalam buku besar, yaitu menyusun neraca saldo. Neraca saldo, yaitu daftar saldo setiap akun yang ada dalam buku besar pada periode tertentu. Fungsi neraca saldo, yaitu untuk menunjukan kebenaran setiap akun dan keseimbangan jumlah akun di debet dan di kredit.
Berdasarkan saldo-saldo buku besar Perusahaan Jaya Abadi, sanggup disusun neraca saldo sebagai berikut.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda atau keluarga Anda pernah melaksanakan pembayaran beban dibayar di muka. Misalnya, pada awal tahun anutan gres Anda membayar uang Sumbangan Pembangunan dan Pendidikan (SPP) sekaligus untuk 1 tahun. Setelah Anda sekolah dua bulan, berarti beban SPP yang sudah Anda gunakan selama dua bulan dan sisanya selama sepuluh bulan belum Anda gunakan. Jika hal ini terjadi dalam sebuah perusahaan, untuk menampilkan data yang bahu-membahu harus dibentuk jurnal penyesuaian.
Dengan demikian, jurnal pembiasaan digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. Selain itu, jurnal pembiasaan juga digunakan untuk mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi memerlukan koreksi supaya nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenar nya. Jurnal pembiasaan dibentuk pada selesai periode akuntansi. Jurnal penyesuaian, di antaranya dibentuk untuk transaksi beban dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, beban yang belum dibayar, pendapatan yang masih harus diterima, pemakaian perlengkapan, dan penyusutan aktiva tetap.
Saldo beban dibayar di muka harus diubahsuaikan dengan keadaan sebenarnya. Misalnya, perusahaan membayar beban untuk jangka waktu tiga bulan. Pada selesai tahun (Desember), beban tersebut gres terpakai satu bulan. Beban yang telah dibayar untuk dua bulan selanjutnya harus dikoreksi alasannya yaitu jumlah tersebut tidak mencerminkan keadaan beban perusahaan yang sebenarnya. Besarnya beban dibayar di muka yang harus dijurnal sanggup dilihat pada garis waktu berikut.
a. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai aktiva
Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu menyerupai berikut.
b. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai beban
Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Sama menyerupai beban dibayar di muka, pendapatan yang belum direalisasikan harus diubahsuaikan supaya jumlah pendapatan yang tercantum dalam laporan laba/rugi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Besarnya pendapatan belum direalisasi yang harus dijurnal, sanggup dilihat pada garis waktu berikut.
a. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai kewajiban
Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
b. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai pendapatan
Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Berbeda dengan beban dibayar di muka, beban yang belum dibayar merupakan biaya yang akan dibayar pada periode yang akan datang. Misalnya, honor karyawan dibayar setiap tanggal 5, pada selesai periode (31 Desember) perusahaan belum membayar jasa yang diberikan karyawan terhitung semenjak tanggal 6 Desember hingga 31 Desember alasannya yaitu pembayaran akan dilakukan pada tanggal 5 bulan berikutnya. Dengan demikian, perusa haan mempunyai utang kepada karyawan. Utang inilah yang harus disesuaikan. Jurnal pembiasaan tersebut dibentuk menurut garis waktu berikut. Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Obligasi pendapatan (revenue bond) merupakan obligasi yang diterbitkan oleh suatu tubuh perjuangan pemerintah
yang berwenang. Pembayaran pokok dan bunga untuk obligasi ini dilakukan dari pendapatan yang diperoleh pemerintah tertentu. Misalnya, perusahaan air minum milik pemerintah kota sanggup menerbitkan obligasi pendapatan. Adapun pembayaran pokok serta bunga obligasi yang diterbitkan dilakukan dari pendapatan yang diperoleh perusahaan tersebut.
Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang akan diterima pada periode yang akan datang. Misalnya, belum diterima pendapatan bunga atas pemilikan obligasi. Jurnal pembiasaan dibentuk menurut garis waktu berikut. Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Selama tahun berjalan, jumlah perlengkapan yang dibeli akan terus berkurang alasannya yaitu terus-menerus dipakai. Dengan demikian, jumlah yang tercantum dalam neraca saldo tidak memperlihatkan jumlah yang sebenarnya. Oleh alasannya yaitu itu, dibutuhkan jurnal pembiasaan untuk mencatat jumlah pemakaian selama tahun berjalan supaya jumlah perlengkapan yang ada sanggup dikurangkan dengan jumlah pemakaiannya. Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Pada 7 Agustus 2007, perusahaan mendapatkan pendapatan jasa sebesar Rp 18.000.000,00 secara tunai. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan pendapatan jasa bertambah di kredit sebesar Rp 18.000.000,00.
Transaksi 5
Pada 10 Agustus 2007, perusahaan mengeluarkan beban upah karyawan sebesar Rp 1.500.000,00, beban sewa sebesar Rp 500.000,00, dan beban iklan sebesar Rp 250.000,00. Analisis transaksi: Akun beban upah, beban sewa, dan beban iklan bertambah di sebelah debet masing-masing sebesar Rp 1.500.000,00, Rp 500.000,00, dan Rp 250.000,00. Adapun akun aktiva berupa kas berkurang di kredit sebesar Rp 2.250.000,00.
Transaksi 6
Pada 15 Agustus 2007, perusahaan membayar utang sebesar Rp 9.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas berkurang di kredit dan kewajiban berupa utang perjuangan berkurang di debet sebesar Rp 9.000.000,00.
Transaksi 7
Pada 19 Agustus 2007, perusahaan menuntaskan jasa sebesar Rp 20.000.000,00. Adapun pendapatannya akan di terima bulan depan.
Analisis transaksi: Aktiva berupa piutang perjuangan bertambah di debet dan pendapatan jasa bertambah di kredit sebesar Rp 20.000.000,00.
Transaksi 8
Pada 31 Agustus 2007, dihitung perlengkapan kantor yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00.
Analisis transaksi: Perlengkapan kantor yang tersedia sebesar Rp 5.000.000,00 dan jumlah perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00. Makara perlengkapan kantor yang terpakai sebesar Rp 1.500.000,00. Dengan demikian, beban perlengkapan kantor bertambah di debet dan per lengkapan kantor berkurang di kredit sebesar Rp 1.500.000,00.
Transaksi 9
Pada 31 Agustus 2007, perusahaan mendapatkan pelunasan piutang perjuangan atas transaksi 19 Agustus 2007 sebesar Rp 7.500.000,00.
Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan piutang perjuangan berkurang di kredit sebesar Rp7.500.000,00.
Transaksi 10
Pada 31 Agustus 2007, Tuan Darun mengambil uang kas dari perusahaan sebesar Rp2.500.000,00 untuk kepentingan pribadinya.
Analisis transaksi: Aktiva berupa kas berkurang di kredit dan akun prive bertambah di debet sebesar Rp 2.500.000,00.
Contoh Soal SPMB 2005(1) :
Jika diketahui bahwa selama suatu periode jumlah aktiva telah bertambah dengan Rp 40.000.000,00 dan jumlah kewajiban bertambah dengan Rp 18.000.000,00 selama periode itu, besarnya modal selama periode tersebut ....
a. bertambah dengan Rp 58.000.000,00
b. berkurang dengan Rp 58.000.000,00
c. bertambah dengan Rp 22.000.000,00
d. berkurang dengan Rp 22.000.000,00
e. tidak bertambah atau berkurang
Penyelesaian:
Aktiva = Utang + Modal
Modal = Aktiva – Utang (Kewajiban)
= 40.000.000,00 – 18.000.000,00
= 22.000.000,00
Jawaban: c
D. Neraca Saldo (Trial Balance)
Berdasarkan Bagan 3 ihwal siklus akuntansi, langkah selanjutnya sesudah posting ke dalam buku besar, yaitu menyusun neraca saldo. Neraca saldo, yaitu daftar saldo setiap akun yang ada dalam buku besar pada periode tertentu. Fungsi neraca saldo, yaitu untuk menunjukan kebenaran setiap akun dan keseimbangan jumlah akun di debet dan di kredit.
