Artikel dan Makalah ihwal Sistem Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Singasari - Kehidupan sosial Singasari sanggup diketahui dari Nagarakretagama dan Pararaton serta kronik Cina. Disebutkan, masyarakat Singasari terbagi dalam kelas atas, yaitu keluarga raja dan kaum bangsawan, dan kelas bawah yang terdiri dari rakyat umum. Selain itu, ada kelompok agama, pendeta Hindu maupun rahib Buddha. Namun pembagian atas golongan ini tidak seketat pengkastaan menyerupai di India. Ini membuktikan, sekali lagi, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat pribumi. (Baca juga : Kerajaan Singasari)
Dari Negarakretagama dan Pararaton diperoleh citra ihwal kehidupan perekonomian di Jawa pada masa Singasari. Di desa pada umumnya penduduk hidup dari bertani, berdagang, dan kerajinan tangan. Tidak sedikit pula yang bekerja sebagai buruh atau pelayanan. Kegiatan berdagang dilakukan dalam lima hari pasaran pada daerah yang berbeda (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Oleh alasannya ialah itu, sarana transportasi darat memegang peranan penting. Beberapa prasasti melukiskan bagaimana para pedagang, pengrajin, dan petani membawa barang dagangannya. Mereka digambarkan melaksanakan perjalanan sambil memikul barang dagangannya atau mengendarai pedati-kuda. Ada pula yang melaksanakan perjalanan melalui sungai dengan memakai perahu.
Dengan disebutnya alat angkut pedati dan perahu, dapatlah disimpulkan bahwa perdagangan antardesa cukup ramai. Apalagi di wilayah Singasari terdapat dua sungai besar, Bengawan Solo dan Kali Brantas yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian dan kemudian lintas perdagangan air. Perdagangan mulai mendapat perhatian cukup besar semasa Kertanegara memerintah. Kertanegara mengirimkan ekspedisi militer ke Melayu (Pamalayu) untuk merebut kendali perdagangan di sekitar Selat Malaka. Pada masa ini memang Selat Malaka merupakan jalur sutera yang dilalui oleh para pedagang asing.
Anda kini sudah mengetahui Sistem Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Singasari. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.