Perasaan Bahagia Dapat Menurunkan Risiko Serangan Jantung - Selama beberapa dekade terakhir banyak penelitian telah memperlihatkan aneka macam macam keadaan negatif, menyerupai depresi, kemarahan, kecemasan, dan permusuhan, akan merusak kesehatan jantung. Masih sedikit yang diketahui perihal bagaimana karakteristik psikologis yang kasatmata terkait dengan kesehatan jantung. Dalam review sistematis pertama dan terbesar mengenai persoalan ini, peneliti dari Harvard School of Public Health (HSPH) menemukan bahwa kesehatan psikologi kasatmata tampaknya mengurangi risiko serangan jantung, stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya. Penelitian ini dipublikasikan secara online pada tanggal 17 April 2012 di jurnal Psychological Bulletin.
The American Heart Association melaporkan, lebih dari 2.200 orang Amerika meninggal akhir penyakit kardiovaskular (CVD) / penyakit jantung setiap hari, rata-rata satu kematian setiap 39 detik. Penyakit Stroke menyumbang sekitar satu dari setiap 18 kematian AS.
“Tidak adanya hal yang negatif bukan merupakan hal yang sama dengan munculnya hal positif. Kami menemukan bahwa faktor-faktor menyerupai optimisme, kepuasan hidup, dan kebahagiaan berafiliasi dengan penurunan risiko serangan jantung terlepas dari faktor usia seseorang, status sosial ekonomi, status merokok, atau berat badan, ”kata ketua penulis, Julia Boehm, yang merupakan rekan peneliti di Department of Society, Human Development, and Health di HSPH. ”Sebagai contoh, individu-individu yang paling optimis mempunyai pengurangan risiko sekitar 50% untuk mengalami insiden serangan jantung awal dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang kurang optimis,” katanya.
Peneliti menemukan bahwa kesehatan psikologi kasatmata sepertinya mengurangi risiko serangan jantung, stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya. (Foto : © hannamonika / Fotolia) |
Dalam review pada lebih dari 200 penelitian yang diterbitkan dalam dua database ilmiah utama, Boehm dan penulis senior Laura Kubzansky (seorang associate profesor di bidang kemasyarakatan, pembangunan manusia, dan kesehatan di HSPH), menemukan adanya aset psikologis menyerupai optimisme dan perasaan positif, bisa memperlihatkan pinjaman terhadap penyakit jantung. Tampaknya faktor-faktor tersebut juga memperlambat perkembangan penyakit.
Untuk lebih memahami bagaimana kesehatan psikologis dan penyakit jantung terkait, Boehm dan Kubzansky juga meneliti kekerabatan kesehatan psikologis dengan sikap kesehatan yang berafiliasi dengan jantung dan indikator biologis. Mereka menemukan bahwa individu dengan perasaan yang sehat, biasanya terlibat dalam sikap sehat, menyerupai berolahraga, makan masakan seimbang, dan tidur cukup. Sebagai tambahan, perasaan yang sehat juga berafiliasi dengan fungsi biologis yang lebih baik, menyerupai menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol, dan berat tubuh yang normal.
Jika penelitian di masa depan terus memperlihatkan bahwa tingkat kepuasan, optimisme dan kebahagiaan merupakan pendorong kesehatan jantung, hal tersebut akn memperlihatkan efek yang berpengaruh untuk mendesain taktik pencegahan dan intervensi terhadap penyakit jantung. ”Temuan ini memperlihatkan bahwa memperkuat kekuatan psikologis bukan hanya mengurangi defisit psikologis, tetapi juga sanggup meningkatkan kesehatan jantung,” kata Kuzbansky.
Jadi, apakah anda akan tetap pesimis dalam menjalani kehidupan dan mengorbankan jantung anda?
Referensi Jurnal :
Boehm, J. K., & Kubzansky, L. D. The heart’s content: The association between positive psychological well-being and cardiovascular health. Psychological Bulletin, April 2012 (in press). doi: 10.1037/a0027448
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut materi yang disediakan oleh Harvard School of Public Health via Science Daily. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.