Kerajaan Islam di Pulau Jawa |
Sejarah Kerajaan Islam di Jawa (Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten, dan Madura)
Dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa terdapat beberapa kerajaan didalamnya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Pulau Jawa terdapat beberapa kerajaan ibarat kerajaan Demak, kerajaan Pajang, kerajaan Mataram, kerajaan Cirebon, kerajaan Banten dan kerajaan Madura. Berikut masing masing sejarahnya yaitu meliputi:Baca juga : Ciri Ciri Pithecanthropus Mojokertensis Beserta Sejarahnya
Kerajaan Demak
Sejarah kerajaan Islam di Jawa yang pertama akan saya jelaskan ialah sejarah Kerajaan Demak. Kerajaan Demak ialah kerajaan Islam di Jawa yang pertama. Munculnya kerajaan ini ketika Raja Majapahit mulai melemah. Kerajaan Demak mempunyai raja pertama yang berjulukan Raden Patah sesuai dengan janji Walisongo di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta. Raden Patah mempunyai gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panata gama. Dikala itu, Raden Patah juga pernah menjadi murid Sunan Kudus yang ulung. Bahkan sunan kudus selalu berada disamping Raden Patah ketika akan dijadikan sebagai Sultan. Pada masa pemerintahan tersebut dibangunlah angkatan perang kesultanan untuk menjaga biar negara tetap wibawa, mengayomi negara, menjaga negara dan mewujdukan cita cita dari para Walisongo.Kesultanan Demak |
Lalu Sunan Gunung Jati melantik Trenggono sebagai Sultan yang menggantikan Pati Unus dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pemerintahan Sultan Trenggono berlangsung pada tahun 1524 hingga 1546. Fatahillah (ulama terkemuka di Pasai) sudah tidak ingin tinggal di Pasai sebab dikuasai oleh Portugis. Untuk itu Fatahillah pergi ke Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Trenggono. Kemudian adik Trenggono dinikahkan dengan Fatahillah. Pada tahun 1527, Fatahillah diutus untuk menciptakan rakyat Jawa Barat sanggup menganut agama Islam dan alhasil Sunda Kelapa sanggup berhasil direbut dari tangan Portugis. Dalam sejarah Kerajaan Islam di Jawa ini menimbulkan reformasi perkembangan pada Kerajaan Demak.
Setelah Sunda kelapa berhasil ditaklukkan kemudian namanya bermetamorfosis Jakarta. Dalam sejarah Kerajaan Demak ini, Sultan Trenggono terbunuh ketika penyerbuan ke blambangan pada tahun 1546. Kemudian tahta Kerajaan Demak diberikan kepada Prawoto (adik dari Sultan Trenggono). Namun sebab adipati Kerajaan Demak melaksanakan pemberontakan, maka masa pemerintahan Prawoto tidak berlangsung usang dan Aria Penangsang telah membunuh Prawoto dikala itu. Inilah yang menciptakan Kerajaan Demak menjadi berakhir. Setelah itu sejarah kerajaan Islam di Jawa berlanjut pada Kerajaan Pajang.
Kerajaan Pajang
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan ialah sejarah Kerajaan Pajang. Kerajaan Pajang merupakan warisan dari Kerajaan Demak yang letaknya berada di Kartasura. Kerajaan ini yakni kerajaan di pedalaman Pulau Jawa yang pertama dengan corak agama Islam. Namun kerajaan Pajang tidak mempunyai usia pemerintahan yang panjang sebab Kerajaan Mataram mulai mengambil kebesaran dan kekuasaannya. Kerajaan Pajang mempunyai Raja atau Sultan yang pertama berjulukan Jaka Tingkir. Asal dari Jaka Tingkir ialah dari Pengging sekitar lereng gunung Merapi. Untuk itu Jaka Tingkir dinikahkan dengan anak wanita Sultan Trenggono dan diangkat sebagai Raja Kerajaan Pajang. Tetapi di ibukota mulai terjadi kekacauan ketika sultan Demak meninggal dunia.Kerajaan Pajang |
Baca juga : Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional dan FaktanyaPada tahun 1588, Pangeran bewana berniat untuk mengusir raja Pajang yang gres dengan meminta santunan dari Senopati penguasa Mataram. Hal ini dikarenakan Pangeran Bewana tidak puas akan nasibnya yang berada dilingkungan absurd untuknya. Bahkan pangeran Bewana memperlihatkan warisan ayahnya kepada senopati Mataram sebagai tanda terima kasih. Namun Senopati lebih menentukan untuk meminta pasukan dari Kerajaan Pajang. Hal ini dikarenakan Mataram ingin dijadikan sebagai kerajaan besar dikala itu dan sedang dalam tahap proses. Pada alhasil Kerajaan Mataram sanggup menguasai Kerajaan Pajang. Inilah sejarah Kerajaan Pajang yang tertera dalam sejarah Kerajaan Islam di Jawa.
