Sejarah perumusan teks proklamasi kemerdekaan indonesia sendiri juga mencakup ihwal proses perumusan naskah proklamasi, latar belakang perumusan teks proklamasi hingga siapa saja yang terlibat perumusan teks proklamasi. Ketika kita ditanya siapa yang menulis teks proklamasi? maka untuk menjawab pertanyaan seputar penulis teks proklamasi tersebut kita harus mempelajari ihwal sejarah perumusan teks proklamasi ini.
Sejarah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pada jam 23.00, Ir. Soekarno bersama tokoh tokoh lainnya kembali menuju Jakarta. Peristiwa tersebut terjadi sesudah insiden Rengasdengklok. Pada pagi sebelumnya tokoh okoh peroklamasi beserta presiden RI mengadakan pertemuan dengan anggota PPKI yang bertempat di hotel jalan Gajah Mada. Tetapi pertemuan tersebut dibatalkan sebab Jepang telah mengetahui planning PPKI beserta yang lainnya. Kemudian Prediden soekarno dengan yang lain menuju ke Jakarta. Sesampainya disana mereka ingin menginap di hotel Des Indes Kedutaan Indonesia. Namun hal tersebut tidak diperbolehkan sebab hotel tersebut sudah tidak melayani sebab waktunya sudah terlalu larut sekitar pukul 22.30 WIB.Perumusan Teks Proklamasi |
Baca juga :3 Isi TRIKORA (Tri Komando Rakyat) Beserta Pengertian dan Tujuannya
Pertemuan tersebut dilakukan untuk melaksanakan kerjasama dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Rumah laksamana maeda dipakai untuk merumuskan teks proklamasi. Ir. Soekarno melaksanakan kerjasama dengan Nishimura namun tidak ada kata sepakat dalam perjanjiannya. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta mempunyai tekat yang berpengaruh untuk melaksanakan rapat PPKI. Namun hal tersebut tidak sanggup dilaksanakan sebab Soekarno-Hatta pribadi di bawa ke Rengasdengklok. Pada dikala hal tersebut terjadi Nishimura menyerahkan pelaksanaan Kemerdekaan RI kepada PPKI. Namun apabila jepang menyerahkan kekuasaan kepada sekutu maka mereka tidak sanggup merubah status quo. Pada jadinya Nishimura melarang untuk diadakannya rapat PPKI.
Pada dikala itulah Ir. Soekarno yang didampingi oleh Hatta sadar bahwa tidak ada gunanya berunding dengan Jepang mengenai pelaksaan proklamasi untuk warga Indonesia. Mereka berharap biar Jepang tidak mempersulit Indonesia untuk mendapat kemerdekaannya. Ir SOekarno bersama yang lainnya pun mengadakan rapat untuk perumusan teks proklamasi tanpa campur tangan dari pihak Jepang.
Proses Perumusan Teks Proklamasi
Setelah Proses Rengasdengklok kemudian Soekarno beserta Hatta dibawa kembali menuju rumah Maeda. Didalam rumah tersebut telah didatangi oleh pemimpin pemimpin pergerakan, beberapa anggota Chuo Sangi In, pemimpin pemuda, dan semua anggota PPKI. Dalam pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh Maeda sebab maeda undur diri sebab ingin beristirahat tetapi tetap mempersilahkan para tokoh tersebut biar memakai rumahnya dalam melaksanakan perumusaan. Rumah Maeda kemudian dipakai dalam proses perencanaan perumusan teks proklamasi. Kemudan Ir. Soekarno, Muh. Hatta dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi di ruang makan Maeda dengan disaksikan oleh Miyoshi, Sudiro, Sukarni maupun B. M. Diah.
Pada pukul 03.00 pagi Ir. Soekarno memberikan pernyataan pertama yang dijadikan judul teks proklamasi. Selanjutnya Achmad Soebardjo menuliskan kalimat pertama yaitu "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Disambung dengan kalimat dari Moh. Hatta yaitu " Hal hal yang mengenai pemindahan kekusaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat singkatnya". Kemudian epilog kalimat disampaikan oleh soekarno yaitu " Jakarta, 17-08-1945 Wakil Wakil bangsa Indonesia".
Baca juga :Masa Pemerintahan Orde Baru (Sejarah Lahirnya, Perkembangan Kekuasaan dan Kebijakan Pemerintah Orde Baru)
Perumusan teks proklamasi kemudian selesai pada pukul 04.00 WIB. Perumusan tersebut kemudian tinggal proses persetujuan semua pihak serta tanda tangan semua pihak yang hadir dalam proses perumusan teks proklamasi. Namun pihak perjaka tidak oke jikalau semua menandatanganinya sebab terdapat pihak pihak dari Jepang yang ikut hadir. Dengan kontradiksi ini, Sukarni mengusulkan bahwa teks proklamasi cukup ditandatangani dua orang tokoh saja sebagai perwakilan bangsa Indonesia. Tokoh tersebut ialah Soekarno dan Hatta. Usul tersebut diterima. Selanjutnya teks tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik namun mengalami beberapa perubahan. Perubahan tersebut mencakup :
- Kata tempoh diganti dengan kata tempo
- Kalimat "wakil wakil bangsa indonesia" pada epilog teks proklamasi diganti menjadi "atas nama bangsa Indonesia"
- Merubah tanggal proklamasi dari "Djakarta, 17-08-1945" diubah menjadi " Djakarta, 17 boelan 8 tahoen 05". Tahun 05 ialah tahun yang disingkat dari tahun milik Jepang, yaitu pada tahun 2605 yang masih sama dengan tahun 1945 masehi.
Teks Proklamasi |
Kemudian naskah proklamasi tersebut telah diselesaikan pada pertemuan pada hari itu. Rakyat Indonesia harus mengetahui bahwa naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia telah selesai dibuat. Namun Ir. Soekarno bersama tokoh lainnya galau bagaimana cara berbagi teks proklamasi tanpa terjadi bentrok antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Sukarni mengusulkan biar teks proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada biar didengar oleh seluruh rakyat. Namun Soekarno menolak sebab disana terdapat militer Jepang yang mengawasi. Soekarno tidak ingin rakyat menjadi korban. Soekano mengusulkan bahwa naskah proklamasi tersebut sebaiknya dibacakan di rumahnya saja yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Para tokoh pun termasuk Hatta menyetujui undangan tersebut. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10.00 WIB. Ir. Soekarno bersama dengan Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Demikianlah klarifikasi mengenai sejarah perumusan teks proklamasi. Kita patut memperingati hari kemerdekaan bangsa indonesi sebagai wujud peringatan bersejarah para tokoh dalam memerdekakan bangsa Indonesia. Semoga artikel ini sanggup bermanfaat. Terima kasih.