Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Berserta Penjelasannya
Bentuk bentuk interaksi sosial sanggup dibagi menjadi dua yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif. Kedua bentuk interaksi sosial tersebut tercipta akhir adanya sebuah interaksi dalam masyarakat. Bentuk interaksi sosial asosiatif ialah bentuk interaksi yang bertujuan untuk mewujudkan persatuan sehingga interaksi sosial sanggup berjalan dengan baik. Sedangkan bentuk interaksi sosial disosiatif ialah bentuk interaksi yang diwujudkan dengan cara perlawanan terhadap orang lain atau kelompok untuk mendapatkan tujuan tertentu. Kedua bentuk interaksi sosial tersebut masih sanggup dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Dibawah ini terdapat bentuk bentuk interaksi sosial beserta penjelasannya.Baca juga : Letak Astronomis dan Letak Geografis Indonesia
Interaksi Sosial Asosiatif
Bentuk interaksi sosial yang pertama ialah asosiatif. Interaksi sosial asosiatif bersifat lebih positif. Dengan kata lain interaksi ini mendukung kelompok maupun seseorang untuk mendapatkan hasil yang sesuai keinginan. Proses interaksi sosial asosiatif sanggup dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis jenis interaksi sosial asosiatif beserta penjelasannya :Kerja Sama atau Cooperation
Bentuk interaksi sosial asosiatif yang pertama ialah kolaborasi atau cooperation. Kerja sama ialah suatu usaha yang dilakukan oleh kelompok maupun antar individu untuk memperoleh tujuan dan kepentingn bersama. Kerjasama tersebut sanggup dilakukan dengan cara antar individu, antar kelompok maupun individu dengan kelompok. Berdasarkan pendapat Charles H. Cooley, kolaborasi sanggup tercipta apabila seseorang mempunyai kesadaran bahwa mereka mempunyai kepentingan yang serupa. Dalam pemenuhan kepentingan tersebut harus diimbangi dengan pengendalian dan pengetahuan yang matang. Dapat disimpulkan bahwa kolaborasi mempunyai faktor penting berupa kesadaran akan kepentingan yang sama dan pengorganisasian yang baik.
Bentuk interaksi sosial berupa kolaborasi akan menjadi lebih berpengaruh apabila terdapat sebuah sikap maupun ancaman dari luar yang melukai kepatuhan dalam diri seseorang maupun kelompok. Misalnya kolaborasi yang timbul antar tentara dalam melawan musuh. Kemudian didalamnya terdapat perbedaan pendapat. Namun tujuannya sama, maka dari itu terdapat sikap berpengaruh untuk mempertahankannya. Kerjasama berdasarkan pelaksanaannya sanggup dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis jenis kerjasama berdasarkan pelaksanaannya :
- Bergaining ialah sebuah perjanjian yang diwujudkan dalam bentuk pertukaran jasa maupun barang antara dua organisasi atau lebih.
- Gotong royong ialah bentuk interaksi sosial yang dilakukan secara sukarela dalam melakukan pekerjaan tertentu yang bekerjasama dengan orang lain secara langsung.
- Koalisi ialah gabungan antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang serupa. Dalam bentuk kerjasama ini terdapat ketidak stabilan lantaran masing masing organisasi mempunyai struktur yang berbeda.
- Kooptasi ialah tata cara penerimaan nilai nilai gres dalam pelaksanaan negara maupun kepemimpinan. Tujuan dari kooptasi ialah untuk mencegah adanya konflik dalam sebuah organisasi negara.
- Joint Venture ialah jenis kerjasama yang dilakukan dalam sebuah perusahaan proyek contohnya usaha perhotelan ataupun pengeboran minyak.
Bentuk interaksi sosial kolaborasi juga sanggup dibagi lagi berdasarkan bentuk kerjanya. Berikut bentuk kolaborasi berdasarkan bentuk kerjanya :
- Kerja sama impulsif ialah bentuk interaksi sosial kolaborasi secara langsung.
- Kerja sama eksklusif ialah bentuk kolaborasi yang pelaksanaannya berdasarkan perintah atasan.
- Kerja sama kontak ialah bentuk kolaborasi yang pelaksanaannya berdasarkan perintah tertentu.
- Kerja sama tradisional ialah bentuk kolaborasi sebagai penunjang sistem sosial.
Akomodasi atau Accomodation
Bentuk interaksi sosial asosiatif selanjutnya ialah fasilitas atau accomodation. Akomodasi ialah sebuah pembiasaan antar individu maupun kelompok yang saling bertentangan untuk menanggulangi ketegangan. Akomodasi menjaga keseimbangan antar nilai dan norma dalam mayarakat untuk mewujudkan interaksi sosial. Biasanya bentuk interaksi sosial ini dipakai untuk mengatasi perselisihan, baik secara paksaan ataupun menghargai pribadi masing masing. Akomodasi sanggup dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis jenis fasilitas :
- Koersi ialah bentuk interaksi sosial yang terbentuk melalui jalur paksaan dari satu pihak ke pihak lain yang bersifat lemah. Koersi dilakukan dengan cara mendominasi kelompok kelompok yang lemah, contohnya sistem pemerintahan totaliter.