Kerajaan Mataram
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan ialah sejarah Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram berawal ketika Sultan Pajang (Sultan Adiwijaya) ingin melaksanakan penumpasan menghadapi pemberontakan Aria Penangsang dengan meminta santunan dari Ki Pamanahan yang asalnya dari wilayah pedalaman. Kemudian Ki Pamanahan diberikan hadiah oleh sultan berupa Wilayah Mataram sehingga raja Kerajaan Mataram Islam dikala itu sanggup diturunkan dari jabatannya. Kemuudian Ki Gede Pamanahan sanggup tinggal di Mataram sebagai istana barunya.
Kerajaan Mataram Islam |
Pada tahun 1584, Raja Kerajaan Mataram diganti oleh putra Ki Gede Pamanahan berjulukan Senopati dan dikukuhkan oleh Sultan Pajang. Namun dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa ini dijelaskan bahwa tahta Raja Mataram diberikan kepada putra Senopati sehabis Senopati wafat dan masa pemerintahannya hingga tahun 1613. Kemudian pada tahun 1619, kerajaan Mataram berganti raja lagi menjadi Sultan Agung dan pada masa pemerintahannya sanggup menguasai wilayah Jawa Timur. Ketika Sultan Agung memerintah terjadi hubungan persenjataan antara VOC dengan Mataram. Setelah wafatnya Sultan Agung, kemudian tahtanya diberikan lagi kepada anaknya yang berjulukan Amangkurat I.
Ketika Amangkurat I memerintah Kerajaan Mataram terjadi konflik yang hampir seluruhnya tidak pernah reda. Masing masing jenis konflik terdapat dukungan para ulama dengan latarbelakang keprihatihan agama untuk para lawan. Oleh sebab itu para santri dan ulama yang dicurigai sebagai pihak berbahaya untuk tahta akan dibunuh atas perintah dari Amangkurat. Para ulama beserta keluarganya yang dibunuh tersebut sebanyak 6000 orang. Namun para ulama kembali memberontak lagi pada tahun 1677 dan 1678. Akhirnya Kerajaan Mataram ini mulai runtuh jawaban pemberontakan pemberontakan tersebut. Inilah sejarah Kerajaan Mataram yang termasuk dalam sejarah Kerajaan Islam di Jawa.
Kerajaan Cirebon
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan ialah sejarah Kerajaan Cirebon. Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan di Jawa Barat yang pertama bercorak agama Islam. Pendirian kerajaan ini dilakukan oleh Sunan Gunung Jati sebagai salah satu tokoh Walisongo. Cirebon yakni kawasan kecil yang dikuasai oleh Pakuan Pajajaran pada awal masa ke 16. Di kawasan tersebut hanya terdapat Pangeran Walangsungsang sebagai juru labuhan atas keputusan dari Raja Pajajaran, meskipun pangeran tersebut mempunyai hubungan darah dengannya. Pangeran Walangsungsang telah memeluk agama Islam ketika ia sanggup berhasil menciptakan Cirebon lebih maju. Pada tahun 1470 - 1475 M memang agama Islam telah masuk ke kawasan Cirebon.
Kesultanan Cirebon |
Namun Syarif Hidayat atau Sunan Gunung Jati lah yang hanya sanggup menciptakan Cirebon menjadi sebuah kerajaan yang berhasil. Sunan Gunung Jati merupakan keponakan dari Raden Walangsungsang dan merupakan raja Kerajaan Cirebon selanjutnya. Bahkan ia memperoleh penghormatan dari para raja di Jawa lainnya sebab kedudukannya sebagai salah satu tokoh Walisongo. Kemudian kawasan Cirebon djadikan sebagai kerajaan Islam secara resmi. Dari sinilah tercipta rencana untuk meruntuhkan Pajajaran yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati. Pada ketika itu Kerajaan Pajajaran belum memeluk agama Islam. Setelah wafatnya Sunan Gunung Jati kemudian tahta diberikan kepada penembahan ratu atau pangeran ratu (cicitnya). Kemudian digantikan lagi oleh Penembahan Giriliya. Berdasarkan sejarah kerajaan Cirebon, kerajaan ini hanya sanggup berdiri hingga generasi Pangeran Giriliya saja. Inilah salah satu sejarah Kerajaan Islam di Jawa.
