Permintaan dan Penawaran, Harga Keseimbangan, Struktur Pasar, Elastisitas, Hukum, Kurva, Komoditas, Input, Ekonomi - Masihkah Anda ingat dengan duduk kasus pokok ekonomi? Pada pecahan sebelumnya telah dijelaskan bahwa duduk kasus itu yaitu apakah barang atau jasa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya? Masalah tersebut sanggup dipecahkan dengan memperhatikan interaksi antara pembeli dan penjual di pasar. Interaksi tersebut akan memilih tingkat harga barang yang wujud di pasar dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan di pasar.
Sebagai langkah awal untuk menunjukan interaksi antara pembeli dan penjual, terlebih dahulu dijelaskan teori permintaan dan penawaran. Teori undangan menunjukan sifat undangan para pembeli terhadap suatu barang. Adapun teori penawaran menunjukan sifat para penjual dalam mengatakan suatu barang. Penggabungan undangan dan penawaran memperlihatkan interaksi antara pembeli dan penjual dalam memilih harga keseimbangan dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan.
A. Pengertian Permintaan dan Penawaran
Permintaan yaitu jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada aneka macam tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap (ceteris paribus) atau Permintaan diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada aneka macam tingkat harga dan situasi tertentu.
Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada aneka macam tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap (ceteris paribus) atau Penawaran diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada aneka macam tingkat harga tertentu.
Ceteris paribus berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘segala sesuatu yang dianggap konstan atau tidak berubah’. Frase ini digunakan oleh para ekonom dalam membuat model untuk membatasi kekerabatan antara variabel dependen dan variabel independen. (Sumber: Pengantar Mikro Ekonomi, 2003)
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply)
2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Di samping harga barang itu sendiri, ada beberapa faktor yang mensugesti tingkat undangan masyarakat terhadap barang dan jasa. Faktor-faktor tersebut yaitu pendapatan konsumen, harga barang lain, ukuran pasar, selera, dan ekspektasi.
a. Tingkat Pendapatan Konsumen
Tingkat pendapatan merupakan faktor yang paling memilih undangan konsumen terhadap barang dan jasa yang ingin dibelinya. Jika pendapatan konsumen meningkat, orang cenderung membeli lebih banyak, dan sebaliknya kalau pendapatan menurun orang akan mengurangi barang yang dimintanya. Namun, ada sebagian undangan barang (khusus pada perubahan pendapatan individual tidak berlaku secara umum) yang memperlihatkan kekerabatan negatif. Artinya, kalau pendapatan naik, konsumen cenderung mengurangi undangan terhadap barang tersebut. Barang tersebut disebut barang inferior. Contoh barang inferior antara lain: barang tiruan (imitasi), barang yang kualitasnya rendah, dan barang yang cepat rusak.
b. Harga Barang Lain yang Berhubungan
Dengan meningkatnya harga barang substitusi (barang yang saling menggantikan), undangan suatu barang tertentu akan meningkat. Sebaliknya kalau harga barang substitusi itu menurun permintaannya juga akan menurun. Contoh barang substitusi antara lain, kopi dengan teh. Jika harga kopi naik, undangan terhadap teh akan meningkat lantaran harga teh lebih murah daripada kopi. Adapun untuk barang komplementer (barang yang saling melengkapi), misalnya, antara gula pasir dan kopi, kenaikan harga gula pasir akan menurunkan undangan terhadap kopi.
c. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu wilayah yang lebih banyak akan mempunyai tingkat undangan terhadap barang dan jasa yang lebih tinggi daripada wilayah yang berpenduduk lebih sedikit.
d. Selera Konsumen
Jika selera masyarakat terhadap telepon seluler merek tertentu tinggi, undangan akan telepon seluler merek tersebut lebih tinggi daripada merek lainnya.
e. Harapan atau Ekspektasi Masyarakat
Perubahan atas asumsi keadaan masyarakat pada masa mendatang jawaban kebijakan pemerintah tertentu, misalnya, pemerintahan yang gres akan menaikkan harga BBM. Masyarakat akan meningkatkan undangan terhadap BBM tersebut bahkan ada yang menimbunnya lantaran ada kemungkinan kenaikan harga barang tersebut pada masa datang.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Di samping harga barang itu sendiri, faktor lain yang memengaruhi tingkat penawaran barang dan jasa yaitu harga input, teknologi, dan ekpektasi produsen.
a. Biaya Produksi
Jika biaya produksi suatu barang relatif lebih rendah dibanding harga pasar, akan mengatakan keuntungan kepada produsen dengan mengatakan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya kalau biaya produksi relatif lebih tinggi dibandingkan harga pasar, perusahaan akan memproduksi dalam jumlah kecil. Dengan demikian biaya produksi merupakan kunci utama dalam memengaruhi tingkat penawaran.
b. Teknologi
Perkembangan (kemajuan) teknologi selalu mengandung arti bahwa jumlah input (faktor produksi) yang dibutuhkan lebih sedikit. Rendahnya biaya input akan mendorong produsen untuk lebih meningkatkan output. Laba yang diperoleh pun meningkat. Dengan demikian, perkembangan teknologi, misalnya, penggu naan mesin-mesin otomatis sanggup menekan biaya produksi dan dengan demikian akan meningkatkan penawaran.
c. Ekspektasi/Harapan Produsen
Jika petani memperkirakan harga beras akan turun final tahun ini, dengan sendirinya petani akan mengurangi produksinya sehingga mengurangi penawaran. Adanya perubahan pada faktor-faktor yang memilih penawaran akan memengaruhi kurva permintaan. Dengan demikian kurva penawaran akan bergeser ke kanan bawah, demikian juga sebaliknya.
Penawaran menjelaskan Adanya reaksi positif antara perubahan harga dan perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Artinya, setiap terjadi kenaikan harga akan semakin banyak barang yang ditawarkan. Atau sebaliknya, setiap terjadi penurunan harga, akan menimbulkan semakin sedikit barang yang ditawarkan, kalau faktor-faktor lain tidak berubah (ceteris paribus). (Sumber: Pengantar Mikro Ekonomi, 2003)
C. Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
3.1. Permintaan
Hubungan antara harga dan kuantitas undangan sanggup dinyatakan dalam fungsi permintaan. Secara matematis, kekerabatan tersebut sanggup dinyatakan sebagai berikut.
Qd = f(P)
Keterangan :
Qd = Jumlah barang yang diminta
f(P) = Fungsi dari harga
Terdapat tiga jenis permintaan, yaitu sebagai berikut.
a. Permintaan efektif, yaitu undangan terhadap barang atau jasa yang diikuti kemampuan daya beli dari konsumen atau pembeli.
b. Permintaan potensial, adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang diikuti kemampuan membeli tetapi belum dilaksanakan oleh konsumen atau pembeli tersebut.
c. Permintaan absurd, adalah permintaan terhadap barang atau jasa yang tidak diikuti kemampuan membayar atau daya beli dari konsumen atau pembeli.
a. Hukum Permintaan
Hal penting yang berkaitan dengan undangan yaitu aturan permintaan. Hukum undangan berbunyi:
Jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus, dengan faktor-faktor lain dianggap tetap), kuantitas yang diminta akan berkurang. Demikian juga sebaliknya, kalau harga-harga barang dan jasa turun, kuantitas yang diminta akan bertambah.