- Kompromi ialah jenis fasilitas dalam sebuah perselisihan untuk menanggulangi tuntutan biar problem sanggup terselesaikan. Faktor utama terjadinya kompromi ialah adanya pemahaman dan pengertian kedua belah pihak. Misalnya perjanjian antar negara yang sedang berperang.
- Arbitrase ialah bentuk fasilitas yang timbul antara dua pihak berselisih lantaran tidak sanggup berkompromi. Dalam interaksi sosial ini terdapat pihak ketiga yang menengahi problem yang terjadi. Pihak ketiga biasanya berasal dari tubuh berwenang. Misalnya penyelesaian antara buruh dengan pengusaha, kemudiaan diatasi dengan cara arbitrase atau melalui pihak ketiga.
Baca juga : Pengertian Masyarakat Multikultural, Ciri Ciri dan Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural
- Mediasi ialah pihak ketiga yang menengahi suatu problem atau bertugas sebagai juru damai. Perdamaian tersebut berdasarkan persetujuan pihak yang berselisih. Misalnya mediasi antara Indonesia dengan Kamboja biar sanggup berdamai.
- Konsiliasi ialah bentuk interaksi sosial untuk mendapatkan sebuah perjanjian dengan cara menyatukan harapan pada kedua pihak yang bertikai. Konsiliasi sanggup diubah menjadi asimilasi lantaran mempunyai sifat lunak.
- Toleransi ialah bentuk fasilitas dengan cara persetujuan yang bersifat resmi. Dalam bentuk interaksi sosial ini perselisihan diatasi dengan cara perencanaan yang matang.
- Stalemate ialah bentuk interaksi sosial yang timbul antara kelompok satu dengan kelompok lain yang mempunyai kekuatan sama namun mereka saling bertikai.
Asimilasi atau Assimilation
Bentuk interaksi sosial asosiatif selanjutnya ialah asimilasi. Asimilasi ialah usaha yang dlakukan untuk menuntaskan perbedaan yang terjadi antar kelompok maupun antar individu dengan tujuan memperoleh kesepakatan, tujuan ataupun kepentingan bersama. Berdasarkan Koentjaraningrat, asimilasi akan tercipta apabila terdapat perbedaan kebudayaan antar kelompok. Setelah itu individu yang terdapat dalam kelompok tersebut saling bekerjasama secara terus menerus, eksklusif dan dengan waktu yang lama. Dalam asimilasi tersebut kelompok yang mengalami pebedaan akan terjadi perubahan serta penyesuaian budaya dalam dirinya. Dalam bentuk interaksi sosial ini tercipta proses indentifikasi diri untuk memperoleh tujuan dan kepentingan kelompok. Asimilasi mempunyai faktor pendorong dan penghambat terjadinya sebuah penyelesaian. Berikut faktor pendukung asimilasi :
- Sikap toleransi.
- Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
- Sikap terbuka yang terdapat dalam penguasa.
- Adanya sikap menghargai kebudayaan dan orang asing.
- Terjadinya perkawinan amalgamasi atau campuran.
- Timbulnya persamaan kebudayaan.
- Terdapat musuh dari luar yang mengancam kepentingan bersama.
Selain faktor pendukung dalam bentuk interaksi sosial asimilasi. Adapula faktor penghambat terjadinya asimilasi menyerupai :
- Minimnya pengetahuan mengenai kebudayaan gres yang masuk.
- Terkucilnya kehidupan kelompok tertentu dalam masyarakat.
- Adanya perasaan sombong antar kebudayaan.
- Timbulnya perasaan takut mengenai kekuatan yang ada dalam kebudayaan baru.
- Adanya perbedaan warna kulit.
- Adanya sikap in group feeling yang kuat.
- Terdapat perbedaan kepentingan sehingga timbul sebuah pertentangan.
- Adanya gangguan dari golongan minoritas kepada golongan penguasa.
Akulturasi atau Aculturation
Bentuk interaksi sosial asosiatif selanjutnya ialah akulturasi aatau aculturation. Akulturasi ialah usaha yang dilakukan untuk mendapatkan dan memproses kebudayaan abnormal menjadi penggalan kebudayaan kelompok yang dimiliki namun tidak menghilangkan kebudayaan aslinya. Akulturasi sanggup disebut pencampuran dua budaya dalam waktu yang cukup lama. Kebudayaan abnormal yang timbul kemudian diterima dan diolah namun kebudayaan aslinya tidak hilang.
