Artikel dan Makalah wacana Sistem Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Sunda dan Pajajaran - Kehidupan sosial masyarakat Sunda dan Pakwan Pajajaran secara garis besar sanggup digolongkan ke dalam golongan seniman, peladang (pecocok tanam), pedagang. Dari bukti-bukti sejarah diketahui, umumnya masyarakat Pajajaran hidup dari hasil perladangan. Seperti masyarakat Tarumanagara dan Galuh, mereka umumnya selalu berpindah-pindah. Hal ini kuat pada bentuk rumah tempat tinggal mereka yang sederhana. Dalam hal tenaga kerja, yang menjadi anggota militer diambil dari rakyat jelata dan sebagian anak bangsawan. Mereka didanai oleh negara. (Baca juga : Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran)
Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Sunda dan Pajajaran telah lebih maju dari masa Tarumanagara. Kerajaan Sunda-Pajajaran mempunyai setidaknya enam pelabuhan penting: Banten, Pontang, Cigede, Tamgara, Sunda Kelapa, dan Cimanuk. Setiap pelabuhan ini dikepalai oleh seorang syahbandar yang bertanggung jawab kepada raja. Para syahbandar ini bertindak sebagai wakil raja di pelabuhan-pelabuhan yang dikuasainya, sekaligus menarik pajak dari para pedagang yang ingin berjualan di tempat ini pajak tersebut berupa kiriman upeti berwujud barang dagangan yang mahal atau uang. Dalam hal transportasi air, selain melalui laut, dilakukan pula melalui sungai-sungai besar seperi Citarum dan Cimanuk, sebagai jalur perairan dalam negeri.
Melalui pelabuhan ini, Pajajaran melaksanakan aktifitas perdagangan dengan negara lain. Dalam banyak sekali peninggalan sejarah diketahui, masyarakat Pajajaran telah berlayar sampai ke Malaka bahkan ke Kepulauan Maladewa yang kecil di sebelah selatan India. Barang-barang dagangan mereka umumnya materi masakan dan lada. Di samping itu, ada jenis materi pakaian yang didatangkan dari Kambay (India). Sementara mata uang yang digunakan sebagai alat tukar yaitu mata uang Cina.
Anda kini sudah mengetahui Sistem Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Sunda dan Pajajaran. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.