Artikel dan Makalah perihal Asal-Usul Dan Peta Persebaran Manusia Di Kepulauan Indonesia - Pada materi sebelumnya kalian telah membahas kehidupan awal masyarakat purba di Indonesia, dari mulai sistem kepercayaan, kebudayaan, sosial, dan ekonomi. Kalian telah mencar ilmu perihal kurun waktu yang dijalani insan purba Indonesia beserta hasil budayanya.Kehidupan sederhana yang dijalani insan purba (dari berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam dan beternak, hingga perundagian) telah mengatakan kepada kita bahwa mereka memerlukan perkakas yang sanggup membantu mereka dalam mempertahankan hidupnya.
Temuan perkakas kebudayaan yang tersebar di aneka macam wilayah Indonesia sedikitnya sanggup membuka tabir: dari mana mereka tiba dan berasal? Adanya kesamaan bentuk dalam sejumlah perkakas dan budaya di tempat-tempat yang berbeda di Indonesia, menciptakan kita menafsirkan bahwa manusia-manusia yang kini mendiami Kepulauan Indonesia berasal dari moyang yang sama.
Pengembaraan insan prasejarah yang muncul di Afrika, kemudian tiba di tepi laut Asia Tenggara secara bergelombang. Melalui jalur utara (Taiwan dan Filipina) dan jalur barat (Semenanjung Melayu) pada Zaman Es dengan naik-turunnya air laut pada Dangkalan Sunda dan Sahul. Berikutnya, masuklah Ras Mongolia, Ras Kaukasoid, dan Ras Negrito. Ketiga ras pendatang itu melebur menjadi Indocina dan Indonesia yang berkulit coklat.
Dalam jangka waktu yang lama, insan pendatang menyebar ke kepulauan melalui Dangkalan Sunda dan Sahul, kemudian menjadi insan kepulauan yang meliputi daerah Sumatera hingga Irian. Sebagian besar masyarakat pendatang itu tinggal di pinggir pantai. Lama kelamaan, terbentuklah masyarakat kepulauan yang berjiwa pelaut (bahari) dengan peralatan berlayar yang sederhana menyerupai bahtera bercadik. Samudera dan lautan dengan demikian telah menyatu dengan penduduk maritim di Nusantara. Mereka kemudian menyebar ke seluruh daerah lautan Hindia dan Pasifik, Madagaskar di barat Afrika, Kepulauan Paskah di timur, Hawaii, dan Selandia Baru di selatan.
Gambar 1. Peta migrasi insan di seluruh dunia. (www.transpacificproject.com) |
Sebelum zaman es atau glasial, wilayah Indonesa kepingan barat masih bersatu dengan daratan Asia. Sedangkan wilayah Indonesia kepingan timur masih bersatu dengan daratan Australia. Kondisi geografis tersebut sangat kuat terhadap perkembangan jenis binatang dan flora yang tersebar di dua wilayah tersebut. Sejak naiknya air laut alasannya mencairnya bukit-bukit es di daerah kutub utara dan selatan bumi maka daerah timur Indonesia terpisah dari Australia dan daerah baratnya terpisah dari Asia. Bekas daratan yang menghubungi Indonesia Barat dengan Asia kemudian menjadi Paparan Sunda, sedangkan bekas daratan yang menghubungi Indonesia Timur dengan Asia menjadi Paparan Sahul. Dengan demikian, terbentuklah beberapa pulau besar dan puluhan pulau kecil yang dipisahkan oleh lautan dan selat baru. Kumpulan pulau-pulau inilah yang menjadi Kepulauan Indonesia. Perubahan geografis ini kemudian kuat besar terhadap persebaran insan purba di Indonesia. Pada kepingan ini, kalian akan mempelajari asal-usul masyarakat Indonesia, dari mana mereka tiba dan di mana saja mereka berdiam dan kemudian berkembang biak. Kalian akan mengetahui proses persebaran masyarakat (suku) awal yang di Kepulauan Nusantara.
C. Hubungan Kebudayaan Purbakala Di Vietnam Dan India Dengan Perkembangan Manusia Prasejarah Indonesia
D. Perkembangan Budaya Logam Di Indonesia
Para jago mempunyai pendapat masing-masing mengenai asal-mula bangsa Indonesia, menurut sudut pandang yang berbeda. Ada jago yang memeriksa asal-usul bangsa Indonesia dari persebaran bahasa, ada pula yang melihatnya dari persebaran peninggalan benda-benda logam dan fosil-fosil insan purbanya.
Kern beropini bahwa bahasa-bahasa yang dipakai di Kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia mempunyai akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan memakai bahasa Campa. Pendapat Kern didukung oleh Geldern yang menyatakan bahwa sejumlah artefak yang ditemukan di Indonesia mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia. Willem Smith juga melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa orang-orang Indonesia.
Hogen beropini tak jauh beda dari pendapat Moh. Ali, bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina. Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang beropini bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol. Ali mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara bergelombang. Sedangkan Brandes beropini bahwa suku-suku di Indonesia mempunyai persamaan bahasa dengan bangsa-bangsa yang bermukim di utara Pulau Formosa, sebelah barat Pulau Madagaskar; sebelah selatan, yaitu Jawa dan Bali; sebelah timur hingga tepi pantai barat Amerika.