Baca juga : Daftar Raja Raja Kerajaan Demak yang Pernah Memerintah
Kerajaan Banten
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan ialah sejarah Kerajaan Banten. Pada tahun 1525, Fatahillah sanggup mendirikan Kerajaan Banten. Fatahillah merupakan ulama dari Pasai yang populer telah meninggalkan Pasai sebab Portugis menguasai wilayah tersebut. Kemudian ia melaksanakan perjalanan ke Mekkah dan pergi ke Demak bukan ke wilayah Pasai lagi. Pada tahun 1570, Fatahillah wafat di Cirebon dan tahta Kerajaan Banten diberikan kepada Sultan Hasanuddin (putranya). Agama Islam sanggup dikembangkan oleh Sultan Hasanuddin hingga ke wilayah Lampung dan sekitarnya. Lampung ialah wilayah yang paling produktif dalam menghasilkan lada. Untuk itu Banten di Pulau Jawa dijadikan sebagai pelabuhan terbesar. Maka dari itu para pedagang di Eropa, Cina dan India banyak yang singgah di Banten.
Kesultanan Banten |
Tahta kerajaan Banten diberikan kepada Maulana Yusuf Panembahan Pangkalan Gede sehabis wafatnya Sultan Hasanuddin. Masa pemerintahan Maulana Yusuf terjadi pada tahun 1570 hingga 1580. Maulana Yusuf ketika memerintah Kerajaan Banten sanggup mendirikan benteng yang kuat, Masjid Agung, area persawahan dan perkampungan yang luas, serta membangun bendungan dan irigasi. Kerajaan Banten mempunyai Penguasa Sultan yang masih kanak kanak sehabis wafatnya Maulana Yusuf. Dikala itu Maulana Muhammad (putranya) berkuasa di Kerajaan Banten ketika berusia 9 tahun dan ketika usianya 25 tahun ia wafat. Dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa, tahta kerajaan Banten diberikan kepada Abulmufakhir Mahmud abdulkadir (anaknya) ketika berumur 5 tahun. Setelah Belanda berlayar di eropa cukup usang kemudian tiba ke Banten pada tahun 1596.
Tahun 1651 - 1680, pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa menciptakan kebangkitan lagi bagi Kerajaan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa mempunyai cita cita untuk menciptakan agama Islam menjadi lebih maju dan mempersatukan Pasundan di bawah kekuasaan dari Kerajaan Banten. Hal ini tentunya didukung dengan kerjasama antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Syaikh yusuf Al-makassari (ulama tasauf). Kemajuan yang sangat pesat bagi Kerajaan Banten terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa ini. Namun ketika anak Sultan Ageng Tirtayasa yang berjulukan sultan muda abun nashr abdul kahar memerintah Kerajaan Banten, maka disaat itulah tiba mala petaka. Hal ini dikarenakan sultan muda abun nashr abdul kahar melaksanakan hubungan dengan orang Belanda. Inilah sejarah kerajaan Banten yang tertera dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa.
Kerajaan Madura Islam
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan ialah sejarah Kerajaan Madura Islam. Madura sebelum masuk ke dalam agama Islam telah dikuasai oleh Majapahit. Namun Madura menjadi sentra Islamisasi Jawa Timur ketika Kerajaan Demak berdiri. Madura sanggup ditaklukkan oleh Sultan Agung Mataram pada tahun 1624. Dikala itu terdapat keturunan raja Kerajaan Madura yang masih hidup yakni Raden Praseno. Ia kemudian dinikahkan dengan adik Sultan Agung dan dibawa ke Mataram. Kemudian Raden praseno dijadikan sebagai Raja Kerajaan Madura bergelar pangeran Cakraningrat I. Kemudian tahta Kerajaan Madura diberikan kepada pangeran Cakraningrat II sehabis pangeran Cakraningrat I wafat.
Setelah Sultan Agung Mataram meninggal maka menciptakan kerajaan ini tidak berkarisma lagi. Hal ini dikarenakan raja Mataram selanjutnya melaksanakan kompromi dengan Belanda. Kemudian Madura memperoleh santunan dari Laskar Makasar dan Banten untuk menyerang Mataram beserta Belanda yang dipimpin oleh Turyono pada tahun 1674. Namun kekalahan dialami oleh Turyono dalam peperangan tersebut dan Uryono menyerahkan diri ke pihak Belanda. Madura memperoleh dampak dari Belanda dan Mataram ketita Turyono wafat. Pihak Belanda alhasil menghapus Kerajaan Madura pada masa ke 19. Inilah sejarah kerajaan Madura Islam yang termasuk dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa.
Sekian klarifikasi mengenai sejarah kerajaan Islam di Jawa. Kerajaan Islam di Pulau Jawa tersebut terdiri dari kerajaan Demak, kerajaan Pajang, kerajaan Mataram, kerajaan Cirebon, kerajaan Banten, dan kerajaan Madura. Semoga artikel ini sanggup bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.