Dengan demikian, dalam aturan permintaan, kekerabatan antara harga dan kuantitas undangan berbanding terbalik, sehingga kurva undangan digambarkan sebagai kurva yang mempunyai kemiringan (slope) negatif
Contoh Soal (SPMB 2000) :
Jika harga teh jatuh dan undangan terhadap gula meningkat, maka gula dalam hubungannya dengan teh merupakan barang ....
a. pengganti
b. inferior
c. bebas
d. pelengkap
e. netral
Penyelesaian:
Jika harga teh jatuh dan undangan gula meningkat, maka gula dalam hubungannya dengan teh merupakan barang komplementer atau pelengkap. Kaprikornus barang komplementer terjadi Px naik maka Dy turun.
Jawaban : D
b. Skedul dan Kurva Permintaan
Ada suatu kekerabatan terang antara harga suatu barang dan jumlah barang yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli disebut sebagai skedul atau tabel permintaan. Skedul atau tabel undangan yang digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva permintaan. Kurva undangan digambarkan sebagai garis yang bergerak dari kiri atas ke kanan bawah atau mempunyai slope negatif.
Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E
Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E
Situasi | Harga (P) (dalam rupiah) | Kuantitas (Q) (dalam unit) |
A | 500 | 9 |
B | 400 | 10 |
C | 300 | 12 |
D | 200 | 15 |
E | 100 | 20 |
3.2. Penawaran
Hubungan antara harga dan kuantitas undangan sanggup dinyatakan dalam fungsi penawaran. Secara matematis, kekerabatan tersebut sanggup dinyatakan sebagai berikut.
Qs = f(P)
Keterangan :
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
f(P) = Fungsi dari harga
a. Hukum Penawaran
Hal penting lainnya yang berkaitan dengan penawaran yaitu aturan penawaran. Hukum penawaran berbunyi:
Jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus), kuantitas yang ditawarkan akan bertambah. Demikian juga sebaliknya, kalau harga-harga barang dan jasa turun, kuantitas yang ditawarkan juga akan berkurang.
Dengan demikian, dalam aturan penawaran, kekerabatan antara harga dan kuantitas penawaran berbanding lurus, sehingga kurva penawaran digambarkan sebagai kurva yang mempunyai kemiringan (slope) positif.
b. Skedul dan Kurva Penawaran
Terdapat suatu kekerabatan yang terang antara harga suatu barang dengan jumlah yang ditawarkan, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dijual atau ditawarkan ini disebut sebagai skedul penawaran. Skedul penawaran yang digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva penawaran. Kurva penawaran digambarkan sebagai kurva yang bergerak dari kanan atas ke kiri bawah atau mempunyai slope positif.
Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung
Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung
Situasi | Harga (P) (dalam rupiah) | Kuantitas (Q) (dalam unit) |
A | 500 | 18 |
B | 400 | 16 |
C | 300 | 12 |
D | 200 | 7 |
E | 100 | 0 |
Tabel 2 memperlihatkan kuantitas jagung yang diproduksi dan dijual produsen pada aneka macam tingkat harga. Perhatikan bahwa Tabel 2 memperlihatkan kekerabatan pribadi atau positif antara harga dan kuantitas yang ditawarkan.
Kurva 2. Penawaran terhadap Jagung |
D. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga ketika jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Produsen selalu mengharapkan keuntungan yang maksimal dengan menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Sebaliknya konsumen selalu mengharapkan kepuasan maksimal dengan harga yang serendah-rendahnya. Produsen dan konsumen akan melaksanakan tawar-menawar. Proses tawar-menawar tersebut akan mengakibatkan harga kesepakatan yang disebut sebagai harga keseimbangan atau harga pasar (market price).
Tabel 3. Kombinasi Permintaan dan Penawaran Jagung
Tabel 3. Kombinasi Permintaan dan Penawaran Jagung
Situasi | Harga (P) (dalam rupiah) | Kuantitas yang diminta, Qd (dalam unit) | Kuantitas yang ditawarkan, Qs (dalam unit) |
A | 500 | 9 | 18 |
B | 400 | 10 | 16 |
C | 300 | 12 | 12 |
D | 200 | 15 | 7 |
E | 100 | 20 | 0 |
Keseimbangan pasar terjadi, pada dikala perpotongan antara kurva undangan (demand) dan kurva penawaran (supply). Pada harga Rp300,00 di titik E, perusahaan mengatakan sebanyak yang diinginkan konsumen, yaitu 12 unit. Di atas harga Rp300,00 per unit, kuantitas yang ditawarkan lebih besar daripada kuantitas yang diminta sehingga menimbulkan surplus penawaran (excess supply).
Sebaliknya pada harga di bawah Rp300,00 per unit, kuantitas yang ditawarkan lebih kecil daripada kuantitas yang diminta, sehingga menimbulkan kekurangan penawaran dan kelebihan undangan (excess demand). Terbentuknya harga pasar, merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (buyer) dan penjual (seller).
Namun demikian, pandangan pembeli atau penjual terhadap harga yang terjadi bersifat subjektif, atau dengan kata lain setiap pembeli dan penjual mempunyai taksiran yang berbeda-beda terhadap harga pasar tersebut. Dari sisi pembeli, taksiran yang berbeda biasanya dipengaruhi oleh daya belinya, sedangkan dari sisi penjual biasanya dipengaruhi oleh biaya produksinya. Nilai taksiran disebut dengan harga subjektif.
E. Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran
5.1. Elastisitas Permintaan
Dalam pembahasan mengenai undangan dan penawaran kita melihat adanya kekerabatan yang terang antara harga dan jumlah barang dan jasa yang diminta atau ditawarkan. Tetapi dalam pembahasan tersebut tidak dijelaskan mengenai besarnya reaksi konsumen terhadap adanya perubahan harga dari barang dan jasa yang diminta atau ditawarkan.
Untuk mengukur seberapa besar reaksi konsumen terhadap perubahan harga dan faktor-faktor lainnya, para hebat ekonomi memakai konsep elastisitas. Elastisitas yaitu rasio yang mengukur perubahan jumlah yang diminta atau ditawarkan sebagai jawaban perubahan faktor yang memengaruhinya. Adapun pengertian dari elastisitas undangan yaitu rasio yang mengukur derajat kepekaan jumlah barang yang diminta sebagai jawaban perubahan harga.
5.2. Menghitung Elastisitas Harga Permintaan
Nilai koefisien elastisitas undangan sanggup dihitung dengan memakai rumus:
atau
Angka elastisitas harga bernilai negatif, yaitu E=-2 mempunyai arti kalau harga barang naik 1%, undangan terhadap barang tersebut turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastik permintaannya, alasannya perubahan undangan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka E sanggup disebut dalam nilai absolut. E=-2, artinya sama dengan E=2.
5.3. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Ada lima jenis koefisien elastisitas harga pada permintaan, yaitu elastik, inelastik, elastik uniter, elastik sempurna, dan inelastik sempurna.
a. Elastik, yaitu kalau persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga, atau kalau nilai koefisien > 1, biasanya terdapat pada barang-barang yang mempunyai tingkat substitusi banyak, contohnya pada barang elektronik, mirip televisi dan telepon seluler.
b. Inelastik, yaitu kalau persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harganya (nilai koefisien < 1), biasanya terdapat pada barang yang tidak mempunyai banyak substitusi, contohnya garam.
c. Elastik uniter, yaitu kalau persentase perubahan jumlah barang yang diminta sama dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1), terdapat pada sebagian barang elektronik, contohnya vcd player dan dvd player.
d. Elastik sempurna, adalah harga tidak berubah, tetapi jumlah yang diminta berubah. Contohnya harga garam dan harga bensin.
e. Inelastik sempurna, adalah berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan besar lengan berkuasa terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta. Contohnya harga beras.
