Artikel dan Makalah perihal Sejarah Kongres Pemuda 1 dan 2, Latar Belakang, Tujuan, Tokoh, Pergerakan Nasional - Sejak tahun 1926, mulai terlihat adanya kecenderungan kearah penyatuan organisasi-organisasi cowok yang telah ada. Di samping itu, mereka mulai memasuki acara politik nasional. Hal ini disebabkan lantaran semakin tebalnya jiwa kebangsaan bagi para pemuda. (Baca juga : Pengaruh Paham Baru Terhadap Kesadaran dan Pergerakan Nasionalisme di Indonesia)
Gejala ini ditandai oleh lahirnya beberapa organisasi pemuda, yang bersifat nasional dan eksklusif memasuki gelanggang politik, yaitu:
Gejala ini ditandai oleh lahirnya beberapa organisasi pemuda, yang bersifat nasional dan eksklusif memasuki gelanggang politik, yaitu:
(1) Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia didirikan di Jakarta tahun 1926 oleh 4 orang mahasiswa STOVIA dan Rechschoogeschool. Tujuan PPPI ialah menggalang persatuan dari seluruh organisasi cowok untuk berjuang tolong-menolong melawan penjajah Belanda. Untuk mencapai itu, sifat kedaerahan harus dihilangkan lantaran hal itu hanya akan melemahkan persatuan.
(2) Pemuda Indonesia
Pemuda Indonesia didirikan di Bandung tanggal 20 Februari 1927 oleh cowok terpelajar yang pernah berguru di luar negeri dan bekas anggota Perhimpunan Indonesia. Tokoh-tokoh PI antara lain: Sugiono, Yusupadi, Suwaji, Moh. Tamsil, Soebagio Reksodiputro, Asaad, Rusmali, Sunario, Sartono, Iskak, Budiarto, dan Wiryono. Tujuannya: untuk memperkuat dan memperluas wangsit kesatuan nasional Indonesia. Untuk mencapai tujuan itu dilakukan usaha-usaha: mendirikan organisasi kepanduan, mengadakan kerjasama dengan organisasi cowok lainnya, memajukan olah raga, menerbitkan majalah, menyelenggarakan rapat-rapat, dan sebagainya.
Pemuda Indonesia dan PPPKI ialah 2 organisasi cowok yang sangat aktif untuk mencapai impian persatuan di kalangan pemuda. Mereka pulalah yang memelopori diselenggarakannya Kongres Pemuda I dan II sehingga melahirkan Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda I diselenggarakan tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta dan dihadiri oleh wakil-wakil dari Jong Java, JIB, JSB, Jong Ambon, Sekar Rukun, Studerende Minahassers, Jong Batak, dan Pemuda Theosofie. Dalam kongres ini sanggup ditekankan pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda, dalam suatu wadah tunggal untuk mencapai Indonesia merdeka. Tokoh-tokoh cowok yang berpidato dalam kongres ini yaitu: Sumarto, M. Tabrani (ketua panitia), Muh. Yamin, Bahder Johan, dan Pinontoan. Kongres Pemuda I itu telah mendapatkan dan mengakui impian persatuan Indonesia tetapi gagal membentuk tubuh sentral. Sebab masih terdapat perbedaan pendapat dan kesalahpahaman di antara sesama anggota.
Setelah itu diadakan pertemuan di antara organisasi-organisasi pemuda, untuk merintis jalan dalam mewujudkan wadah tunggal bagi organisasi pemuda. Pada Desember 1928 sebagian besar organisasi cowok mengadakan kongresnya masing-masing. Satu di antara materinya ialah pentingnya menggalang persatuan dan kesatuan di antara organisasi-organisasi pemuda.
Pada 17 Desember terbentuklah permufakatan perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Program PPPKI ialah berusaha untuk mencapai dan menyamakan arah bagi aksi-aksi kebangsaan, memperkuat dan memperbaiki organisasi serta menghindarkan perselisihan antara anggota.
Dengan terbentuknya PPKI maka terjadilah interaksi ke arah persatuan, antara organisasi orang cukup umur dengan pemuda. Pada tanggal 3 Mei dan 12 Agustus 1928 diadakan rapat pembentukan Panitia Kongres Pemuda II oleh banyak sekali organisasi pemuda, yang hasilnya adalah:
1) Ketua : Soegondo Joyopispito (dari PPPI)
2) Wakil Ketua : Joko Marsait (dari Jong Java)
3) Sekretaris : Muhammad Yamin (dari JIB)
4) Bendahara : Amir Syarifudin (dari Jong Batak)
5) Anggota : Johan Muhammad (JIB), Kocosoengkono (PI), Senduk (Jong Celebes), J. Leimena (Jong Ambon), dan Rohyani (Kaum Betawi)
Adapun maksud dan tujuan Kongres Pemuda II adalah: hendak melahirkan impian semua perkumpulan cowok Indonesia; membicarakan masalah-masalah perihal pergerakan cowok Indonesia; serta memperkuat perasaan kebangsaan Indonesia dan memperteguh persatuan Indonesia.
Kongres Pemuda II balasannya berhasil diselenggagarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini selain dihadiri oleh para utusan organisasi pemuda, juga dihadiri oleh organisasi orang dewasa, perorangan, anggota Volkstraad, pers dan sebagainya. Jumlah yang hadir kira-kira 750 orang. Kongres iti dikawal ketat oleh polisi-pilisi Belanda.
Keputusan yang terpenting yang diambil dalam kongres itu ialah legalisasi dan kesepakatan setia seluruh organisasi cowok untuk: “Berbangsa satu, Bertanah Air Satu dan Berbahasa Persatuan Satu, yakni Indonesia”. Keputusan ini dicetuskan pada 28 Oktober 1928, lalu dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Sebelum dibacakan itu diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” ciptaan Wage Rudolf Supratman walaupun tanpa suara teksnya.
Anda kini sudah mengetahui Kongres Pemuda. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.