Berdasarkan saldo-saldo buku besar Perusahaan Jaya Abadi, sanggup disusun neraca saldo sebagai berikut.
E. Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entry)
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda atau keluarga Anda pernah melaksanakan pembayaran beban dibayar di muka. Misalnya, pada awal tahun anutan gres Anda membayar uang Sumbangan Pembangunan dan Pendidikan (SPP) sekaligus untuk 1 tahun. Setelah Anda sekolah dua bulan, berarti beban SPP yang sudah Anda gunakan selama dua bulan dan sisanya selama sepuluh bulan belum Anda gunakan. Jika hal ini terjadi dalam sebuah perusahaan, untuk menampilkan data yang bahu-membahu harus dibentuk jurnal penyesuaian.
Dengan demikian, jurnal pembiasaan digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. Selain itu, jurnal pembiasaan juga digunakan untuk mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi memerlukan koreksi supaya nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenar nya. Jurnal pembiasaan dibentuk pada selesai periode akuntansi. Jurnal penyesuaian, di antaranya dibentuk untuk transaksi beban dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, beban yang belum dibayar, pendapatan yang masih harus diterima, pemakaian perlengkapan, dan penyusutan aktiva tetap.
1. Beban Dibayar di Muka
Saldo beban dibayar di muka harus diubahsuaikan dengan keadaan sebenarnya. Misalnya, perusahaan membayar beban untuk jangka waktu tiga bulan. Pada selesai tahun (Desember), beban tersebut gres terpakai satu bulan. Beban yang telah dibayar untuk dua bulan selanjutnya harus dikoreksi alasannya yaitu jumlah tersebut tidak mencerminkan keadaan beban perusahaan yang sebenarnya. Besarnya beban dibayar di muka yang harus dijurnal sanggup dilihat pada garis waktu berikut.
a. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai aktiva
Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu menyerupai berikut.
b. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai beban
Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
2. Pendapatan Diterima di Muka (Pendapatan yang Belum Direalisasikan)
Sama menyerupai beban dibayar di muka, pendapatan yang belum direalisasikan harus diubahsuaikan supaya jumlah pendapatan yang tercantum dalam laporan laba/rugi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Besarnya pendapatan belum direalisasi yang harus dijurnal, sanggup dilihat pada garis waktu berikut.
a. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai kewajiban
Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
b. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai pendapatan
Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
3. Beban yang Belum Dibayar
Berbeda dengan beban dibayar di muka, beban yang belum dibayar merupakan biaya yang akan dibayar pada periode yang akan datang. Misalnya, honor karyawan dibayar setiap tanggal 5, pada selesai periode (31 Desember) perusahaan belum membayar jasa yang diberikan karyawan terhitung semenjak tanggal 6 Desember hingga 31 Desember alasannya yaitu pembayaran akan dilakukan pada tanggal 5 bulan berikutnya. Dengan demikian, perusa haan mempunyai utang kepada karyawan. Utang inilah yang harus disesuaikan. Jurnal pembiasaan tersebut dibentuk menurut garis waktu berikut. Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Obligasi pendapatan (revenue bond) merupakan obligasi yang diterbitkan oleh suatu tubuh perjuangan pemerintah
yang berwenang. Pembayaran pokok dan bunga untuk obligasi ini dilakukan dari pendapatan yang diperoleh pemerintah tertentu. Misalnya, perusahaan air minum milik pemerintah kota sanggup menerbitkan obligasi pendapatan. Adapun pembayaran pokok serta bunga obligasi yang diterbitkan dilakukan dari pendapatan yang diperoleh perusahaan tersebut.
4. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang akan diterima pada periode yang akan datang. Misalnya, belum diterima pendapatan bunga atas pemilikan obligasi. Jurnal pembiasaan dibentuk menurut garis waktu berikut. Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
5. Pemakaian Perlengkapan
Selama tahun berjalan, jumlah perlengkapan yang dibeli akan terus berkurang alasannya yaitu terus-menerus dipakai. Dengan demikian, jumlah yang tercantum dalam neraca saldo tidak memperlihatkan jumlah yang sebenarnya. Oleh alasannya yaitu itu, dibutuhkan jurnal pembiasaan untuk mencatat jumlah pemakaian selama tahun berjalan supaya jumlah perlengkapan yang ada sanggup dikurangkan dengan jumlah pemakaiannya. Jurnal pembiasaan yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
6. Penyusutan Aktiva Tetap
Biaya atau harga perolehan) yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva tetap menjadi beban bagi perusahaan. Biaya tersebut harus dialokasikan menjadi beban sesuai dengan lamanya waktu penggunaan (umur ekonomis) aktiva tersebut. Pengalokasian harga harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya yang dilakukan secara sistematis disebut penyusutan. Semua aktiva, kecuali tanah harus disusutkan. Jurnal pembiasaan yang harus dibentuk untuk mengalokasi biaya penyusutan, yaitu sebagai berikut.
F. Neraca Lajur (Work Sheet)
Neraca lajur atau disebut juga kertas kerja merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data akuntansi serta meng ikhtisarkan ayat jurnal pembiasaan dan saldo akun dengan tujuan untuk menyiapkan data yang akan dianalisis dalam bentuk laporan keuangan. Neraca lajur bukan bab dari jurnal, buku besar, atau laporan keuangan. Neraca lajur hanya sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur yang sering digunakan, yaitu neraca lajur bentuk 10 kolom. Namun, ada juga neraca lajur bentuk 6 kolom, 8 kolom, dan 12 kolom.
1. Neraca Lajur Bentuk 6 Kolom
2. Neraca Lajur Bentuk 8 Kolom
3. Neraca Lajur Bentuk 10 Kolom
4. Neraca Lajur Bentuk 12 Kolom
Kolom-kolom neraca lajur, terdiri atas kolom-kolom berikut.
1. Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri atas dua kolom, yaitu kolom debet dan kredit. Kolom neraca saldo berisi nilai dari setiap akun pada selesai periode akuntansi. Neraca saldo disusun menurut data yang ada dalam buku besar.
2. Penyesuaian
Kolom pembiasaan juga terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian perlu dilakukan untuk menggambarkan ketepat an besarnya nilai setiap akun.
3. Neraca Saldo Disesuaikan
Neraca saldo diubahsuaikan disusun dengan cara menggabungkan angka pada kolom neraca saldo dan penyesuaian.
4. Laporan Laba/Rugi
Kolom untuk laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk unsur-unsur laporan laba/rugi, yaitu semua pendapatan dan beban.
5. Laporan Perubahan Modal
Kolom untuk laporan perubahan modal berisi angka-angka yang termasuk unsur-unsur laporan perubahan modal, yaitu modal awal, laba/rugi periode yang bersangkutan, dan prive.
6. Neraca
Akun yang dimasukkan pada kolom neraca berupa unsur-unsur untuk menyusun neraca, yaitu akun-akun riil.
Contoh Soal :
Pada bulan Desember, Sari mendirikan cabang perjuangan jasa konsultasi kesepakatan nikah dengan nama Biro Jasa Konsultasi Sari. Berikut ini transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2007.
1 Desember, Sari menyetorkan aktiva berikut sebagai modal perusahaan.
Kas Rp5.640.000,00
Piutang perjuangan Rp1.200.000,00
Perlengkapan kantor Rp1.000.000,00
Peralatan kantor Rp7.200.000,00
1 Desember, dibayar sewa untuk 3 bulan sebesar Rp2.880.000,00.
1 Desember, dibayar premi asuransi sebesar Rp1.200.000,00 untuk 1 tahun.
4 Desember, diterima uang tunai sebesar Rp2.800.000,00 atas jasa yang akan diberikan dan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka.
5 Desember, dibeli peralatan kantor sebesar Rp1.440.000,00 secara kredit.
6 Desember, diterima pelunasan piutang perjuangan dari pelanggan sebesar Rp640.000,00.
10 Desember, dibayar secara tunai beban iklan di surat kabar sebesar Rp96.000,00.
12 Desember, dibayar utang perjuangan atas transaksi tanggal 5 Agustus sebesar Rp640.000,00.
12 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan diterima kemudian sebesar Rp960.000,00.