Kelima jenis koefisien elastisitas harga pada undangan tersebut sanggup diringkas pada Tabel 4.
Tabel 4. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Tabel 4. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Jenis Elastisitas | Keterangan | Nilai Koefisien |
Elastik | Persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga | Ed > 1 |
Inelastik | Persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga | Ed < 1 |
Elastik Uniter | Persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga | Ed = 1 |
Elastik Sempurna | Tidak ada perubahan harga, jumlah yang diminta berubah. | Ed = ∞ |
Inelastik Sempurna | Tidak ada perubahan jumlah yang diminta, berapapun perubahan harga | Ed = 0 |
5.4. Elastisitas Harga pada Permintaan menurut Kemiringan Kurva
Kurva 4. Elastisitas Harga pada Permintaan menurut Kemiringan Kurva. |
Kurva D1 adalah inelasik tepat ditunjukkan dengan elastisitas undangan sama dengan nol (|Ed| = 0).
Kurva D2 – D3, kurva semakin tidur menimbulkan elastisitas semakin besar ditunjukkan 0 < |Ed| < ∞.
Kurva D4 adalah elasik tepat ditunjukkan dengan elastisitas undangan sama dengan tak hingga (|Ed| = ∞).
Contoh Soal :
Pada dikala harga handphone merek tertentu Rp1.600.000,00, jumlah yang diminta 40 unit. Kemudian harga naik menjadi Rp2.000.000,00 jumlah yang diminta turun menjadi 20 unit. Berapakah nilai koefisien elastisitas pada harga undangan telepon seluler tersebut
Jawaban :
Diketahui:
P = Rp1.600.000,00
Q = 40 unit
∆P = Rp2.000.00,00 – Rp1.600.000,00 = Rp400.000,0
∆Q = 20 unit – 40 unit = –20 unit
Permintaan bersifat elastik lantaran nilai koefisien lebih besar dari 1. Nilai elastisitas tersebut menjelaskan bahwa apabila harga naik sebesar 1%, maka jumlah yang diminta akan berkurang sebesar 2%.
5.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a. Ketersediaan Barang Substitusi
Semakin banyak dan semakin baik barang substitusi, maka elastisitas permintaannya akan cenderung semakin besar. Barang-barang yang mempunyai substitusi cenderung mempunyai elastisitas harga yang lebih tinggi daripada barang-barang yang tidak mempunyai substitusi. Kaprikornus kalau harga teh naik, para konsumen akan beralih ke barang substitusinya, mirip kopi dan cokelat, sehingga koefisien elastisitas harga dari undangan teh cenderung tinggi. Sebaliknya, lantaran tidak ada barang substitusi untuk garam, maka elastisitasnya cenderung sangat rendah.
b. Jumlah Penggunaan Barang dan Jasa
Semakin besar jumlah penggunaan barang dan jasa, akan semakin besar elastisitas permintaannya. Sebagai contoh, elastisitas aluminium cenderung lebih besar daripada elastisitas mentega. Mentega hanya sanggup digunakan sebagai makanan, sedangkan alumunium mempunyai ratusan jumlah penggunaan, contohnya untuk kapal terbang, jaringan listrik, dan perabot rumah tangga.
c. Pengeluaran atas Barang dan Jasa
Semakin besar persentase pendapatan yang digunakan untuk pengeluaran barang dan jasa, maka elastisitas permintaannya cenderung semakin besar. Jadi, undangan akan kendaraan beroda empat cenderung jauh lebih besar elastisitasnya daripada undangan akan sepatu.
d. Intensitas Kebutuhan
Jika kebutuhan akan suatu barang dan jasa sangat besar, kenaikan harga sedikit sekali pengaruhnya terhadap permintaan. Sebagai contoh, kebutuhan pokok mirip beras dikatakan bersifat inelastik, artinya meskipun harganya naik, masyarakat tetap membutuhkan dan akan membelinya.
e. Masa Penyesuaian
Semakin usang periode yang diharapkan bagi pembiasaan jumlah barang dan jasa yang diminta, maka permintaannya cenderung semakin elastik. Hal ini disebabkan lantaran konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari pergerakan harga-harga baru. Sebagai contoh, barang elektronik mirip komputer, telepon seluler lebih bersifat elastik, lantaran tidak mesti diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pembeliannya sanggup ditunda hingga suatu waktu dikala harganya mengalami penurunan.
5.6. Elastisitas Penawaran
Hal yang berlaku untuk permintaan, sanggup pula berlaku untuk penawaran. Elastisitas harga atas penawaran atau elastisitas penawaran yaitu sebuah ukuran seberapa besar derajat kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga.
5.7. Menghitung Elastisitas Penawaran
Nilai koefisien elastisitas penawaran sanggup dihitung dengan memakai rumus:
atau
Kita bisa melihat secara pribadi bahwa definisi dan rumus elastisitas penawaran tetap sama dengan definisi dan rumus elastisitas permintaan. Satu-satunya perbedaan yaitu bahwa jumlah yang ditawarkan bereaksi terhadap harga secara positif (berbanding lurus dengan harga). Hal ini memperlihatkan bahwa dalam elastisitas penawaran kenaikan harga akan membuat peningkatan jumlah yang ditawarkan, sebaliknya penurunan harga akan mengakibatkan penurunan jumlah yang ditawarkan.
Contoh Soal (SPMB 2003) :
Penawaran terhadap benda-benda antik dan langka koefisien elastisitasnya, yaitu ....
a. elastik
b. elastik sempurna
c. inelastik
d. inelastik sempurna
e. elastik uniter
Penyelesaian:
Benda-benda antik dan langka jumlah penawarannya cenderung tetap pada berapapun tingkat harga, sehingga penawarannya bersifat inelastis tepat (kurva penawaran sejajar dengan sumber vertikal atau harga).
Jawaban : D
Jawaban : D
5.8. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Seperti halnya pada permintaan, terdapat lima jenis koefisien elastisitas harga pada penawaran, yaitu:
a. Elastik, kalau persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih besar dari pada persentase perubahan harga, atau kalau nilai koefisien >1.
b. Inelastik, kalau persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil dari pada persentase perubahan harganya (nilai koefisien < 1).
c. Elastik uniter, kalau persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1).
d. Elastik sempurna, kalau harga tidak berubah sedangkan jumlah yang ditawarkan berubah.
e. Inelastik sempurna, kalau perubahan harga tidak bisa mengubah jumlah yang ditawarkan.
Kelima jenis koefisien elastisitas harga pada penawaran tersebut sanggup diringkas pada Tabel 5.
Tabel 5. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Tabel 5. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Jenis Elastisitas | Keterangan | Nilai Koefisien |
Elastik | Persentase perubahan jumlah yang ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan harga | Es > 1 |
Inelastik | Persentase perubahan jumlah yang ditawarkan lebih kecil daripada persentase perubahan harga | Es < 1 |
Elastik Uniter | Persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga | Es = 1 |
Elastik Sempurna | Tidak ada perubahan harga, jumlah yang ditawarkan berubah. | Es = ∞ |
Inelastik Sempurna | Tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan, berapapun perubahan harga | Es = 0 |
5.9. Elastisitas Harga pada Penawaran menurut Kemiringan Kurva
Kurva S1 adalah inelasik tepat ditunjukkan dengan elastisitas penawaran sama dengan nol (Es = 0).
Kurva S2 – S3, kurva semakin tidur menimbulkan elastisitas semakin besar ditunjukkan 0 < Es < ∞.
