Sifat dan Pembuatan Asam Halida, Sintesis, Senyawa, Gas, Kegunaan, Manfaat, Halogen, Kimia - Senyawa halogen yang penting ialah asam hidrogen halida (HX), asam okso-halida (HXOn), dan garamnya (MX). Setiap unsur halogen sanggup membentuk senyawa biner dengan hidrogen: HF, HCl, HBr, dan HI. Semuanya merupakan gas tak berwarna dengan amis sangat tajam. Titik didih asam halida meningkat dari atas ke bawah dalam sistem periodik (HCl = –85 °C; HBr = –67 °C; HI = –35 °C), kecuali HF mempunyai titik didih paling tinggi, yaitu 20 °C. Penyimpangan ini sebagai tanggapan adanya ikatan hidrogen antarmolekul HF yang sangat berpengaruh dibandingkan asam-asam halida yang lain.
Kekuatan asam halida di dalam pelarut air meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik. Hal ini disebabkan oleh jari-jari atom halogen yang makin besar sehingga kemampuan menarik atom H makin lemah, akhirnya atom H gampang lepas. Asam-asam halida di dalam air terionisasi sempurna, kecuali asam fluorida tergolong asam lemah dengan derajat ionisasi 2,9%. Persamaan ionisasinya:
HF(aq) ⇌ H+(aq) + F–(aq)
Asam-asam halida sanggup disintesis eksklusif dari unsur-unsurnya, ibarat berikut ini.
a. Gas F2 dan H2 bereaksi sangat dahsyat membentuk senyawa HF, tetapi reaksinya tidak mempunyai nilai komersial, alasannya ialah gas F2 sendiri dibentuk dari penguraian HF.
H2(g) + F2(g) → 2HF(g)
b. Senyawa HCl dibentuk melalui reaksi gas Cl2 dan H2 berlebih.
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
c. HBr dan HI dibentuk dengan cara serupa, tetapi memakai katalis platina alasannya ialah reaksi tanpa katalis sangat lambat.
∆/Pt | ||
H2(g) + Br2(g) | → | 2HBr(g) |
∆/Pt | ||
H2(g) + I2(g) | → | 2HI(g) |
Umumnya, asam-asam halida disintesis melalui pemanasan garam halida dengan asam yang tidak gampang menguap, ibarat berikut ini.
a. HF, dibentuk dari garam CaF2 dan asam sulfat pekat. Reaksinya:
∆ | ||
CaF2(s) + H2SO4(l) | → | CaSO4(s) + 2HF(g) |
b. HCl, dibentuk dari natrium klorida dan asam sulfat pekat. Reaksinya:
∆ | ||
NaCl(s) + H2SO4(l) | → | NaHSO4(s) + HCl(g) |
Pada suhu tinggi, hasil yang terbentuk ialah natrium sulfat:
∆ | ||
NaCl(s) + NaHSO4(l) | → | Na2SO4(s) + HCl(g) |
c. HBr dan HI, tidak sanggup dibentuk dengan H2SO4, alasannya ialah sanggup mengoksidasi Br– dan I– menjadi unsur-unsurnya. Dalam hal ini dipakai asam fosfat. Reaksinya:
∆ | ||
NaBr(s) + H3PO4(l) | → | HBr(g) + NaH2PO4(s) |
Kegunaan utama HF ialah sebagai materi baku pembuatan CCl3F, freon, dan teflon. Senyawa CCl3F digunakan sebagai pendingin dan materi bakar aerosol, yang disintesis dari CCl4 dan HF dengan antimon pentafluorida sebagai katalis. Reaksinya:
SBF5 | ||
CCl4(l) + HF(g) | → | CCl3F(aq) + HCl(g) |
Larutan HF sanggup dipakai untuk mengetsa (melukis) gelas.
Kegunaan utama HF yang lain ialah sebagai cairan elektrolit dalam pengolahan mineral aluminium dan untuk mengetsa gelas. Dalam etsa gelas, HF bereaksi dengan silika (SiO2), kemudian bereaksi dengan gelas. Reaksinya:
6HF(aq) | + | SiO2(s) | → | H2SiF6(aq) + 2H2O(l) |
Silika |
CaSiO3(s) + 8HF(aq) | → | H2SiF6(aq) | + | CaF2(aq) | + | 3H2O(l) |
Asam heksafluorosilikat |
Senyawa HCl ialah asam keempat yang penting bagi industri asam sesudah asam sulfat, fosfat, dan nitrat. Asam ini dipakai untuk membersihkan permukaan logam dari oksida (disebut pickling) dan untuk mengekstrak bijih logam tertentu, ibarat tungsten.
Dalam elektrolisis larutan NaCl, gas Cl2 yang dihasilkan pada anode sanggup bereaksi dengan larutan NaOH yang dihasilkan di katode membentuk natrium hipoklorit. Reaksinya:
Cl2(g) + 2NaOH(aq) → NaClO(aq) + NaCl(aq) + H2O(l)
Larutan NaClO dipakai sebagai pemutih pada industri tekstil. Ion hipoklorit tidak stabil, dan terdisproporsionasi membentuk ion klorat, ClO3– dan ion klorida, Cl–. Reaksinya:
3ClO–(aq) → ClO3–(aq) + 2Cl–(aq)
Percobaan / Praktikum Penentuan Kadar NaClO dalam Produk Pemutih :
Tujuan :
Menentukan kadar NaClO dalam produk pemutih.
Alat :
- Labu erlenmenyer
- Buret
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Timbangan
Bahan :
- 1 g pemutih komersial
- Air
- Larutan kanji
- Larutan KI 0,1 M
Langkah Kerja :
- Timbang 1 g pemutih komersial dan larutkan ke dalam 25 mL air.
- Masukkan ke dalam labu erlenmeyer dan tambahkan 5 tetes larutan kanji sebagai indikator.
- Titrasi gabungan tersebut dengan larutan KI 0,1 M sampai terbentuk warna biru muda dari kompleks I2–kanji (titik final titrasi).
- Hitung berapa kadar NaClO.
Pertanyaan :
- Mengapa dibutuhkan indikator untuk mengetahui titik final titrasi?
- Bagaimanakah persamaan reaksi antara larutan KI dan larutan pemutih?
- Berapakah kadar NaClO?
- Buatlah hasil laporan per kelompok untuk percobaan ini. Kemudian, presentasikan di depan kelas.
Anda kini sudah mengetahui Sifat dan Pembuatan Asam Halida. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Praktis dan Aktif Belajar Kimia 3 : Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 298.