Paternalisme
Bentuk interaksi sosial asosiatif yang terakhir ialah paternalisme. Paternalisme ialah aktivitas menguasai kelompok anak negeri yang dilakukan oleh kelompok pendatang. Kelompok pendatang ini bahkan telah menguasai perekonomian anak negeri. Pendatang tersebut bersikap sebagai penanam modal maupun penguasa sedangkan pihak anak negeri dijadikan sebagai pekerja atau buruh. Hal ini sama menyerupai jaman penjajahan Belanda untuk menguasai Indonesia. Penguasaan yang terjadi tidak hanya dalam bidang ekonomi saja, tetapi dalam bidang lain menyerupai permodalan, kesehatan, pendidikan, pertanahan dan lain lain. Dengan problem menyerupai ini seharusnya terdapat penyelesaian yang cepat biar tidak ada salah paham antara pribumi dengan pendatang baru.
Baca juga : Ciri Ciri, Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan Presidensial
Interaksi Sosial Disosiatif
Bentuk interaksi sosial juga sanggup bersifat disosiatif. Bentuk interaksi tersebut mempunyai arti oposisi yang berarti kontradiksi antar individu ataupun antar kelompok untuk memperoleh tujuan tertentu. Interaksi sosial disosiatif sanggup dibagi lagi menjadi beberapa bentuk yaitu :
Persaingan atau Competition
Bentuk interaksi sosial disosiatif yang pertama ialah persaingan atau competition. Persaingan ialah aktivitas sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan kemenangan. Persaingan timbul lantaran adanya harapan untuk mendapatkan sesuatu yang terbatas ataupun ingin menjadi sentra perhatian dalam lingkup umum. Persaingan tercipta dengan berpedoman nilai dan norma dalam masyarakat. Bentuk interaksi sosial ini terjadi secara sportif lantaran minimnya kekerasan atau ancaman. Persaingan yang timbul dengan kekerasan, bahaya, dan merugikan orang lain sanggup disebut perusuhan/persengketaan/persaingan tak sehat. Persaingan berfungsi untuk memberikan nilai dan kepentingan mayarakat sehingga tidak timbul konflik, memberikan harapan kelompok atau individu biar dipenuhi namun sulit sekali dipenuhi dalam waktu yang bersamaan, dan menyeleksi individu yang sesuai untuk mendapatkan kiprah serta kedudukan berdasarkan kemampuannya. Contoh persaingan mencakup persaingan dalam bidang ekonomi, dalam bidang kebudayaan maupun kedudukan.
Kontravensi
Bentuk interaksi sosial disosiatif selanjutnya ialah kontravensi. Kontravensi ialah penentangan yang dilakukan dengan cara sembunyi biar tidak timbul konflik terbuka. Kontravensi ini ditandai dengan keraguan, penolakan, penyangkalan maupun ketidakpastian yang tidak sanggup diungkapkan secara terbuka. Kontravensi disebabkan oleh perbedaan pendirian antar kalangan masyarakat. Bentuk interaksi sosial disosiatif ini sanggup dibagi menjadi beberapa jenis menyerupai :
- Kontravensi taktis menyerupai memberi kejutan kelompok lawan yang terintimidasi dan terprovokasi.
- Kontravensi umum contohnya protes, keengganan, gangguan, pengancaman, perlawanan dan penolakan terhadap pihak lawan.
- Kontravensi intensif contohnya mengembangkan dan menghasut kabar yang tidak benar.
- Kontravensi sederhana contohnya penyangkalan pernyataan seseorang yang dilakukan didepan umum.
- Kontravensi diam-diam contohnya berkhianat dan membocorkan diam-diam orang lain.
Pertikaian
Bentuk interaksi sosial disosiatif selanjutnya ialah pertikaian. Pertikaian ialah lanjutan dari aktivitas kontravensi. Pertikaian juga mempunyai sifar terbuka. Timbulnya pertikaian diakibatkan oleh perbedaan tajam antar kelompok masyarakat. Perbedaan tersebut akan menimbulkan rasa benci dan amarah sehingga timbul sikap menghancurkan, menyerang, dan melukai orang lain. Maka dari itu sanggup disimpulkan bahwa pertikaian terjadi antar kelompok dengan jalan kekerasan dan ancaman.
Pertentangan
Bentuk interaksi sosial disosiatif yang terakhir ialah pertentangan. Pertentangan ialah sebuah usaha yang dilakukan oleh kelompok atau individu biar tujuannya sanggup tercapai. Pertentangan ini terjadi dengan cara ancaman maupun kekerasan. Biasanya kontradiksi diakibatkan oleh perbedaan pendapat, kebudayaan, perasaan, perubahan sosial serta kepentingan. Pertentangan sanggup dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu kontradiksi rasial, kontradiksi pribadi, kontradiksi politik, kontradiksi antar kelas sosial dan kontradiksi internasional.
Demikianlah klarifikasi mengenai bentuk bentuk interaksi sosial. Secara umum interaksi sosial sanggup dibagi menjadi dua yaitu secara asosiatif dan disosiatif. Kedua bentuk tersebut masih sanggup dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.