Kurva S4 adalah elasik tepat ditunjukkan elastisitas penawaran sama dengan tak hingga (Es = ∞).
Contoh Soal :
Pada harga Rp3.000,00/lusin jumlah buku tulis ditawarkan sejumlah 100 lusin. Jika harga turun menjadi Rp2.700,00/lusin, jumlah buku tulis yang ditawarkan sebanyak 90 lusin. Tentukan elastisitas penawarannya.
Diketahui:
P = Rp 3.000,00
Q = 100 lusin
ΔP = Rp 3.000,00 – Rp 2.700,00 = Rp 300,00
ΔQ = 100 lusin – 90 lusin = 10 lusin
Penawaran bersifat elastik uniter lantaran nilai koefisien sama dengan 1. Nilai elastisitas tersebut menjelaskan bahwa kalau harga naik sebesar 1%, jumlah yang diminta akan bertambah sebesar 1%.
5.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Sama halnya dengan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran dipengaruhi oleh jumlah persediaan, mobilitas faktor produksi, jangka waktu produksi, dan daya tahan penyimpanan.
a. Jumlah Persediaan
Apabila perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah besar, kurva penawaran akan lebih elastik lantaran sanggup segera memasoknya ke pasar kalau ada undangan dari masyarakat. Jika persediaan sudah habis, perusahaan akan kesulitan dalam memasok barang sehingga kurva penawaran akan lebih inelastik.
b. Mobilitas Faktor Produksi
Faktor produksi dikatakan mempunyai mobilitas yang tinggi apabila gampang berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya. Jika faktor produksi mempunyai mobilitas tinggi, produsen sanggup menyesuaikan kapasitas produksinya (besarnya produksi) sehingga penawaran lebih elastik.
c. Jangka Waktu Produksi
Jangka waktu berproduksi sangat memengaruhi elastisitas penawaran barang. Penarawan barang hasil industri akan berbeda dengan hasil pertanian. Untuk menambah penawaran, sektor pertanian membutuhkan waktu yang relatif lebih usang dibanding sektor industri. Oleh lantaran itu, penawaran hasil pertanian umumnya lebih inelastik dari sektor industri lantaran produsen tidak sanggup memenuhi tambahan pada pesanan dengan cepat meskipun harga produk pertanian meningkat.
d. Daya Tahan Penyimpanan
Produk-produk yang mempunyai daya tahan lebih singkat mirip makanan, hasil pertanian, umumnya lebih inelastik. Akan tetapi, produk dengan daya tahan lebih usang mirip kulkas, mesin jahit, kompor gas cenderung lebih elastik.
Untuk memudahkan dalam memahami konsep elastisitas harga baik undangan maupun penawaran, pernyataan yang bisa dijadikan contoh yaitu bahwa suatu barang dikatakan bersifat elastik, apabila perubahan harga besar lengan berkuasa besar terhadap jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Adapun suatu barang dikatakan bersifat inelastik, apabila adanya perubahan harga kurang besar lengan berkuasa terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta atau ditawarkan.
F. Struktur Pasar
Struktur pasar yaitu aneka macam dimensi yang sanggup memengaruhi kinerja perusahaan dalam pasar, mirip karakteristik dan jumlah perusahaan, skala produksi dan tingkat kesamaan atau perbedaan dari produk yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan dimensi tersebut, struktur pasar terbagi atas pasar persaingan tepat dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tepat terjadi apabila tidak ada satupun produsen yang bisa mensugesti harga pasar.
Adapun pasar persaingan tidak tepat terjadi apabila terdapat satu atau beberapa produsen atau konsumen sudah mulai sanggup mensugesti harga pasar. Bentuk pasar persaingan tidak tepat antara lain pasar monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik monopsoni dan oligopsoni.
6.1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Pasar persaingan tepat merupakan jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak bisa memengaruhi pasar.
6.1.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna
Suatu pasar dikatakan sebagai pasar persaingan tepat kalau memenuhi tiga ciri berikut.
1) Terdiri atas Banyak Penjual dan Pembeli
Sifat ini mengakibatkan perilaku penjual atau pembeli tidak sanggup mensugesti keadaan pasar, lantaran ia hanya merupakan pecahan kecil dari unsur pasar secara keseluruhan. Dalam pasar persaingan tepat seorang penjual atau pembeli dikatakan sebagai pengikut harga (price taker) sehingga harga di pasar bersifat datum, artinya berapapun jumlah barang yang dijual di pasar harganya tetap, lantaran harga ditentukan oleh prosedur pasar yaitu interaksi antara kekuatan undangan dan penawaran di masyarakat.
2) Adanya Kebebasan untuk Membuka dan Menutup Perusahaan (Free Entry and Free Exit)
Maksudnya tidak ada kendala yang menghalangi suatu perusahaan untuk memulai perjuangan gres kalau dianggap menguntungkan dan menutup usahanya kalau dianggap merugikan.
3) Barang yang Diperjualbelikan Bersifat Homogen
Artinya semua produk kelihatan identik (serba sama) atau tidak sanggup dibedakan. Barang yang dihasilkan perusahaan merupakan pengganti yang tepat terhadap barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain dalam semua aspeknya.
4) Penjual dan Pembeli Memiliki Pengetahuan yang Sempurna wacana Pasar
Maksudnya penjual dan pembeli mempunyai pengetahuan yang tepat wacana keadaan pasar, yaitu mengenai tingkat harga yang berlaku di pasar dan perubahan-perubahannya. Adanya informasi yang lengkap wacana pasar ini berakibat:
a) tidak ada produsen yang menjual barang dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar,
b) tidak ada konsumen yang membeli barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar,
c) semua sumber daya digunakan sepenuhnya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
5) Mobilitas atau Perpindahan Sumber Ekonomi Cukup Sempurna
Artinya, sumber daya atau faktor produksi sanggup dipindahkan dari satu daerah ke daerah lainnya tanpa kendala apapun.
6.1.2. Kebaikan dan Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan tepat dianggap sebagai bentuk pasar yang ideal lantaran banyak mempunyai kebaikan kalau dibandingkan dengan pasar lainnya. Namun demikian, pasar persaingan tepat juga mempunyai beberapa keburukan. Berikut yaitu kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna.
1) Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna
a) Menggunakan Sumber Daya secara Efisien
Artinya seluruh sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan. Pemanfaatan sumber daya tersebut dilakukan secara efisien sehingga menguntungkan perusahaan dan menambah kemakmuran masyarakat lantaran sanggup memperoleh barang dengan harga murah.
b) Adanya Kebebasan Bertindak dan Memilih
Hal ini sangat bermanfaat untuk membawa perusahaan pada peningkatan kreativitas dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada pengelola perusahaan.
2) Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Di samping mempunyai kebaikan, pasar persaingan tepat juga mempunyai beberapa keburukan antara lain sebagai berikut.
a) Kelemahan dalam Asumsi
Pasar persaingan tepat dalam kenyataannya akan sulit dijumpai alasannya homogenitas atas barang yaitu sebuah asumsi yang tidak realistis. Selain itu, lantaran tingkat harga tidak sanggup ditawar-tawar lagi akan mengakibatkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah menurun.
b) Tidak Mendorong Adanya Inovasi
Penemuan teknologi dan teknik produksi gampang dicontoh oleh perusahaan lain sehingga akan memaksa persaingan produk antar produsen.
c) Membatasi Pilihan Konsumen
Karena dalam pasar persaingan tepat barang yang dihasilkan homogen, konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk memilih barang yang akan dikonsumsinya.
d) Menimbulkan Eksploitasi Sumber Daya dan Ongkos Sosial
Jika eksploitasi penggunaan sumber daya tidak dibatasi, pasar persaingan tepat adakalanya menimbulkan ongkos sosial berupa pencemaran lingkungan. Pada pasar persaingan tepat undangan akan barang akan menjadi elastik sempurna, sehingga kurva undangan berbentuk suatu garis horizontal. Harga merupakan suatu datum, sehingga baik penjual maupun pembeli tidak sanggup memengaruhi harga.