13 Desember, dibayar honor karyawan untuk 2 ahad sebesar Rp3.000.000,00.
17 Desember, diterima pendapatan perjuangan sebesar Rp1.680.000,00.
18 Desember, dibeli tunai perlengkapan kantor Rp600.000,00.
20 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan di teri ma kemudian sebesar Rp880.000,00.
24 Desember, diterima tunai pendapatan jasa dari pelanggan sebesar Rp1.480.000,00.
24 Desember, diterima pelunasan piutang perjuangan Rp1.040.000,00.
27 Desember, dibayar honor karyawan sebesar Rp3.000.000,00 untuk 2 minggu.
29 Desember, dibayar tagihan telepon sebesar Rp104.000,00.
30 Desember, dibayar tagihan listrik sebesar Rp160.000,00.
30 Desember, diterima tunai pendapatan perjuangan dari pelanggan sebesar Rp840.000,00.
30 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan di terima kemudian sebesar Rp400.000,00.
30 Desember, Sari mengambil uang kas dari perusahaan sebesar Rp1.200.000,00 untuk keperluan pribadinya.
Data pembiasaan pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
a. Asuransi yang terpakai sebesar Rp100.000,00.
b. Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp976.000,00.
c. Penyusutan peralatan kantor sebesar Rp200.000,00.
d. Sewa yang terpakai sebesar Rp640.000,00.
e. Pendapatan diterima di muka yang sudah benar-benar menjadi hak per usahaan sebesar Rp960.000,00.
Berdasarkan transaksi tersebut dibentuk jurnal umum dan buku besar menyerupai berikut.
Adapun jurnal pembiasaan yang dibentuk pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut.
Selanjutnya, disusun neraca lajur menyerupai berikut.
G. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Setelah Anda mempelajari cara pembuatan kertas kerja, selanjutnya Anda akan mempelajari cara penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa. Dalam laporan keuangan disajikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi.
Tujuan dibuatnya laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu bagi pihak internal dan pihak eksternal perusahaan.
1. Internal Perusahaan
Laporan keuangan digunakan untuk mempertanggungjawabkan kiprah yang dibebankan oleh manajer.
2. Eksternal Perusahaan
Laporan keuangan digunakan sebagai laporan keadaan atau posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan pokok untuk sebuah perusahaan, terdiri atas laporan laba/rugi (income statement), laporan perubahan modal (statement of owner’s equity/capital statement), neraca (balance sheet), dan laporan arus kas (cash flow statement).
1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar pendapatan dan beban selama periode tertentu. Laporan laba/rugi sanggup disusun dalam dua bentuk, yaitu laporan laba/rugi bentuk multiple steps dan laporan laba/rugi bentuk single step. Khusus untuk perusahaan jasa dan perorangan, biasanya laporan laba/ruginya disusun dalam bentuk single step. Unsur-unsur dalam laporan laba/rugi bentuk single step hanya terdiri atas pendapatan dan beban yang disajikan secara keseluruhan.
Adapun laporan laba/rugi bentuk multilpe steps digunakan untuk perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Dalam laporan laba/rugi bentuk multiple steps pendapatan dan beban diperinci menjadi beberapa bagian. Misalnya, beban penjualan, beban manajemen dan umum, beban di luar usaha, serta pendapatan di luar usaha. Berikut disajikan teladan laporan laba/rugi bentuk single step untuk perkara Biro Jasa Konsultasi Sari.
Contoh Soal SPMB 2004
Selama bulan Juli 2003, suatu perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 25.000.000,00. Pemilik melaksanakan pengambilan prive sebesar Rp1.300.000,00. Pada tanggal 1 Juli 2003 utang perusahaan ini berjumlah Rp 6.000.000,00 dan aktivanya berjumlah Rp 12.000.000,00. Pada tanggal 31 Juli 2003 modal berjumlah Rp 17.000.000,00 dan utangnya berjumlah Rp 6.000.000,00. Jumlah biaya selama bulan Juli 2003 yaitu ....
