Contoh Metagenesis Tumbuhan Lumut |
Metagenesis Tumbuhan Lumut Beserta Skema Metagenesis Lumut
Dalam flora terdapat spora spora yang sanggup tumbuh dan bermetamorfosis protonema (gametofit muda). Setelah itu spora akan tumbuh cukup umur dan menghasilkan spora lainnya. Bahkan mereka sanggup menyebar di aneka macam wilayah Bumi dengan sporadis dan sangat hebat. Hal ini tentunya juga sanggup terjadi pada metagenesis flora lumut dengan skema metagenesis lumutnya.
Baca juga : Pembelahan Mitosis dan Meiosis Beserta Gambarnya
Coba anda bayangkan apabila metagenesis terjadi pada binatang dan manusia. Mungkin di muka bumi ini akan banyak sekali spesies manusianya. Kemudian dalam metagenesis flora lumut terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seperti:
- Metagenesis lumut mempunyai fase gametofit yang lebih secara umum dikuasai dan sanggup diamati.
- Fase gametofit pada flora lumut ialah daerah fase sporofit lumut untuk menumpang. Hal ini sanggup dijumpai dalam metagenesis flora lumut hati berjenis Marchantia Polymorpha.
- Pada metagenesis lumut terdapat ketergantungan fase sporofit terhadap gametofit induk lumutnya. Maka dari itu metagenesis flora lumut ini sangat berbeda dengan metagenesis pada flora paku.
- Metagenesis lumut populer dengan nama lumut heterotalus dan homotalus.
- Lumut homotalus ialah lumut yang satu talusnya mempunyai anteridium dan arkegonium sekaligus.
Skema Metagenesis Tumbuhan Lumut
Dalam mempelajari metagenesis flora lumut sanggup dilakukan dengan melihat skema bagannya. Dengan begitu metaganesis pada flora ini sanggup dimengerti dengan mudah. Adapun skema metagenesis lumutnya yaitu sebagai berikut:
Skema Metagenesis Lumut |
Dibawah ini terdapat klarifikasi mengenai skema metagenesis flora lumut di atas, yaitu sebagai berikut:
- Tumbuhan lumut mempunyai spora yang tumbuh dan berkembang (bergerminasi) melalui pembelahan sel mitosis untuk pembesaran tubuhnya. Setelah itu akan membentuk gametofit muda dengan kandungan protonema haploid (n).
- Kemudian protonema akan tumbuh menjadi gametofit cukup umur (lumut dewasa) dan membentuk organ seksual ibarat anteridium dan arkegonium. Namun organ tersebut masih bersifat haploid.
- Setelah itu metagenesis flora lumut berlanjut dengan pembentukan spematozoid dari hasil anteridium dan sel telur dari arkegonium melalui proses mitosis yang sifatnya haploid. Hal ini juga sanggup dijadikan sebagai pembeda antara binatang dengan tumbuhan.
- Lalu terjadi pergerakan spermatozoid menuju sel telur dan kemudian akan menghasilkan zigot diploid (2n) melalui proses fertilisasi (pembuahan).
- Zigot akan mengasilkan embrio (2n) dan akan tumbuh menjadi sporofit (2n).
Baca juga : Bentuk Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan
- Sporofit tersebut kemudian akan membentuk spora dengan kandungan sporangium didalamnya. Pembentukan spora melalui sporangium diploid (2n) akan menghasilkan spora haploid (n) baru.
- Setelah itu akan terbentuk protonema gres dari hasil spora tadi. Maka dari itu metagenesis flora lumut akan menghasilkan organisme gres dari proses anakan.
Di bawah ini terdapat skema metagenesis flora lumut yang jenisnya heterotalus yaitu sebagai berikut:
Contoh Bagan Metagenesis Lumut Heterotalus |
Salah satu teladan metagenesis flora lumut yaitu terjadi pada jenis lumut hati. Lumut hati ialah lumut yang termasuk dalam jenis heterotalus. Protonema pada lumut hati ini tidak mempunyai arkegonium dan anteridium yang letaknya sama, sehingga berada dalam protonema yang berbeda. Maka dari itu metagenesis lumut hati hanya akan mencantumkan gametofit betina ataupun gametofit jantan.
Selain itu adapula metagenesis flora lumut yang terjadi pada spesies lumut tanduk. Lumut tanduk ialah lumut yang termasuk dalam jenis homotalus. Dalam satu protonema lumut ini terdapat arkegonium dan anteridium sekaligus. Maka dari itu metagenesis lumutnya hanya menghasilkan satu gametofit muda.
Sekian klarifikasi mengenai metagenesis flora lumut beserta skema metagenesis lumutnya. Metagenesis pada flora lumut di awali dengan langkah sporofit yang menghasilkan spora. Setelah itu akan menuju ke bab protonema dan menghasilkan zigot. Kemudian zigot akan melalui tahap diploid sampai membentuk sporofit dewasa. Lalu sporangiumnya akan menghasilkan spora baru. Semoga artikel ini sanggup bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.