6.2. Pasar Monopoli
Secara etimologis, kata monopoli berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari kata mono yang berarti satu, dan polist yang berarti penjual. Pasar monopoli yaitu suatu bentuk interaksi antara undangan dan penawaran yang ditandai oleh adanya produsen tunggal yang berhadapan dengan konsumen/pembeli yang banyak.
6.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
Suatu pasar dikatakan berstruktur monopoli, kalau ciri atau karakteristiknya terpenuhi. Berikut beberapa ciri atau karakteristik pasar monopoli sebagai berikut.
1) Hanya ada satu penjual
Karena hanya ada satu produsen, maka harga akan terbentuk langsung. Dalam hal ini fungsi penjual yaitu sebagai penentu harga (price maker).
2) Terdapat banyak pembeli, produk tidak mempunyai substitusi yang dekat.
Tidak ada penjual lain yang menjual output yang sanggup mengganti secara baik output/produk yang dijual oleh monopolis.
3) Adanya kendala untuk masuk ke dalam pasar (barriers to entry).
Hambatan untuk masuk pasar merupakan kekuatan utama monopoli. Hambatan sanggup berupa kendala yang timbul secara alami maupun buatan.
Beberapa kendala yang mengakibatkan timbulnya monopoli ini akan menempatkan pendatang lain pada kondisi persaingan yang kurang menguntungkan. Beberapa kendala itu antara lain sebagai berikut.
a) Produsen mempunyai hak paten untuk output yang dihasilkan, mirip hak cipta dan merek dagang.
b) Produsen mempunyai salah satu sumber daya penting dan unik atau produsen mempunyai pengetahuan yang lebih daripada perusahaan lain wacana teknis produksi sehingga akan tetap merahasiakannya.
c) Adanya skala ekonomi yang sangat besar dan memungkinkan pasar hanya sanggup dilayani oleh satu perusahaan saja sehingga menjadi lebih efisien. Misalnya dalam bidang transportasi, listrik, air dan komunikasi.
d) Produsen memungkinkan untuk menetapkan kebijakan pembatasan harga. Kebijakan pembatasan harga (penetapan harga hingga pada tingkat yang sangat rendah) dimaksudkan semoga perusahaan gres tidak ikut memasuki pasar.
6.2.2. Kebaikan dan Keburukan Pasar Monopoli
Pada umumnya, masyarakat tidak menyukai kehadiran pasar monopoli, lantaran sanggup mengeksploitasi pekerja, merusak alokasi sumber daya, dan masih banyak argumentasi yang memperlihatkan bahwa kehadiran pasar monopoli kurang disukai. Namun, bergotong-royong pasar monopoli juga mempunyai beberapa kebaikan.
Berikut kebaikan dan keburukan pasar monopoli.
1) Kebaikan Pasar Monopoli
a) Efisiensi dan Pertumbuhan Ekonomi
Kelebihan perusahaan monopoli yaitu bisa mengakumulasi keuntungan super normal dalam jangka panjang. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam membiayai riset dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Dengan peningkatan efisiensi, maka akan diperoleh output yang lebih besar dan akibatnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
b) Menghindari Produk Tiruan dan Persaingan yang Tidak Bermanfaat
Jika terlalu banyak perusahaan yang bersaing akan terjadi pemborosan (inefisien). Hal tersebut berdampak pada produk yang dihasilkan tidak berkualitas, dengan tujuan perusahaan hanya mementingkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan perusahaan pesaingnya.
c) Menimbulkan Skala Ekonomi yang Menurunkan Biaya Produksi
Perusahaan monopoli biasanya merupakan perusahaan besar, sehingga sanggup menikmati skala ekonomi yang bisa menurunkan biaya produksi. Hal ini bisa dimaklumi alasannya dalam pasar monopoli tidak perlu mengeluarkan biaya penjualan mirip biaya promosi atau iklan mirip halnya dalam pasar persaingan sempurna.
d) Efisiensi dalam Pengadaan Barang Publik
Tidak semua barang sanggup disediakan secara efisien lewat pasar. Barang itu umumnya dikenal sebagai barang publik (public goods). Pengadaan barang publik hanya akan efisien dalam skala besar. Contohnya pengadaan jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, transportasi, telekomunikasi dan air minum.
2) Keburukan Pasar Monopoli
a) Penyimpangan Alokasi Sumber Daya
Kekuatan monopoli mengakibatkan penyalahgunaan alokasi sumber daya. Perusahaan monopoli dengan sengaja membatasi tingkat outputnya untuk memaksimalkan laba. Hal ini dilakukan di antaranya dengan menetapkan harga yang tinggi ketika undangan meningkat dan tidak disertai dengan persediaan barang yang cukup sehingga akibatnya mendorong kenaikan harga.
b) Adanya Ketidakadilan atau Kesenjangan dalam Pembagian Pendapatan
Karena seorang monopolis mempunyai kekuatan untuk memengaruhi harga, ia bisa mendapat keuntungan di atas normal dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
c) Mengurangi Kesejahteraan Konsumen
Konsumen harus membayar harga di atas biaya untuk memproduksi komoditas tersebut akan berakibat pada menurunnya tingkat kesejahteraan mereka.
d) Adanya Eksploitasi terhadap Konsumen dan Pekerja
Monopoli menimbulkan eksploitasi, baik terhadap konsumen maupun terhadap tenaga kerja. Eksploitasi ini timbul lantaran monopoli selalu berproduksi (baik dalam keadaan memperoleh keuntungan maupun rugi) pada harga yang lebih tinggi dari biaya marjinalnya (P>MC). Bagi konsumen, hal ini menimbulkan kerugian lantaran mereka harus membayar harga yang lebih tinggi dari biaya produksinya. Adapun bagi pekerja, mereka akan dibayar lebih rendah dari harga jual yang diterima monopolis.
e) Memburuknya Kondisi Makroekonomi Nasional
Tidak adanya persaingan sanggup mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas barang yang diproduksi. Keseimbangan dalam pasar monopoli terjadi di bawah keseimbangan ekonomi, lantaran tidak seluruh terpakai sesuai dengan kapasitas produksi, sehingga menimbulkan pengangguran. Keadaan ini akan melemahkan daya beli, dan memaksa perusahaan memproduksi lebih sedikit lagi. Jika keadaan ini terus berlanjut, kondisi ekonomi secara keseluruhan menjadi lebih buruk, mirip menimbulkan stagflasi (kemandegan dalam pertumbuhan ekonomi dan inflasi).
f) Memburuknya Kondisi Perekonomian Dunia
Tuntutan perdagangan bebas memang sanggup meningkatkan efisiensi, tetapi tanpa disadari adanya perusahaan-perusahaan besar (terutama perusahaan-perusahaan multinasional/MNC) telah menjadi perusahaan monopoli alamiah. Karena sahamnya dimiliki pihak swasta, tujuan perusahaan ini yaitu maksimalisasi laba. Jika dibiarkan terus berlanjut tanpa koordinasi yang baik, akan menggilas perusahaan-perusahaan yang ada di negara-negara sedang berkembang.