a. 18.700.000,00
b. 18.300.000,00
c. 15.300.000,00
d. 12.700.000,00
e. 12.300.000,00
Penyelesaian:
Neraca per 1 Juli (awal)
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
12.000.000 = 6.000.000 + Ekuitas
Ekuitas = 6.000.000
Neraca per 31 Juli (akhir)
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas = 6.000.000 + 17.000.000 = 23.000.000
Laporan perubahan modal
Ekuitas (akhir) = Ekuitas (awal) + Pendapatan – Biaya – Prive
17.000.000 = 6.000.000 + 25.000.000 – Biaya –1.300.000
Biaya = 12.700.000
Jawaban: d
2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar perubahan modal pemilik yang terjadi selama periode tertentu. Komponen laporan perubahan modal terdiri atas modal awal, keuntungan atau rugi pada periode bersangkutan, dan modal akhir.
3. Neraca (Balance Sheet)
Neraca yaitu suatu laporan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan. Neraca sanggup disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk laporan. Pada umumnya perusahaan memakai neraca bentuk laporan. Berikut disajikan neraca bentuk laporan dan skontro untuk perkara Biro Jasa Konsultasi Sari.
Neraca Bentuk Laporan
Neraca Bentuk Skontro
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas yaitu laporan yang menggambarkan jumlah kas yang diterima dan jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan. Jumlah kas yang diterima menyerupai pendapatan tunai dari pemilik. Adapun jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan, menyerupai pembayaran beban-beban, pembayaran utang, dan pengambilan pribadi. Jumlah arus kas higienis yang tercantum dalam laporan arus kas harus sama dengan jumlah kas yang tercantum dalam neraca (balance sheet).
Setiap laporan keuangan yang dibentuk oleh suatu perusahaan mempunyai keterkaitan, di antaranya sebagai berikut.
- Laba higienis yang ada dalam laporan laba/rugi akan menambah ekuitas pemilik yang disajikan sebagai penambah modal dalam laporan perubahan modal. Adapun rugi higienis akan mengurangi ekuitas pemilik yang disajikan sebagai pengurang modal dalam laporan perubahan modal.
- Modal selesai yang ada dalam laporan perubahan modal akan dipindahkan ke neraca sebagai penyeimbang terakhir untuk neraca.
Setelah laporan keuangan disusun, tujuan penyelenggaraan akuntansi yang utama sudah tercapai, yaitu menyediakan informasi akuntansi bagi para pemakai informasi. Namun, proses akuntansi belum selesai alasannya yaitu masih ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu menciptakan jurnal epilog dan jurnal pembalik.
1. Jurnal Penutup (Closing Entry)
Jurnal epilog yaitu jurnal yang digunakan untuk menghilangkan saldo akun sementara. Akun pendapatan dan beban merupakan akun sementara. Oleh alasannya yaitu itu, nilai kedua akun tersebut harus dijadikan nol pada selesai tahun. Pengambilan prive juga merupakan akun sementara yang harus ditutup pada selesai tahun. Berikut dijelaskan cara menciptakan ayat jurnal epilog yang biasa dibentuk oleh sebuah perusahaan.
a. Menutup Seluruh Akun Pendapatan ke Akun Ikhtisar Laba/Rugi
Saldo normal akun pendapatan berada di sebelah kredit. Oleh alasannya yaitu itu, harus ditutup dengan mendebet akun pendapatan tersebut. Dengan memakai data keuangan Biro Jasa Konsultasi Sari sanggup dibentuk jurnal epilog pendapatan sebagai berikut.
b. Menutup Seluruh Akun Beban ke Akun Ikhtisar Laba/Rugi
Perkiraan beban ditutup dengan cara mengkredit jumlah beban yang ada dalam laporan laba/rugi alasannya yaitu saldo normal akun beban ada di sebelah debet. Jurnal untuk menutup akun beban pada perkara Biro Jasa Konsultasi Sari, yaitu sebagai berikut.