Namun, Mohammad Yamin menyangkal bahwa orang Indonesia berasal dari luar kepulauan Indonesia. Menurut pandangannya, orang Indonesia yaitu orisinil berasal dari wilayah Indonesia sendiri.
Dari sejumlah pendapat di atas, pendapat yang paling masuk nalar dan banyak didukung oleh penemuan-penemuan yaitu pendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia yaitu orang-orang Melayu. Bangsa Melayu ini telah mendiami Indonesia kepingan barat dan Semenanjung Melayu (Malaysia) semenjak dulu. Para jago membagi dua bangsa Melayu ini: Proto Melayu atau Melayu Tua dan Deutro Melayu atau Melayu Muda. Gelombang Proto Melayu berlangsung dari 3.000-1.500 SM dan gelombang Deutro Melayu terjadi pada 1.500-500 SM.
Karena cikal-bakal masyarakat Indonesia berasal dari yaitu daerah Campa di Teluk Tonkin, Vietnam maka kebudayaan nenek-moyang Indonesia berkaiatan bersahabat dengan kebudayaan masyarakat asal, khususnya budaya logam. Dari Vietnam, terutama daerah Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, kebudayaan logam terutama perunggu, dibawa ke wilayah Indonesia melalui jalur darat dan jalur laut. Kebudayaan India pun kemudian berperan dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama dalam bidang sastra, ekonomi, dan politik.
Persebaran budaya logam, terutama perunggu, di Indonesia sanggup terlihat dari tempattempat ditemukannya alat pencetakan untuk menciptakan benda-benda perunggu menyerupai tembikar, nekara, alat-alat tajam untuk urusan dapur, bercocok tanam, dan berperang. Ditemukan pula benda-benda pelengkap menyerupai manik-manik dan gelang yang tertimbun di dalam kuburan kerikil sebagai bekal kubur. Lokasi-lokasi pencetakan tersebut tersebar di Jawa, Bali, Madura. Sementara itu, perkembangan tahap awal budaya logam di Indonesia tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Kepulauan Talaud dan Maluku Utara, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
D. Perkembangan Budaya Logam Di Indonesia
Para jago mempunyai pendapat masing-masing mengenai asal-mula bangsa Indonesia, menurut sudut pandang yang berbeda. Ada jago yang memeriksa asal-usul bangsa Indonesia dari persebaran bahasa, ada pula yang melihatnya dari persebaran peninggalan benda-benda logam dan fosil-fosil insan purbanya.
Kern beropini bahwa bahasa-bahasa yang dipakai di Kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia mempunyai akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan memakai bahasa Campa. Pendapat Kern didukung oleh Geldern yang menyatakan bahwa sejumlah artefak yang ditemukan di Indonesia mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia. Willem Smith juga melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa orang-orang Indonesia.
Hogen beropini tak jauh beda dari pendapat Moh. Ali, bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina. Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang beropini bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol. Ali mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara bergelombang. Sedangkan Brandes beropini bahwa suku-suku di Indonesia mempunyai persamaan bahasa dengan bangsa-bangsa yang bermukim di utara Pulau Formosa, sebelah barat Pulau Madagaskar; sebelah selatan, yaitu Jawa dan Bali; sebelah timur hingga tepi pantai barat Amerika.
Namun, Mohammad Yamin menyangkal bahwa orang Indonesia berasal dari luar kepulauan Indonesia. Menurut pandangannya, orang Indonesia yaitu orisinil berasal dari wilayah Indonesia sendiri.
Dari sejumlah pendapat di atas, pendapat yang paling masuk nalar dan banyak didukung oleh penemuan-penemuan yaitu pendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia yaitu orang-orang Melayu. Bangsa Melayu ini telah mendiami Indonesia kepingan barat dan Semenanjung Melayu (Malaysia) semenjak dulu. Para jago membagi dua bangsa Melayu ini: Proto Melayu atau Melayu Tua dan Deutro Melayu atau Melayu Muda. Gelombang Proto Melayu berlangsung dari 3.000-1.500 SM dan gelombang Deutro Melayu terjadi pada 1.500-500 SM.
Karena cikal-bakal masyarakat Indonesia berasal dari yaitu daerah Campa di Teluk Tonkin, Vietnam maka kebudayaan nenek-moyang Indonesia berkaiatan bersahabat dengan kebudayaan masyarakat asal, khususnya budaya logam. Dari Vietnam, terutama daerah Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, kebudayaan logam terutama perunggu, dibawa ke wilayah Indonesia melalui jalur darat dan jalur laut. Kebudayaan India pun kemudian berperan dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama dalam bidang sastra, ekonomi, dan politik.
Persebaran budaya logam, terutama perunggu, di Indonesia sanggup terlihat dari tempattempat ditemukannya alat pencetakan untuk menciptakan benda-benda perunggu menyerupai tembikar, nekara, alat-alat tajam untuk urusan dapur, bercocok tanam, dan berperang. Ditemukan pula benda-benda pelengkap menyerupai manik-manik dan gelang yang tertimbun di dalam kuburan kerikil sebagai bekal kubur. Lokasi-lokasi pencetakan tersebut tersebar di Jawa, Bali, Madura. Sementara itu, perkembangan tahap awal budaya logam di Indonesia tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Kepulauan Talaud dan Maluku Utara, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Anda kini sudah mengetahui Asal-Usul Dan Peta Persebaran Manusia Di Kepulauan Indonesia. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Hendrayana. 2009. Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.