Kurva undangan pada pasar monopoli mempunyai kemiringan (slope) negatif yang memperlihatkan adanya perbandingan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta. Karena dalam pasar monopoli seorang monopolis merupakan penjual tunggal, kurva undangan yang terbentuk sama dengan kurva undangan pasar.
Kurva undangan mirip ini juga secara tidak pribadi menyatakan bahwa kalau ingin menjual output lebih banyak, seorang monopolis harus menurunkan harga barangnya.
6.3. Pasar Oligopoli
Secara etimologis, oligopoli berarti beberapa penjual atau produsen. Pasar oligopoli yaitu suatu bentuk interaksi undangan dan penawaran ketika terdapat beberapa penjual, biasanya antara 2 hingga dengan 10 penjual yang menguasai seluruh undangan pasar. Jika hanya terdapat 2 perusahaan bentuk pasar itu disebut duopoli. Oligopoli dibedakan menurut produknya menjadi oligopoli murni dan oligopoli terdiferensiasi. Disebut oligopoli murni kalau terdapat produk homogen, dan disebut oligopoli terdiferensiasi kalau produknya mengalami perbedaan corak.
Dalam oligopoli tiap-tiap perusahaan menetapkan kebijaksanaan sendiri antara lain mengenai kebijakan penetapan harga dan kuantitas produk. Kebijaksanaan ini akan direspons oleh perusahaan lainnya lantaran akan besar lengan berkuasa terhadap penjualan dan keuntungan perusahaannya.
Untuk mengetahui apakah suatu pasar berstruktur oligopoli atau tidak, berikut beberapa ciri atau karakteristik pasar oligopoli.
a. Terdapat beberapa penjual yang menguasai pasar
Penawaran satu jenis barang hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan.
b. Barang yang dijual sanggup homogen dan juga sanggup terdiferensiasi
Barang yang standar biasanya dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan materi mentah, sedangkan barang yang berbeda corak pada umumnya merupakan barang jadi.
c. Terdapat kendala untuk keluar masuk pasar
Hambatan dalam pasar oligopoli tidak sekuat dalam pasar monopoli.
d. Satu di antara para oligopoli berperan sebagai market leader
Market leader mempunyai pangsa pasar terbesar dan mempunyai kekuatan untuk menetapkan harga dan para penjual lain terpaksa mengikutinya.
e. Adanya ketergantungan yang kuat antar perusahaan
Ciri khas keterkaitan ini antara lain yaitu penurunan harga suatu perusahaan cenderung akan diikuti oleh perusahaan lainnya. Akan tetapi apabila ada perusahaan yang menaikkan harganya perusahaan lain belum tentu atau tidak mengikutinya.
f. Perusahaan oligopoli biasanya memakai promosi melalui iklan
Iklan terutama sangat dibutuhkan untuk oligopolis yang menghasilkan barang berbeda corak dalam rangka mempertahankan pangsa pasar yang telah dikuasai dan merebut pangsa pasar baru.
g. Jumlah penjualnya sedikit (oligo)
Mereka sanggup saling memantau setiap gerakan dari semua pesaingnya.
Bentuk pasar oligopoli sangat sulit dianalisis secara grafis (seperti yang dilakukan pada pasar persaingan tepat maupun monopoli), lantaran adanya saling ketergantungan antar perusahaan. Contoh pasar oligopoli murni antara lain dijumpai dalam industri semen, perusahaan semen, baja, alumunium dan produk lain yang hampir semuanya distandardisasi. Contoh oligopoli yang terdiferensiasi yaitu industri-industri yang memproduksi mobil, rokok, komputer pribadi (PC), dan sebagian besar peralatan elektronik yang pasarnya didominasi tiga atau empat perusahaan besar .
6.4. Pasar Persaingan Monopolistik
Tipe pasar tidak tepat lainnya yaitu pasar persaingan monopolistik. Pasar persaingan monopolistik yaitu suatu bentuk interaksi antara undangan dengan penawaran ketika terdapat sejumlah besar penjual yang mengatakan barang yang serupa tapi tak sama, lantaran masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri. Pada hakikatnya pasar persaingan monopolistik berada di antara dua jenis pasar yang ekstrim, yaitu pasar persaingan tepat dan pasar monopoli. Oleh lantaran itu, sifat-sifatnya mengandung unsur pasar persaingan tepat dan monopoli.
Bentuk pasar ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Amerika Serikat Edward Chamberlin dan Joan Violet Robinson pada 1930-an. Bentuk pasar ini timbul lantaran adanya ketidakpuasan terhadap model pasar persaingan tepat yang anggapan dasarnya kurang realistis (misalnya mengenai ciri adanya barang yang homogen). Jika dilihat dari struktur pasarnya, kebanyakan perusahaan termasuk ke dalam kategori pasar persaingan monopolistik.
Pasar persaingan monopolistik ibarat pasar persaingan tepat dalam beberapa hal. Namun, ada beberapa ciri atau karakteristik fundamental yang membedakannya. Berikut beberapa ciri atau karakteristik pasar persaingan monopolistik.
a. Terdapat Banyak penjual, Walaupun tidak Sebanyak pada Persaingan Sempurna
Pada pasar persaingan monopolistik tidak ada satupun produsen yang mempunyai skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.
b. Barang yang Diperjualbelikan Terdiferensiasi (memiliki perbedaan corak)
Hal ini yang membedakan pasar persaingan monopolistik dengan pasar persaingan sempurna, ketika barang yang dihasilkan oleh satu produsen sanggup dibedakan dengan produsen lainnya. Meskipun jenis barang cenderung sama, biasanya tetap bisa dibedakan dari kemasan atau kualitasnya.
c. Adanya Kemampuan Penjual untuk Mempengaruhi Harga
Dalam pasar persaingan monopolistik, produsen mempunyai kemampuan memengaruhi harga walaupun tidak sekuat dalam pasar monopoli. Kemampuan ini antara lain terlihat dari upaya produsen untuk mempertahankan ciri khas dan keunggulan dari produk yang dihasilkannya. Misalnya untuk industri deterjen, produk A populer dengan keharumannya atau produk B lebih lembut di tangan.
d. Penjual Praktis Keluar Masuk Pasar
Perusahaan lain gampang keluar masuk pasar dengan syarat mempunyai kemampuan untuk membuat produk dengan corak yang berbeda dan lebih menarik dari produk sebelumnya.
e. Terdapat Kegiatan Promosi
Terdapat aktivitas promosi sanggup memengaruhi gambaran masyarakat terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, lantaran dalam pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah satu-satunya faktor yang bisa mensugesti konsumen.
Model persaingan monopolistik Chamberlin menurut beberapa asumsi yang memasukkan hampir semua unsur persaingan tepat dan juga memasukkan unsur pasar monopoli. Model ini dirumuskan lantaran adanya rasa ketidakpuasan terhadap model pasar persaingan tepat yang asumsinya kurang realistis (seperti anggapan jenis produk yang homogen).
6.5. Pasar Monopsoni
Pasar Monopsoni biasanya diartikan sebagai suatu keadaan ketika hanya terdapat seorang pembeli tunggal. Tentu saja harus ada dua pihak dalam transaksi jual beli, yaitu penjual dan pembeli. Monopsoni dikatakan ada, tidak hanya kalau ada satu pembeli tunggal, tetapi juga kalau ada lebih dari satu pembeli yang bertindak gotong royong seakan-akan mereka yaitu pembeli tunggal. Jika semua perusahaan yang ada dalam pasar membeli barang atau jasa yang sama atau memakai faktor produksi yang sama, dan mereka bekerja sama dalam aktivitas pembelian serta memilih harga beli yang sama, bergotong-royong mereka bertindak sebagai suatu perusahaan, sehingga model pasar monopsoni sanggup diterapkan.