Ikhtisar laba/rugi Rp7.924.000,00
Beban honor Rp 6.000.000,00
Beban sewa Rp 640.000,00
Beban perlengkapan kantor Rp 624.000,00
Beban penyusutan peralatan kantor Rp 200.000,00
Beban listrik Rp 160.000,00
Beban telepon Rp 104.000,00
Beban asuransi Rp 100.000,00
Beban iklan Rp 96.000,00
c. Menutup Akun Ikhtisar Laba/Rugi ke Akun Modal
Jumlah ikhtisar laba/rugi yang dibuatkan jurnal penutupnya, yaitu selisih antara ikhtisar laba/rugi pada jurnal epilog untuk pendapatan dan jurnal epilog untuk beban. Akun ikhtisar laba/rugi Biro Jasa Konsultasi Sari tampak menyerupai berikut.
Dengan demikian, jurnal untuk mencatat keuntungan yang di peroleh Biro Jasa Konsultasi Sari, yaitu sebagai berikut.
Adapun jikalau perusahaan Biro Jasa Konsultasi Sari menderita rugi, jurnal epilog yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
d. Menutup Akun Pengambilan Pribadi (Prive) ke Akun Modal
Pengambilan pribadi (prive) bersaldo normal di sebelah debet, jurnal epilog yang harus dibentuk untuk pengambilan pribadi Sari, yaitu sebagai berikut.
2. Neraca Saldo Setelah Penutupan
Setelah jurnal epilog dibuat, saldo aktiva dan kewajiban tidak mengalami perubahan, tetapi saldo modal mengalami penambahan atau pengurangan. Adapun saldo pendapatan dan beban dihilangkan alasannya yaitu saldonya menjadi nol. Selanjutnya, asumsi aktiva, kewajiban, dan modal disusun dalam neraca saldo sesudah penutupan. Neraca saldo sesudah penutupan untuk perkara perusahaan Biro Jasa Konsultasi Sari, yaitu sebagai berikut.
3. Jurnal Pembalik (Reversing Entry)
Jurnal pembalik yaitu suatu jurnal untuk membalikkan ayat jurnal pembiasaan tertentu yang dibentuk sebelumnya dan mempunyai dampak penting terhadap transaksi rutin yang akan terjadi pada tahun berikutnya. Ada empat jurnal pembiasaan yang memerlukan jurnal pembalik, yaitu sebagai berikut.
a. Beban Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar di Muka) yang Dicatat sebagai Beban
Misalnya, pada 1 September 2007 dibayar asuransi untuk 1 tahun sebesar Rp 3.600.000,00. Jurnal yang dibentuk pada dikala terjadi transaksi, yaitu sebagai berikut.
Adapun jurnal pembiasaan pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
Jurnal epilog yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
b. Pendapatan Diterima di Muka yang Dicatat sebagai Pendapatan
Misalnya, pada 1 Oktober 2007 diterima pendapatan sewa untuk 1 tahun sebesar Rp2.400.000,00. Jurnal yang dibentuk pada dikala terjadi transaksi, yaitu sebagai berikut.
Adapun jurnal pembiasaan pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
c. Beban yang Belum Dibayar
Misalnya, pada 31 Desember 2007 ada beban honor yang belum dibayarkan sebesar Rp 6.000.000,00. Perusahaan membayar honor secara bulanan setiap tanggal 2 sebesar Rp 6.000.000,00. Jurnal pembiasaan yang dibentuk pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut.
Pada 31 Desember, dibentuk juga ayat jurnal epilog menyerupai berikut.
Jurnal pembalik yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
Dengan demikian, pada tanggal 2 Februari 2008 (pada dikala pembayaran gaji) dibentuk jurnal sebagai berikut.
d. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Misalnya, pada 31 Desember 2007 terdapat pendapatan sewa yang masih harus diterima untuk bulan Desember sebesar Rp 500.000,00 yang akan dibayarkan pada 10 Januari 2008. Jurnal pembiasaan yang dibentuk pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
Adapun jurnal pembalik yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal yang dibentuk pada tanggal 10 Januari, yaitu sebagai berikut.
Jika tidak dibentuk jurnal pembalik yang dibuat, jurnal yang dibentuk pada dikala pembayaran (10 Januari 2008), yaitu sebagai berikut.
Referensi :