Peristiwa Trisakti pada Tahun 1998 |
3 Penyebab Tragedi Trisakti Tahun 1998 Lengkap
Setiap insiden yang terjadi tentu diawali dengan sebuah penyebab dan jadinya bermuara kepada akibat. Ini yaitu aturan alam yang tidak sanggup kita pungkiri lagi. Begitu juga dengan kasus trisakti tahun 1998 silam juga mempunyai beberapa penyebab yang mengawali bencana itu. Penyebab bencana trisakti pun juga dijadikan materi dalam pembelajaran IPS sebagai materi pengetahuan masa lalu. Lantas apa saja penyebab yang memicu bencana trisakti tahun 1998 silam?
Pada tanggal 13 - 15 Mei 1998 terdapat insiden kerusuhan yang tergolong rasial. Peristiwa tersebut dikenang hingga kini lantaran menjadi lambang dimulainya orde reformasi dan kontradiksi pemerintahan Orde Baru dari para mahasiswa. Di bawah ini terdapat klarifikasi mengenai beberapa penyebab dari bencana Trisakti tahun 1998 yaitu sebagai berikut:
Pada tanggal 13 - 15 Mei 1998 terdapat insiden kerusuhan yang tergolong rasial. Peristiwa tersebut dikenang hingga kini lantaran menjadi lambang dimulainya orde reformasi dan kontradiksi pemerintahan Orde Baru dari para mahasiswa. Di bawah ini terdapat klarifikasi mengenai beberapa penyebab dari bencana Trisakti tahun 1998 yaitu sebagai berikut:
Kekacauan Ekonomi Indonesia
Penyebab bencana trisakti tahun 1998 yang pertama ialah kekacauan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 1998 di Indonesia terjadi ketidakstabilan kondisi ekonomi yang disebabkan oleh krisis keuangan Asia dari tahun 1997 hingga 1999. Hal ini menimbulkan gerakan mahasiswa untuk membela rakyat yang sengsara akhir bencana Trisakti tersebut. Di Gedung Nusantara waktu itu terdapat aksi demonstrasi para mahasiswa yang paling besar, bahkan dari Universitas Trisakti pula. Pada awalnya Trisakti merupakan kampus elit untuk para mahasiswa dan pastinya tidak akan berperan dalam aksi demo penyimpangan pada masa orde baru.
Baca juga : Kehidupan Ekonomi Indonesia pada Awal Kemerdekaan Terlengkap
Pada tanggal 10 Maret 1998 terjadi peresmian Presiden ke tujuh kalinya kepada Soeharto dalam Sidang Umum MPR. Mulai dikala itulah mahasiswa melaksanakan aksi yang berani, terbuka dan hingga keluar kampus. Bahkan Universitas Trisakti berkhasiat untuk titik kumpul semua mahasiswa dari kampus berbeda lantaran letaknya strategis yaitu erat di sekitar kompleks gedung DPR/MPR.
Aksi Damai Mahasiswa
Penyebab bencana trisakti tahun 1998 selanjutnya ialah aksi hening mahasiswa. Setelah aksi demo para mahasiswa yang keluar kampus. Kemudian Jenderal Besar AH. Nasution ingin melaksanakan orasi pada aksi pukul 11 WIB 12 Mei 1998, tetapi dia tidak jadi tiba menuju lokasi. Untuk mengisi program tersebut para mahasiswa, guru besar dan dosen melaksanakan orasi di lokasi. Sekitar pukul 13.00 WIB para aksi keluar kampus hingga ke jalan S. Parman. Mereka bertujuan untuk melaksanakan Long March ke Senayan di Gedung DPR/MPR. Di barisan depan terdapat para mahasiwa dan para petugas polisi dibagikan bunga mawar alasannya yaitu sudah menghadang para penerima aksi.
Diantara Komandan Kodim Jakarta Barat Letkol (Inf) A. Amril, alumni, mahasiswa dan Dekan Fakultas Hukum Trisakti Adi Andojo terdapat pelaksanaan negoisasi untuk persetujuan aksi hening dengan jarak 300 meter dari pintu utama kampus Trisakti atau hingga di depan Kantor Walikota Jakarta Barat. Kemudian aksi mahasiswa dilanjutkan melalui mimbar bebas semoga Sidang istimewa dan reformasi sanggup dituntut. Berlangsungnya aksi secara hening hingga pukul 17.00 dan ada beberapa penerima yang menuju kampus Trisakti tanpa menimbulkan ketegangan apapun.
Penembakan oleh Aparat
Penyebab bencana trisakti tahun 1998 selanjutnya ialah penembakan oleh aparat. Aparat keamanan yang berjaga menembakkan letusan senjata api ketika mahasiswa akan membubarkan diri. Awal penembakan ini menimbulkan beberapa mahasiswa yang menjadi korban. Dalam waktu yang bersamaan para mahasiswa berlarian menuju arah kampus untuk melarikan diri dan suasananya menjadi panik. Tembakan terlihat dari aneka macam dokumentasi di atas jembatan penyebrangan dan atas jembatan layang Grogol. Sikap kasar dari pegawanegeri keamanan justru mulai diperlihatkan. Pada jadinya terjadi perlawanan para mahasiswa dengan melemparkan kerikil atau benda apapun disekitarnya menuju pegawanegeri keamanan.
Baca juga : Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional dan Faktanya
Dari insiden tersebut mengakibatkan korban tewas sebanyak empat mahasiswa. Keempat korban tersebut yaitu dari Fakultas Teknologi Industri terdapat Heri Hertanto (1977 – 1998), dari Fakultas Ekonomi terdapat Hendriawan Sie (1975 – 1998), dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan terdapat Elang Mulia Lesmana (1978 – 1998), serta dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan jurusan Teknik Sipil terdapat Hafidin Royan (1996 – 1998). Keempat mahasiswa ini tewas lantaran luka tembak yang mematikan sesuai dari hasil otopsinya. Luka tembak yang diterima para mahasiswa ada yang menuju dahi, dada, punggung, maupun leher. Bahkan ketika penembakan terjadi, keempatnya sedang mencari santunan dan telah berada di dalam kampus.
Ketiga hal di atas menjadi penyebab penyebab bencana Trisakti tahun 1998. Dalam sejarah bencana Trisakti terdapat pengusutan dalang penembakan kepada mahasiswa dengan aneka macam upaya, namun hingga kini belum menemukan titik terang. Banyak halangan yang ditemukan dalam upaya penyelidikan dan pengungkapan bencana Trisakti ini. Bahkan imbas insiden Trisakti mengakibatkan terjadinya pelanggaran HAM yang sangat besar. Namun untuk keadilan para korban banyak dlakukan upaya pengungkapan lebih lanjut terkait penyebab dari bencana Trisakti tersebut.
Sekian beberapa penyebab bencana Trisakti tahun 1998 lengkap yang sanggup saya jelaskan. Peristiwa Trisakti tersebut merupakan aksi demontrasi para mahasiswa terhadap penyimpangan pada masa pemerintahan Soeharto periode orde baru. Semoga artikel ini sanggup menambah wawasan anda dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.