Pasar monopsoni merupakan kebalikan dari struktur pasar monopoli, lantaran pasar ini merupakan bentuk pemusatan pembeli. Bentuk pasar monopsoni antara lain ditunjukkan oleh adanya undangan dan pasar yang dikuasai oleh pembeli tunggal. Dalam monopsoni pembeli berhadapan dengan kurva penawaran yang mempunyai slope positif, tindakannya sanggup menaikkan atau menurunkan harga. Umumnya bentuk pasar ini terdapat pada kalangan produsen dan jarang pada kalangan konsumen. Misalnya pembelian tiang listrik dikuasai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
6.6. Pasar Oligopsoni
Pasar oligopsoni yaitu suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh lebih dari dua orang pembeli dengan penawaran dari sejumlah produsen/penjual. Setiap pembeli mempunyai tugas cukup besar untuk mensugesti harga yang dibelinya. Bentuk pasar ini ini merupakan kebalikan dari struktur pasar oligopoli. Seperti halnya monopoli, oligopsoni merupakan bentuk pemusatan pembeli. Oligopsoni merupakan suatu bentuk pasar yang terdiri atas pembeli-pembeli besar dan pembeli-pembeli kecil.
Jika diringkas penggolongan bentuk pasar ini terlihat dalam Tabel 6.
Tabel 6. Tipe-Tipe Struktur Pasar
Tabel 6. Tipe-Tipe Struktur Pasar
Struktur Pasar | Jumlah Penjual | Hambatan | Kemampuan Penetapan Harga | Jenis Produk | Contoh |
Persaingan Sempurna | Banyak | Tidak ada (sangat mudah) | Tidak ada (price taker) | Homogen | Produk pertanian |
Monopoli | Tunggal | Ada (sangat sulit) | Sangat besar (price maker) | Produknya unik/khas | PLN |
Persaingan Monopolistik | Beberapa | Tidak ada (relatif mudah) | Sedikit | Terdiferensiasi | Industri, deterjen, dan pakaian |
Oligopoli | Beberapa | Cukup besar | Dengan kerja sama: sangat besar | Homogen dan terdiferensiasi | Industri seng, baja (homogen) |
Tanpa kerja sama: sedikit | Industri mobil, rokok (terdiferensiasi) | ||||
Monopsoni | Jumlah pembeli satu | Ada (sangat sulit) | sangat besar (price maker) | Homogen | Tiang listrik |
Oligopsoni | Beberapa | Cukup besar | Dengan kerja sama: sangat besar | Homogen dan terdiferensiasi | Tembakau, cengkih untuk rokok |
Tanpa kerja sama: sedikit |
G. Pasar Komoditas
7.1. Pengertian dan Cara Perdagangan Pasar Komoditas
Pasar komoditas yaitu interaksi antara undangan dan penawaran terhadap barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, undangan utama berasal dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan undangan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan.
Di dalam perekonomian modern, terutama dengan makin tingginya tingkat spesialisasi, tidak semua perusahaan memproduksi sendiri materi baku yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Sebagai contoh, perusahaan kendaraan beroda empat tidak menambang sendiri bijih besi yang dibutuhkan, demikian juga kemudahan mesin pembuat rangka mobilnya, lantaran akan lebih efisien bagi perusahaan tersebut apabila membeli mesin dari perusahaan yang bergerak di bidang permesinan. Dengan kata lain, mesin yang dibeli perusahaan tersebut merupakan input mediator untuk memproduksi mobil.
Beberapa komoditas lain yang umumnya diperjualbelikan di bursa komoditas biasanya mempunyai standar tertentu, antara lain barang-barang hasil produksi dan industri, hasil pertambangan, hasil pertanian dan perkebunan. Komoditas-komoditas tersebut antara lain yaitu kopi, gula, jagung, cengkeh, kedelai, emas, tembaga, kapas, lada, gandum, dan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO).
Siapa sajakah yang menjadi anggota bursa komoditas? Anggota bursa komoditas secara garis besar di bagi dua yaitu sebagai berikut.
a. Anggota Biasa
Anggota biasa terdiri atas semua WNI yang mempunyai tubuh perjuangan formal mirip firma, CV, PT, dan koperasi. Anggota biasa terbagi atas pedagang biasa dan pedagang mediator (pialang).
b. Anggota Luar Biasa
Anggota luar biasa, tidak hanya terbuka bagi WNI, tapi juga perwakilan WNA baik perseorangan maupun tubuh usaha, investor domestik maupun asing, dan forum keuangan nonbank yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri.
Perdagangan di bursa komoditas sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan fisik (Physical Trading) yang bersifat efektif.
Pada perdagangan fisik terjadi penyerahan barang dari penjual kepada pembeli secara fisik pada waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian jual beli. Pembayaran dilakukan secara tunai.
b. Perdagangan berjangka (Future Trading) yang bersifat spekulatif.
Dalam perdagangan berjangka, sehabis transaksi terjadi tidak secara pribadi disertai dengan penyerahan barang dan jasa secara fisik. Penyerahan dilakukan beberapa dikala kemudian atau sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan tingkat harga yang tetap.
Untuk memperlancar transaksi dan memudahkan pengawasan bursa komoditas, pemerintah membentuk Badan Pembina Bursa Komoditas (BPBK) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPEBTI).
7.2. Fungsi dan Manfaat Pasar Komoditas
a. Fungsi Pasar Komoditas
Fungsi pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Sebagai daerah atau sarana untuk memperoleh informasi wacana beberapa jenis barang yang diperdagangkan di pasar dunia.
2) Sebagai daerah atau sarana untuk mengadakan transaksi aneka macam barang yang berlaku di pasaran dunia.
3) Sebagai daerah atau sarana untuk memantau dan mengatur perdagangan barang.
b. Manfaat Pasar Komoditas
Manfaat pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Bagi penjual (produsen)
Pasar barang sanggup mempermudah pemasaran atau penjualannya.
2) Bagi pembeli (konsumen)
Pasar barang sanggup mempermudah konsumen dalam mendapat barang yang diinginkan dengan kualitas terjamin.
3) Bagi pemerintah
Pembentukan pasar barang bagi pemerintah sanggup memberi kan tambahan devisa. Dengan devisa akan memudahkan pemerintah untuk melaksanakan aneka macam transaksi internasional yang sanggup meningkatkan pendapatan nasional.
H. Pasar Input
Sebagaimana Anda ketahui, pasar untuk suatu barang atau jasa tertentu dilihat sebagai ‘tempat’ bertemunya undangan dan penawaran satu macam barang dan jasa. Kata ‘tempat’ dalam konteks pengertian tersebut bukanlah daerah dalam arti fisik, alasannya yang terpenting dalam ilmu ekonomi yaitu interaksi antara undangan dan penawaran barang atau jasa tersebut. Adapun input atau faktor produksi yaitu barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan dalam suatu proses produksi. Jadi, pasar input atau pasar faktor produksi yaitu interaksi antara undangan dan penawaran terhadap terhadap barang atau jasa sebagai masukan (input) pada suatu proses produksi.
Harga faktor produksi ditentukan oleh interaksi undangan dan penawaran faktor produksi. Permintaan input di pasar faktor produksi merupakan undangan turunan (derived demand), artinya undangan input bergantung pada undangan outputnya. Penawarannya sangat bergantung pada sifat-sifat faktor produksinya. Misalnya, penawaran tanah bersifat inelastik tepat (vertikal) lantaran jumlahnya terbatas. Ini berarti, berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan besar lengan berkuasa terhadap jumlah tanah yang ditawarkan.
Tabel 7. Faktor-Faktor Produksi
Tabel 7. Faktor-Faktor Produksi
Faktor Produksi | Harga Faktor Produksi |
Tanah | Sewa (rent) |
Tenaga kerja | Upah/gaji (wage) |
Modal | Bunga (interest) |
Kewirausahaan | Keuntungan (profit) |
8.1. Pasar Faktor Produksi Sumber Daya Alam (Natural Resources)
Faktor produksi sumber daya alam yaitu semua kekayaan alam yang sanggup digunakan dalam proses produksi. Contoh yang termasuk faktor produksi sumber daya alam antara lain tanah, air, udara, sinar matahari, dan barang tambang. Dengan demikian pasar faktor produksi sumber daya alam bergotong-royong berkaitan dengan undangan dan penawaran sumber daya alam (terutama tanah) dari pelaku ekonomi untuk keperluan produksi atau investasi. Balas jasa atas penggunaan faktor produksi tanah di dalam proses produksi yaitu dalam bentuk sewa (rent). Misalnya, untuk keperluan membangun rumah, pabrik, gedung-gedung, dan jembatan.
Kurva Permintaan dan penawaran tanah terlihat dalam Kurva 6 berikut.
Kurva undangan tanah, memperlihatkan bahwa semakin tinggi harga tanah, semakin berkurang permintaannya. Adapun penawarannya bersifat inelastik sempurna, yang berarti berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan besar lengan berkuasa terhadap jumlah tanah yang ditawarkan.
8.2. Pasar Faktor Produksi Tenaga Kerja (Labor)
Sebagaimana halnya faktor produksi sumber daya alam, tenaga kerja merupakan faktor produksi baku, sehingga keberadaannya mutlak diharapkan dalam sebuah proses produksi. Pasar faktor produksi tenaga kerja berkaitan dengan pembentukan harga bagi tenaga kerja itu sendiri sebagai salah satu faktor produksi. Tenaga kerja dalam sebuah pasar dihargai dengan honor atau upah. Oleh lantaran itu, upah tenaga kerja terbentuk dari hasil interaksi antara undangan dan penawaran di aneka macam pasar.
Selain berkaitan dengan pembentukan harga, pasar faktor produksi tenaga kerja juga berkaitan dengan waktu kerja, yang mencakup hari kerja dan jam kerja. Misalnya, orang-orang mungkin menetapkan untuk kuliah atau pensiun dini dan bekerja paruh waktu (part time) daripada penuh waktu (full time). Semuanya itu sanggup mengurangi jumlah total jam kerja sepanjang hidup mereka. Sementara itu, pada sisi yang lain, keputusan untuk bekerja sambilan dan mencari kerja tambahan akan menambah jam kerja sepanjang hidup mereka.
Kurva undangan dan penawaran di pasar tenaga kerja yaitu mirip tergambar dalam kurva 7, berikut.
Kurva penawaran tenaga kerja berbentuk menekuk ke belakang (backward bending supply curve).
8.3. Pasar Faktor Produksi Modal (Capital)
Seperti dijelaskan sebelumnya, faktor produksi modal sanggup diartikan sebagai barang-barang yang diproduksi yang tahan usang dan pada gilirannya sanggup digunakan untuk proses produksi barang dan jasa-jasa lebih lanjut. Ada tiga kategori utama dari barang-barang modal sebagai berikut:
a. struktur, mirip pabrik dan rumah;
b. perlengkapan, mirip mobil, mesin, dan komputer;
c. inventarisasi input dan output, mirip mobil-mobil di tempat-tempat dealer.
Dalam hal faktor produksi berupa uang, modal tidaklah selalu berasal dari milik seseorang atau perusahaan sendiri, melainkan sanggup berasal dari pihak lain, Misalnya, forum perbankan atau pasar modal. Semakin rendah tingkat bunga kredit (biaya investasi), semakin besar tambahan modal yang berasal dari sektor perbankan.
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga (biaya peminjaman), semakin besar tambahan modal yang berasal dari pasar modal. Kalau tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga maka undangan investasi akan meningkat. Sebaliknya, kalau tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga tingkat investasi akan menurun.
8.4. Pasar Faktor Produksi Keahlian (Skill) atau Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Sebagaimana diketahui faktor produksi keahlian atau kewirausahaan yaitu keterampilan atau keahlian yang digunakan seseorang dalam mengkombinasikan aneka macam faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Kewirausahaan yaitu faktor produksi keempat. Bagi sebagian ekonom, faktor produksi kewirausahaan yaitu faktor produksi yang memegang peranan vital dan merupakan lompatan besar dalam proses produksi. Wirausaha diartikan sebagai orang yang bisa melihat peluang dengan mengambil risiko tertentu untuk mendapat keuntungan.
Rangkuman :
1. Beberapa faktor yang mensugesti tingkat undangan konsumen terhadap barang dan jasa yaitu tingkat pendapatan masyarakat, harga barang lain yang berhubungan, ukuran pasar, selera, impian atau ekspektasi masyarakat.
2. Beberapa faktor yang mensugesti tingkat penawaran barang dan jasa antara lain yaitu harga input, teknologi, harga barang lain yang berkaitan, dan ekspektasi produsen.
3. Permintaan (demand) didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada aneka macam tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap (ceteris paribus).
4. Hukum undangan berbunyi kalau harga suatu barang dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus), kuantitas barang dan jasa yang diminta akan berkurang. Sebaliknya, kalau harga-harga barang dan jasa turun, jumlah kuantitas barang dan jasa yang diminta akan bertambah.
5. Penawaran (supply) didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada aneka macam tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap (ceteris paribus).
6. Hukum penawaran berbunyi kalau harga suatu barang dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus), kuantitas yang ditawarkan akan bertambah. Sebaliknya, kalau harga-harga barang dan jasa turun, jumlah kuantitas yang tawarkan juga akan berkurang.
7. Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga ketika jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Elastisitas yaitu rasio yang mengukur perubahan jumlah yang diminta atau ditawarkan sebagai jawaban perubahan faktor yang memengaruhinya.
8. Ada lima jenis koefisien elastisitas harga pada undangan dan penawaran, yaitu elastik, inelastik, elastik uniter, elastik sempurna, dan inelastik sempurna.
9. Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas undangan selain harga, antara lain ketersediaan barang substitusi, jumlah penggunaan barang dan jasa, pengeluaran atas barang dan jasa, intensitas kebutuhan, serta masa penyesuaian.
10. Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas penawaran selain harga, antara lain jumlah per sediaan, mobilitas faktor produksi, jangka waktu produksi, dan daya tahan penyimpanan.
11. Pasar komoditas atau bursa komoditas yaitu interaksi antara undangan dan penawaran terhadap barang dan jasa.
12. Perdagangan di bursa komoditas sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan fisik (physical trading) yang bersifat efektif.
b. Perdagangan berjangka (future trading) yang bersifat spekulatif.
13. Pasar input atau pasar faktor produksi yaitu interaksi antara undangan dan penawaran terhadap barang atau jasa sebagai masukan pada suatu proses produksi.
14. Permintaan input di pasar faktor produksi merupakan undangan turunan (derived demand), artinya undangan input tergantung secara tidak pribadi pada undangan outputnya.
Referensi :
Arifin, I. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 170.